KISAH  ALI BIN HUSAIN BIN ALI BIN ABU THALIB    

Ali bin Husain

 

KISAH  ALI BIN HUSAIN BIN ALI BIN ABU THALIB-Dalam artikel kali ini kami akan menuliskan kisah tentang seorang tabi’in yang Mashur pada zamannya hingga saat ini beliau bernama Ali bin Husain bin Ali bin abu Thalib ini lebih dikenal dengan nama Zainal Abidin, beliau adalah cucu Rasulullah صلى الله عليه وسلم   kisah ini bermanfaat bagi kita semua dan bisa kita jadikan teladan dalam kehidupan kita saat ini.

Sebelum kelahirannya

Pada tahun itu tamatlah riwayat imperium Persia. Yazdajurd, kisra terakhir Persia ,mati di pelarian ; sementara seluruh harta, prajurit,serta kerabat istana menjadi tawanan kaum muslimin semuanya diangkut ke madinah al-munawarah.

Kemenangan umat Islam berupa harta dan tawanan dalam jumlah besar. Ghanimah yang diraih dari kalangan terhormat yang belum pernah dilihat penduduk Madinah karena amat banyak dan begitu berharga.Diantara para tawanan tersebut ada tiga anak perempuan kisra Yazdajurd.

Orang-orang memperhatikan para tawanan,lantas beberapa waktu kemudian sebagian dari mereka membelinya, sedangkan bayaran nya dimasukkan ke Baitul Mal kaum muslimin.Hingga,tidak ada lagi yang tertinggal selain tiga putri kisra yang sangat jelita lagi masih belia.

Ketika ditawarkan untuk dijual , pandangan mereka tertunduk ke bumi merasa hina dan rendah. Air mata pun meleleh,menetes turun melewati dua pipi mereka.Ali bin Abu Thalib merasa iba melihat kondisi ini sekaligus berharap, semoga orang yang membeli para putri itu dapat menghargai martabat dan sanggup memelihara mereka dengan baik.

Sikap Ali tersebut didasarkan pada pengetahuannya bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم   pernah bersabda terkait hal ini : ” kasihanilah para bangsawan yang terhina. ”

Maka Ali mendekati Amirul mukminin Umar bin al- Khathab dan berkata: ” para putri kisra itu sebaiknya, tidak diperlakukan seperti tawanan yang lain.” Umar رضي الله عنه ,   sependapat : “kamu benar, tapi bagaimana caranya? ” Ali pun menyarankan : ” umumkan harga mereka setinggi mungkin , lalu berilah mereka kebesan untuk memilih orang yang bersedia untuk membayarnya.”

Saran Ali disetujui oleh,dan secepatnya dilaksanakan oleh Umar putri pertama memilih Abdullah bin Umar رضي الله عنهما  , putri kedua memilih Muhammad bin Abu Bakar رضي الله عنهما   ada pun putri yang ketiga yang dikenal dengan panggilan Syah zinan memilih Husain bin Ali bin Abu Thalib رضي الله عنهما  , cucu Rasulullah صلى الله عليه وسلم

Setelah menikah dengan Husain putri ketiga ini memeluk Islam dan bagus keislamannya.hingga dia beruntung dengan agama yang lurus , selain itu dia juga telah dimerdekakan dan dijadikan istri oleh Husain yang tadinya berstatus sebagai seorang budak. kemudian putri kisra yang ketiga ini Menganti namanya “Syah zinan” yang berarti ratunya para wanita menjadi “ghazalah.”

Beberapa waktu kemudian akhirnya Allah memuliakannya dengan menganugerahkan kepadanya seorang anak yang tampan.anak ini diberi nama Ali ,sama dengan nama kakeknya yaitu Ali bin Abu Thalib رضي الله عنه  ,  setelah melahirkan Ali bin Husain ghazalah wafat diakibatkan karena pendarahan terus menerus setelah melahirkan.

Ali bin Husain akhirnya dirawat oleh budak ibunya dan beliau tidak mengenal ibunya apalagi bertemu dengannya.

