Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

REMAJA MUSLIM PANDAI BERGAUL

remaja muslim pandai bergaul

REMAJA MUSLIM PANDAI BERGAUL  – Segala puji hanya milik Allah yang telah membagi karunia rezeki kepada seluruh hambanya secara adil dan rata. Shalawat dan salam semoga tetap ter limpah kepada nabi muhammad dan keluarganya, sahabat dan para pengikut sunnah nya hingga akhir zaman.

Memilih Lingkungan Bersih

kebutuhan manusia akan lingkungan hidup yang bersih dan rapi, seperti kebutuhan tanaman tanah yang subur. Bilamana tanahnya subur, udaranya segar, suhu dan airnya. Memadai, maka tanaman akan tumbuh subur dan menghasilkan buah sesuai yang di harapkan. Namun bila tanahnya tandus, suhunya tidak cocok, cahaya dan airnya kurang tanaman tersebut tidak akan tumbuh dengan baik dan tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bahkan tanaman itu bisa menjadi gersang dan mati kekeringan, Allah membuat gambaran indah dalam firman nya,

وَٱلبَلَدُ ٱلطَّيِّبُ يَخرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذنِ رَبِّهِۦۖ وَٱلَّذِي خَبُثَ لَا يَخرُجُ إِلَّا نَكِداۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ ٱلأٓيَٰتِ لِقَوم يَشكُرُونَ

Artinya: “(Dan tanah yang baik) yang subur tanahnya (tanaman-tanamannya tumbuh subur) tumbuh dengan baik (dengan seizin Tuhannya) hal ini merupakan perumpamaan bagi orang mukmin yang mau mendengar petuah/nasihat kemudian ia mengambil manfaat dari nasihat itu (dan tanah yang tidak subur) jelek tanahnya (tidaklah mengeluarkan) tanamannya (kecuali tumbuh merana) sulit dan susah tumbuhnya. Hal ini merupakan perumpamaan bagi orang yang kafir. (Demikianlah) seperti apa yang telah Kami jelaskan (Kami menjelaskan) menerangkan (ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang bersyukur) terhadap Allah, kemudian mereka mau beriman kepada-Nya”. (QS. Al-A’rof: 58)

Remaja muslim yang berhati-hati dalam bergaul dan membekali diri dengan ilmu yang syar’i, amal, akhlak, karena Allah.

Faktor utama yang menyebabkan penyimpanan antara lain, teman yang buruk, lingkungan (baik lingkungan rumah ataupun sekolah yang rusak), radio, televisi, telepon, traveling, gaya hidup, pemikiran, dan budaya asing yang rusak. Dan semua itu berawal dari kebodohan mereka terhadap islam. Lingkungan yang buruk menjadi faktor terbanyak terjadinya berbagai macam dekadensi moral. Bukankah orang yang telah membunuh 99 orang hingga akhirnya lengkap 100 orang, disarankan oleh seorang tokoh agama yang alim agar meninggalkan lingkungan yang buruk ke lingkungan yang di huni orang-orang saleh. Demikian itu menujukkan bahwa lingkungan menjadi faktor pemicu munculnya berbagai macam penyimpangan akidah dan dekadensi moral.

Mencari Teman Gaul Yang Baik

carilah teman bergaul yang baik karena teman yang baik akan memberi pengaruh buruk, sedangkan teman yang buruk akan memberi pengaruh buruk, Rasulullah membuat perumpamaan yang sangat indah bagi teman yang baik dan teman yang buruk. Dan sudah menjadi ketetapan sunnah tullah bahwa seorang hamba akan bergaul dan berkumpul dengan orang yang sama dalam ideologi, kecondongan, pemikiran, akhlak, watak, dan tabiat.

Apa bila seorang anak diarahkan untuk mencintai Allah dan Rasul nya maka ia akan bersama Allah dan Rasul nya, siapa yang mencintai orang shaleh maka ia akan bersamanya. Dan bila mereka mencintai pemain sepak bola, seniman, penyanyi atau orang fasik, atau orang kafir maka ia akan bersama mereka, karena mereka akan berusaha untuk menyesuaikan dengan idolah nya dalam sifat dan karakternya.

