Menghidupkan Kedokteran Syari’ah

menghidupkan kedokteran syariah

Ber obat pada dasarnya dianjurkan dalam agama islam, sebab ber obat termasuk upaya memelihara jiwa dan raga, dan ini termasuk salah satu tujuan syari’at islam ditegakkan …

Allah menghendaki sehat dan sakit bukan karena kedzaliman-Nya, melainan karena kebijaksanaan-Nya. Allah memerintahkan hambanya berusaha menjalani sebab-sebab yang mengantarkan kepada setiap kebaikan, dan itu merupakan keasempurnaan tawakal seorang hamba. Allah menimpakan rasa sakit yang berbeda-beda, dan tidak ada yang dapat menyembuhkannya kecuali Allah semata.

Sehat adalah nikmat yang sangat mahal, buktinya demi menjaga kesehatan atau memulihkan kesehatan, seseorang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya agar kesehatannya pulih kembali.

Anda mungkin sudah sering menemukan suatu ketika seseorang rela mengorbankan keimanan dan aqidahnya dengan mendatangi dukun atau praktik pengobatan alternatif yang berbau mistik agar penderitaan yang dideritanya hilang dari dirinya. Dan hal ini masih sudah menjadi hal yang biasa, terutama ditempat-tempat yang taraf pendidikan agama dan penerapan agamanya masih jauh. Diantaranya mereka yang masih tinggal di daerah-daerah terpencil, mereka masih mengandalkan paranormal yang ada disekitar mereka. Namun, hal seperti ini juga masih terjadi pada mereka yang tinggal diperkotaan, dengan alasan agar penderitaan mereka cepat berakhir. Selain itu setidaknya kita sering menemuidan menjumpai, seseorang mendatangi dokter atau semisalnya, lalu dia menggantungkan kesembuhannya kepada resep obat dari dokter tersebut, maka nilai tawakalnya kepada Allah telah ternodai.

Berobat pada dasarnya dianjurkan dalam agama islam, sebab berobat termasuk upaya memelihara jiwa dan raga, dan ini termasuk salah satu tujuan syari’at islam ditegakan, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist.

Dari Abu Darda’ berkata, “Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam bersabda :

اِنَّ اللّه اَنزَلَ اَلدّاَء َوالدَّوَاء َ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً وَلَاتَدَاوَوْا بِحَرَامٍ

Artinya :“ Sesungguhnya Allah menurunan penyakit beserta obatnya, dan dia jadikan setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kalian, tetapi jangan berobat dengan yang haram.” ( HR. Abu Dawud : 3874, dan dshohihkan oleh al-Albani dalam Shohih wa Dha’if al-jami’: 2643).

Agar suatu pengobatan manjur dan mendatangkan hasil, maka ada Dua Syarat Utama yang bisa mendatangkan kesembuhan.

Syarat Pertama : Pengobatan Yang Tepat

Agar obat yang anda gunakan benar-benar berguna dan manjur maka pengobatan anda harus tepat.

  • Tepat ketika mendiagnosis penyakit yang anda derita
  • Tepat memilih obat .
  • Tepat dalam dosis obat .
  • Tepat waktu penggunaan tepat dengan menghindari berbagai pantangan dan hal yang lain yang dapat menghambat kerja obat.

Bila anda melakukan kesalahan pada satu dari hal-hal tersebut maka sangat dimungkinkan pengobatan yang anda lakukan tidak aan mendatangkan hasil sebagaimana diharapkan.

Dalam hadist lain dijelaskan :

عن جابر عن رسول الله صلى الله عليه و سلم : أنه قال لكل داء دواء فإذا أصيب دواء الداء برأ بإذن الله عز و جل

Artinya :“ Dari sahabat jabir radhiyallaahu ‘anhu, dari Rasulullaah shallallaahu ‘ailaih wassalam beliau bersabda,” setiap penyakit ada obatnya, dan apabila telah dtemukan obatnya dengan tepat niscaya akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wajallaa” (HR.Muslim)

Dari hadits diatas Ibnul Qayyim rahimahullah mengomentari dengan berkata “ bahwa Nabi mengaitkan kesembuhan dengan ketepatan (kecocokan) obat dengan penyakit. Sebab, tidak ada makhlukpun melainkan memiliki lawannya. Dan setiap penyakit pasti memiliki obat penawarnya yang dengan itu penyakit tersebut bisa diobati. Dan Nabi shallallaahu ‘ailaih wassalam mengaitkan kesembuhan dengan ketepatan dalam pengobatan. Ketepatan ini merupakan hal yang lebih dari sekedar ada atau tidaknya obat bagi suatu penyakit, karena obat suatu penyakit bila melebihi kadar penyakit, baik pada metode penggunaan atau dosis yang semestinya, akan berubah menjadi penyait baru. Bila metode penggunaan atau dosisnya kurang dari yang semestiya, maka tidak akan mampu melawan penyakit, sehingga penyembuhannya pun tidak sempurna.

Syarat Kedua : izin Allah

Sebagai seorang muslim, anda pasti beriman kepada takdir Allah Ta’ala. Anda mempercayai bahwa segala sesuatu di dunia ini terjadi atas kehendak dan ketentuan dari Allah Ta’ala, sebagaimana yang Allah terangkan dalam Al-Qur’an:

إنَّا كُلَّ شَيئ ٍخَلَقْناهُ بِقَدَرٍ (٤٩)

Artinya :Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut taqdir dan ketentuan . (QS.Al-Qomar :49)

Kehendak dan ketentuan Allah itu mencakup segala sesuatu, tidak ter-kecuali penyakit dan kesembuhan yang menimpa manusia. Dahulu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasalam bila ada salah seorang dari anggota keluarganya yang menderita sakit, beliau mengusapnya dengan tangan kanannya, sambil berdo’a :

اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبْ البأسَ واشفِهِ وَاَنتَ الشَّافِيْ لَا شِفَاءً اِلَّا شَفاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغادِرُسَقَمًا

Artinya :“ Ya allah, rabb seluruh manusia, srnalah keluhan, sembuhkan dia sedangan engkaulah Dzat penyembuh, tiada kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada menyisakan penyakit.” (Mutafaqun ‘Alaihi).