Kehidupan Ali bin Husain bin Abu Thalib

Nama lengkapnya adalah Ali bin Husain bin Abu Thalib .neneknya Fathimah az-zahra binti Rasulullah. Adakalanya beliau ini dipanggil Abu Husain, atau Abu Muhammad. Menginjak usia remaja , Ibnu Husain sangat tekun dan antusias menuntut ilmu.madrasah pertama beliau yaitu rumah sendiri. Rumah yang paling mulia dan gurunya pun ayahanda sendiri. Madrasah kedua adalah Masjid Nabawi asy-syarif, yang selalu ramai dikunjungi para sahabat generasi terakhir serta generasi pertama tabi’in.

Mereka begitu semangat mendidik para putra sahabat utama. Mengajari kitabullah,fiqih,maupun riwayat hadist nabi صلى الله عليه وسلم ,    juga menuturkan perjalanan dan perjuangan Rasulullah , bahkan mengulas keindahan syair-syair Arab. Mengisi hati murid-murid dengan kecintaan,takut, serta ketakwaan kepada Allah سبحانه وتعالى  _   alhasil ,siswa didik itu menjadi ulama yang mengamalkan ilmu yang diajarkan dan dipahami ,hingga memperoleh hidayah dan menerangi hidayah untuk orang lain.

Hanya saja, hati Ali bin Husain tidak terkait terhadap sesuatu melebihi keterpautan hatinya terhadap kitabullah. Tidak ada yang lebih dikagumi sekaligus ditakuti daripada kalimat-kalimat,juga semua janji dan ancaman yang disebutkan Allah didalam kitabnya.

Apabila ayat yang beliau baca menceritakan tentang surga ,beliau merasa seakan terbang karena kerinduan nya kepada surga dan jika ayat yang beliau baca menceritakan tentang neraka maka beliau seolah-olah merasakan panasnya api neraka.

Memasuki usia dewasa, beliau tumbuh menjadi pemuda yang kaya akan ilmu dan takwa.penduduk madinah melihat diri beliau sebagai seorang Bani Hasyim yang patut diteladani ibadah dan takwanya, terhormat,luas pengetahuan serta ilmunya,mencapai puncak ibadah dan takwanya.hingga tiap kali selesai berwudhu terlihat wajahnya pucat seperti orang ketakutan.ketika ditanya tentang hal itu, beliau menjawab : “celaka ! Tidaklah kalian tahu kepada siapa aku bermunajat?.

Melihat kepribadian beliau tersebut,kaumnya memberikan julukan kepada beliau ” ZBlm tahu beliau keknya zah dan blm ada di group mukhalafah tadi.nal Abidin ” ( hiasan para ahli ibadah ) ,yang justru lebih dikenal daripada nama aslinya.selain itu,karena bersujud sangat lama ,mereka menyebut beliau ” as-sajjad “. Lantas karena jiwanya yang bersih ,beliau dijuluki pula “az-zaki “.

Kisah pertemuan antara thawus bin kaisan dengan Ali bin Husain

Thawus bin kaisan pernah melihat Zainal Abidin berdiri dibawah naugan Ka’bah , sedang meratap penuh gelisah ,seakan sedang menghadapi bala bencana. Ali bin al-husain, menangis tersedu-sedu hingga menyayat hati orang yang mendengarnya. Disana dia berdoa, meminta perlindungan ,kepada yang maha memberi perlindungan.

Ketika thawus melihat Zainal Abidin seperti itu,dia berhenti dan menunggu tangis beliau berhenti.setelah selesai ,thawus berkata : ” wahai cucu Rasulullah,aku melihat Anda yang memiliki tiga keutamaan dalam keadaan demikian,padahal ketiganya bisa mengamankan anda dari rasa takut.”

Apakah itu wahai ,wahai thawus ? Tanya Zainal Abidin .