Bagaimana Anak Soleh Bergaul

Mengapa harus bergaul dengan orang soleh:

Pertama: Bersahabatlah dengan orang soleh tidak akan rugi karena termasuk kebaikan yang berpahala besar. Dan kebajikan bisa menghapus keburukan. Bersahabatlah dengan orang saleh akan tumbuh sayang dan cinta karena Allah, dan termasuk tujuh golongan yang di berikan naungan Allah, yang suatu hari nanti tiada naungan selain naungannya.

Kedua: Mencintai orang-orang saleh menyebabkan seorang bersama mereka dan berusaha untuk menyerupai berikutnya walaupun tidak bisa menyamai amal soleh mereka, minimal ia melihat bagaimana orang saleh beramal sehingga bisa mengugah hati nuraninya untuk mau menjadi yang lebih baik dari pada melihat orang yang sedang bermaksiat dan tertarik untuk mengikutinya.

Ketiga: Manusia di hadapan kebaikan dan keburukan ada tiga golongan:

  1. Golongan yang mengekang dirinya dengan takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan, maka ia menjadi manusia terbaik.
  2. Golongan yang berbuat maksiat dalam kadaan takut dan menyesal. Ia merasa bahwa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu saat ia mampu berpisah dengan kemaksiatan tersebut.
  3. Golongan yang mencari peluang maksiat, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan peluang tersebut.

Meskipun bukan termasuk golongan yang pertama harus berharap kepada Allah semoga Allah memasukkannya kedalam golongan tersebut. Dan menjadi golongan kedua masih lebih baik dan lebih suci dari pada golongan ketiga.

Keempat: Penyesalan dan kepedihan terhadap kemaksiatan hanya dapat di peroleh karena bersahabat dengan orang baik. Tatkala berpisah dengan mereka, penyesalan mulai menurun dan celaan terhadap kesalahan berkurang, dan berpindah keadaan yang lebih buruk. Bersahabat dengan orang yang saleh akan bisa merasakan pahitnya kemaksiatan dan menjadi motivator untuk bertobat. Meskipun belum bisa bertobat, orang yang berbuat maksiat dengan penyesalan lebih baik dari pada orang yang berbuat maksiat dalam keadaan tertawa.

Kelima: Berakibat apa bila berpisah dengan orang saleh?  Apakah dengan menjahui orang saleh akan terbebas dari maksiat?  Ataukah maksiat akan semakin parah?  Sementara orang hidup harus bergaul. Jika meninggalkan orang soleh, maka akan bersahabat dengan ahli maksiat yang lebih parah kemaksiatan nya. Sehingga lambat laun akan meremehkan kemaksiatan dan tidak akan mendengar lagi nasihat orang saleh.

Harus Bergaul Dengan Orang Saleh

Bersahabatlah dengan orang saleh, karena engkau lebih butuh kepada mereka. Cintai dan tetaplah bersahabat dengan mereka meskipun engkau belum bisa meninggalkan maksiat, karena demikian itu lebih baik bagimu dari pada engkau berpisah dengan mereka dan tetap melakukan kemaksiatan. Karena tanda tobat ada tiga diantaranya senantiasa menangisi dosa-dosa yang telah lalu, takut terjerumus kedalam maksiat dan meninggalkan teman-teman buruk serta bergaul dengan orang soleh. Pada akhirnya tumbuh perasaan saling mencintai secara tulus karena Allah, sehingga meraih doa para malaikat.