Bila Allah telah menentukan suatu penyakit menimpa seorang hamba, atau apabila ajal telah datang maka berbagai upaya yang ditempuh manusia untuk menghidarinya tidak lagi berguna, dan khendak Allahlah yang pasti terjadi. Aqidah dan keyainan ini tidak boleh kita lupakan kapanpun kita berada, serta apapun profesi kita. Kaitannya dengan proses pengobatan setiap penyakit yang kita derita, maka dapat dirangkum dalam beberapa hal berikut:

  1. Hendaknya kita yakin, bahwa yang menciptakan penyakit adalah Allah dan yang menentukan bahwa penyakit tersebut menimpa kita adalah Allah. Kita tidak perlu berkeluh kesah, kita menerima semuanya dengan lapang dada. Percayalah bahwa di balik penyakit tersebut, tersimpan beribu-ribu hikmah. Dengan cara ini apapun yang kita alami akan mendatangkan kebaikan bagi kita baik di dunia dan akhirat.

  2. Hal selanjutnya yang hendaknya kita lakukan ialah memohon kesembuhan kepada Allah, menumbuhkan keimanan dan keyakinan bahwa hanya Allah lah yang dapat menyembuhkan penyakit kita. Terkadang kita sering melupakan hal ini. Bahkan sering kali do’a menjadi upaya terakhir yang kita lakukan dalam upaya penyembuhan, atau hanya kita lakukan bila tenaga medis telah kesulitan, atau kita telah mengeluarkan banyak biaya sehingga rasa putus asa telah menyelimuti sanubari dan mungkin juga dengan penuh keraguan kita berdo’a dan memohon kesembuhan kepada Allah, sambil berkata, “siapa tahu do’a kita dikabulkan.” Subhanallaah dengan tenaga medis kita optimis, akan tetapi dengan kekuasaan Allah kita ragu, sehingga kita berkata “Siapa tahu do’a kita dikabulkan”, dan ini merupakan sebuah kesalahan yang seharusnya kita hindari .

Adapun Macam-Macam Pengobatan Nabi

Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasalam . Beliau telah menunjukan kepada umatnya berbagai macam pengobatan dan cara-caranya. Beliau tidak berbicara dengan hawa nafsu, tetapi Allah membimbingnya dengan wahyu-Nya.

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

Artinya : “Dan tidaklah yang diucapkan nya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya (hawa nafsu). Tidak lain Al-Qur’an itu adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.”(QS.An-Najm:3-4)

Ada beberapa pengobatan yang beliau lakukan dan anjurkan, diantaranya :

  1. Pengobatan dengan bahan-bahan yang bermanfaat, seperti
  • Habbatussauda’ (jintan hitam). Terdapat keterangan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam bahwa habbatussauda’ adalah obat bagi semu macam penyakit kecuali kematian (HR.al-Bukhari: 5687) dan Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam memerintah umatnya untuk berobat dengannya (HR.Al-Bukhari :5688 dan Muslim 1735).
  • Kurma ajwah

Sebagaimana sabdanya, “Barang siapa makan tujuh butir kurma ajwah dipagi hari, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya.”(HR.al-Bukhari :5445 dan Muslim: 4702).

  • Madu

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون

Artinya :Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)”. Dai perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusa . sungguh pada yang demian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah ) bagi borang yang berfikir.” (QS.An-Nahl: 68-69)

  • Susu sapi

Seperti sabda Nabi “Berobatlah dengan susu sapi , sesungguhnya aku berharap supaya Allah menjadikannya sebaga obat, karena (sapi) makan setiap dedaunan.”(HR.ath-Thabrani)

  • Jamur (cendawan)

Sebagaimana sabdanya rasulullaah, “Jamur termasuk anugerah, dan airnya sebagai obat mata.”(HR.al-Bukhari : 5708).

  1. Pengobatan dengancara Bekam (Hijamah), yaitu mengeluarkan darah kotor dari bawah kulit dengan suatu alat penghisap. Diantara hadits yang menerangkan bekam, sebagaimana sabda beliau :

اَنَّ اَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الحِجَامَةُ

Artinya :sesungguhnya yang paling bagus dari cara berobat alian adalah bekam”

(HR.Bukhari: 5263)

  1. Pengobatan dengan Rukyah Syar’iyyah, yaitu denagn membaa ayat-ayat Al-Qur’an, atau berdo’a dengan do’a yang diajarkan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam , untuk mengharap kesembuhan dari Allah semata, atau menjaga diri dari sakit fisik dan jiwa.

 

Referensi Kitab :

  1. Al-Qur’anul Kariim
  2. Sehat dengan pengobatan Syar’i, Majalah Al-Furqan , Gresik – Jawa timur, Edisi 08,thn ke-10, 1432 H
  3. Panduan Lengkap dan praktis Adab dan Akhla Islami, Majid Sa’ud al-Ausyan,Jakarta, Darul Haq (LH,AR-2) serial buku DH ke-267,cetakan ke-1 rabiuts tshani 1435 H.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.