” Pertama , Anda keturunan Rasulullah ,” jelas thawus,” kedua, kelak anda diberi syafaat oleh kakek anda. Ketiga, Rahmat Allah tercurah bagi anda.”

Zainal Abidin menanggapi : wahai thawus, nasabku yang sampai kepada nabi tidak menjamin keamanan diriku. Karena aku mengetahui hakikat firman Allah Subhanahu Wata’ala:

فاذا نفخ فى الصور فلا أنساب بينهم يومئذ

“Artinya: Apabila sangkakala ditiup ,maka tidak ada lagi pertalian keluarga diantara mereka pada hari itu ( kiamat )”. (QS. Al-mukminun ( 23 ) : 101)

Adapun syafaat.  Allah سبحانه وتعالى, berfirman :

ولا يشفعون الا لمن ارضى

“Artinya: “Dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai ( Allah )”. ( QS. Al_anbiya’ ( 21 ) : 28 )

Sedangkan mengenai Rahmat Allah, lihatlah firman Allah Subhanahu Wata’ala :

ان رحمت الله قريب من المحسنين

Artinya: Sesungguhnya Rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik ‘ ( QS. Al_ a’raf’ ( 7 ) : 56)

Faedah dan hikmah dari kisah ini..

  1. Tanda orang yang ikhlas

Kisah beliau diantara hikmahnya mengingatkan kita akan pentingnya ibadah dengan khusyu dan tuma’ninah.

Mengingatkan kita akan pentingnya rajin membaca dan juga mentadaburi Al-Qur’an , memahami tafsirnya , mengamalkan dan mendakwahkan kandungannya. Ali Zainal Abidin gemar berdoa .baginya doa adalah ibadah. Diantara doa Ali Zainal Abidin ketika beradada di teras Ka’bah :

ساربيه عبدك بفنائك مسكينك بفنائك فقيرة بفنائك سائلك بفنائك

Artinya: Wahai rabb,hambamuyang kecil ini berada di rumah mu orang yang faqir membutuhkan mu di rumahmu ,pemohonmu berada di rumah mu”.

  1. Tawadhu merupakan sifat mulia

Ali Zainal Abidin, cucu Rasulullah صلى الله عليه وسلم ،    amat tawadhu dan tidak   sombong.kemulian nasab tidak membuat beliau sombong.beliau tidak merasa aman dari azab,bahkan beliau sering berdoa merengek dan menangis mohon ampunan kepada Allah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “barangsiapa yang lambat amalnya, maka kemuliaan nasabnya tidak bisa mempercepat nya ” (HR. Muslim)

  1. Kasihanilah para bangsawan yang terhina

Mengenai hadist ” kasihanilah para bangsawan yang terhina ” para ulama menegaskan bahwa derajatnya maudhu ‘ atau palsu.

Demikian penilaian imam Ibnul Jauzi ,imam Ibnul Qayyim, dan imam asy-syaukani رحمهم الله ,.  Imam asy-syakulani dan Ibnul Jauzi menyandarkan perkataan diatas kepada imam fudhail bin iyadh زحمه الله . Wallahu a’lam.

Maka jangan sampai kita sengaja berdusta atas nama nabi.kita juga harus berusaha untuk lebih teliti saat menyampaikan hadist lemah ( dha’if ) , apalagi yang palsu ( Maudhu’ ).

Inilah sepenggal kisah yang mengandung banyak hikmah yang bisa kita pelajari dan kita ambil untuk dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari yang telah jauh dari sifat – sifat yang mulia seperti yang dimiliki salah seorang tabi’in yang mulia, berakhlak baik dan berilmu.

Referensi :

Sumber materi : buku ” percikan hikmah dari kisah tabi’in

Penulis buku : Fariq Hasim anuz

Penerbit buku : pustaka imam Syafi’i

Diketik  ulang oleh : Hesti opita sari

Baca juga artikel:

Syama’il Mengenal Nabi Muhammad Shalallahu wa alaihi wassalam Lebih Dekat

Menggunakan Jimat Untuk Penglaris dan Mempercantik Diri

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.