Manfaat Bergaul Dengan Orang Saleh

interaksi sosial, yang dibangun diatas kemaksiatan, maka para pelakunya sama-sama akan mendapatkan dosa dan murka dari Allah. Dan bila dibangun diatas dasar keduniaan belaka, para pelakunya tidak mendapatkan kecuali keuntungan semu. Namun, jika ikatan tersebut dibangun diatas kecintaan dan ketaatan kepada Allah, yang demikian itu merupakan suatu yang mulia dan pelakunya mendapatkan kecintaan, keridhaan dan pahala yang melimpah dari Allah:

Pertama: Manfaat di dunia

seseorang yang bergaul dengan orang saleh atas dasar cinta ke kuasa Allah dan mengharapkan ridho nya, dia akan mendapatkan keutamaan yang besar di dunia, yang diantaranya

  • Mendapatkan cinta Allah

Diantara keutamaan bergaul dengan orang saleh adalah mendapatkan cinta Allah. Jikalau kamu mencintai seorang karena Allah, maka sebenarnya yang kamu cintai adalah Allah, dan setiap kali kamu membayangkan orang yang kamu cintai, kamu akan teringat kekasih yang hakiki, sehingga kamu mencintainya, sekaligus bertambah pula kecintaan mu kepada Allah.

  • Mendapatkan Manisnya Iman

Seorang hamba akan menikmati lezatnya iman dan merasakan puncak kebahagiaan dalam hidupnya jika mengikuti semua aturan puncak yang telah di tetapkan Allah dan Rasul nya. Sehingga mencintai mereka akan menghadirkan manisnya iman, maka cintailah para pencinta di era generasi terbaik umat ini, karena mereka senantiasa berkhalwat dengan Allah saat sebagian besar mata terpejam, dan mereka selalu menyendiri dalam kesunyian malam. Mereka pun senantiasa menangis di ujung malam dalam rukuk dan sujud panjangnya. Mereka semakin merasakan kurangnya rasa cinta yang dimiliki, akhirnya akan berusaha terus menambah dan kerinduan mereka hanya satu, yaitu dapat melihat wajah Allah yang maha mulia di surganya.

  • Meraih Kemuliaan Dan Kecintaan Besar Dari Allah

jika seorang hamba bersahabat dengan tulus karena Allah maka ia akan meraih kemuliaan dan cinta terbesar dari Allah maka ia akan meraih kemuliaan dan cinta terbesar dari Allah, dimana hal itu akan diraih oleh orang yang paling besar kecintaan nya kepada saudaranya.

Cinta mengharuskan jihad, karena pecinta akan mencintai apa saja yang di cintai kekasihnya, membenci apa saja yang di benci kekasihnya, berkasih sayang sama orang yang disayang oleh kekasihnya, memusuhi orang yang menjadi musuh kekasihnya, dan bersuka cita bersama suka cita kekasihnya dan berduka cita bersama duka cita kekasihnya, serta memerintahkan apa yang menjadi perintah kekasihnya dan melarang apa yang menjadi larangan kekasihnya. Dia selalu sesuai dengan kekasihnya dalam semua hal.

  • Mendapat Kebaikan Yang Tak Terhingga

Ketika seseorang bergaul dengan orang soleh, ia akan menyaksikan ketulusan hati, kebaikan, kejujuran dalam bermuamalah, bantuan dam motivasi untuk mendengarkan nasihat agama dan ia akan menuntunnya untuk sama-sama beramal saleh sepertinya, apalagi bergaul dengan ulama, selain akan mendapat kebaikan, maka ia akan senantiasa meneguk madunya ilmu, bimbingan dan panutan dalam segala kebaikan.

Alangkah beruntungan nya mereka yang menghabiskan masa hidupnya dibawah bimbingan ulama, di samping jauh dari kebodohan, terbebas dari syubhat atau syawat, dan ia akan selalu mendahulukan kepentingan saudaranya dari pada diri dan keluarganya, senantiasa menghargai Nabi dan para sahabatnya.

Kedua: Manfaat di akhirat

Seorang muslim yang membangun persahabatan dengan orang saleh karena Allah, maka meraih keutamaan di akhirat di sebabkan cintanya kepada ketaatan dan kebaikan. Adapun keutamaan berteman dengan orang saleh di akhirat antara lain:

  • Mendapat Naungan Allah

Sungguh bahagia orang-orang yang berteman dengan hamba Allah yang saleh, tatkala matahari hanya beberapa mil di atas kepala, sedangkan manusia dalam keadaan telanjang, tak beralas kaki dan berdesak-desakan, tidak ada tempat untuk berteduh, namun orang-orang yang saling mencintai karena Allah berada di naungannya. Apabila pohon cinta dalam hati di sirami dengan mata air keikhlasan dan dipagari dengan benteng mutaba’ah kepada sang kekasih, muhammad, maka akhirnya menghasilkan buah dan bijian sangat segar yang siap memberi pasokan makanan dengan seizin rabbnya, sementara akarnya mereka dalam hati dan daun-daunnya menjulang tinggi hingga Sidratul Muntaha.

  • Meraih Derajat Yang Dirindukan Para Nabi

Setiap hati seorang muslim akan berusaha mencintai Allah dan mencintai apapun karenanya, sehingga bila ia mencintai saudaranya sebenarnya hanya Allah yang di cintainya. Maka akhirnya orang yang mencintai karna Allah akan meraih derajat mulia yang di rindukan para rasul sebagaimana yang telah di tegaskan oleh Rasulullah.

  • Berkumpul Bersama Mereka Walau Tidak Beramal Seperti Mereka

Cinta karena Allah dan benci karena Allah merupakan tali keimanan yang paling kuat, dan seseorang itu bersama orang yang ia cintai pada hari kiamat. Sungguh keadaan telah berubah. Pada umumnya kecintaan dan kebencian seseorang kepada orang lain semata mata didasari nilai keduniaan dan keuntungan sesaat. Seseorang yang memiliki nilai keduniaan, maka ia di cintai walaupun ia adalah musuh Allah dan Rasulnya, sebaiknya seseorang yang tidak memiliki nilai keduniaan dan materi, ia di benci meskipun kekasih Allah dan Rasulnya, padahal harta dan materi merupakan nilai yang paling rendah, sempit dan hina.

Ketika seseorang mencintai sekelompok kaum seharusnya mengikuti jejaknya, karena anda tidak bisa bertemu dengan orang saleh hingga engkau mengikuti jejaknya, mengambil petunjuknya, meneladani sunnah nya, bahkan pagi maupun sore anda senantiasa berada di atas manhaj nya berusaha bersungguh-sungguh untuk menjadi bagiannya berusaha serius meniti jalan hidupnya, mencontoh cara beragamnya meskipun anda kurang cakap dan pratik nya. Karena intinya bagaimana nasib kaum yahudi dan nasrani serta ahli bid’ah yang celaka yang telah mengklaim telah mencintai nabi mereka sedangkan kondisi mereka sangat jauh dari para nabi mereka karena mereka selalu menyelisihi dalam ucapan dan tindakan, serta menempuh cara beragam mereka sehingga mereka masuk neraka.

  • Mendapatkan Tempat Yang Tinggi Di Surga

Dalam islam, cinta bukan suatu orang san yang rumit atau harapan yang mustahil di wujudkan, akan tetapi cinta memiliki keindahan dan keagungan yang jelas, sehingga orang tidak akan tersesat karenanya jika berpegang teguh pada rambu-rambu yang telah di tetapkan sang maha pencipta. Islam telah membuat aturan, kepada siapa perasaan luhur dan mulia itu harus di berikan.

Diantara tanda cinta adalah adanya kecondogan kepada sang kekasih, mengutamakan dalam segala hal, selalu berusaha tidak menyelisihin nya, menganggap besar kesalahan yang kecil dan menganggap kecil kebaikan yang besar, serta selalu berusaha menaatinya.

  • Bergaul Dengan Orang Jahat

Pelaku maksiat adalah makluk yang tidak mempunyai rasa malu dan kasih sayang. Ia akan menerkam siapa saja yang mendekatinya. Ia makhluk yang harus di curigai karena sangat membahayakan, bahkan lebih berbahaya dari singa betina yang sedang kelaparan. Singa hanya menerkam hewan dan manusia yang yang ada di, dekatnya, sementara pecandu keburukan akan menyeret siapa saja yang ada di dekatnya kepada kenistaan, kerusakan moral, kerusakan badan, dan akhirat mendapat siksa yang sangat dahsyat.

Islam memberi bimbingan kepada kita bagaimana seharusnya bersikap kepada mereka, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَإِذَا رَأَيتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِيٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعرِض عَنهُم حَتَّىٰ يَخُوضُواْ فِي حَدِيثٍ غَيرِهِۦۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيطَٰنُ فَلَا تَقعُد بَعدَ ٱلذِّكرَىٰ مَعَ ٱلقَومِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: “(Dan apabila melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami) yakni Alquran dengan cemoohan (maka tinggalkanlah mereka) janganlah kamu bergaul dengan mereka (sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika) Lafal immaa berasal dari in syarthiah yang diidghamkan ke dalam maa zaidah (menjadikan kamu lupa) dengan dibaca yunsiyannaka atau yunassiyannaka (godaan setan) kemudian engkau duduk bersama mereka (maka janganlah kamu duduk sesudah teringat) artinya sesudah engkau teringat akan larangan itu (bersama orang-orang yang lalim itu) ungkapan ini mengandung peletakan isim zahir pada posisi isim mudhmar. Dan orang-orang muslim mengatakan, “Jika kami berdiri sewaktu mereka mulai memperolok-olokkan ayat-ayat Allah, maka kami tidak bisa lagi duduk di mesjid dan melakukan tawaf di dalamnya,” lalu turunlah ayat berikut ini”. (QS. Al-An’am: 68)

Orang zalim dalam ayat ini adalah mereka yang mempermainkan dan mendustakan ayat-ayat Allah. Mereka yang mengejek al-Quran, mereka mendustakan al-Quran dengan lisan dan perbuatan, tidak mengamalkan al-Quran dan melanggar segala perintahnya. Allah melarang keras kita berteman dengan mereka. Cenderung kepada orang yang zalim maksudnya, bergaul dengan mereka dan merestui perbuatan mereka. Tetapi jika bergaul dengan mereka tanpa merestui perbuatannya, bahkan dengan maksud agar mereka kembali kepada kebenaran, demikian itu di bolehkan.

Bahaya Bergaul Dengan Orang Jahat

Pada zaman sekarang, pergaulan kerap sudah tidak mengindahkan etika dan norma lagi. Bahkan, ikatan agama tidak menjadi pertimbangan, sehingga pergaulan menodai kemurnian akidah dan merobek keutuhan moral yang akhirnya menimbulkan dampak pada kehidupan kita di dunia maupun akhirat.

Pertama: Dampak Buruk Di Dunia

Resiko bergaul dengan orang jahat sangat banyak antara lain:

  • Allah Akan Bercerai Beraikan Mereka

Islam mengajurkan kepada umatnya agar memperkuat persaudaraan, memperkokoh ikatan cinta karena Allah, dan melarang mereka untuk saling memboikot. Dan tidak bisa memisahkan antara dua orang yang saling mencintai dengan sejati karna Allah kecuali karna dosa yang di perbuat oleh salah satunya. Para pelaku kemaksiatan dan kesesatan senantiasa bercerai-berai, karena penyimpanan yang mereka lalukan, maka Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

بَأۡسُهُم بَينَهُم شَدِيدۚ  تَحسَبُهُم جَمِيعا وَقُلُوبُهُم شَتَّىٰۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُم قَوم لَّا يَعقِلُونَ

Artinya: “(Permusuhan) peperangan (di antara sesama mereka sangat hebat. Kalian kira mereka itu bersatu sedangkan hati mereka berpecah belah) berbeda-beda, bertentangan dengan apa yang diduga. (Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti)”. (QS. Al-Hasyr:  14)

  • Mereka Hidup Sengsara Dan Jauh Dari Rasa Kasih Sayang.

baik kepada diri sendiri, ataupun kepada orang lain. Mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan kemasiatan dan tidak mau rusak sendirian dengan mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya. Kasih sayangnya telah tercabut dari hatinya sehingga satu sama lain saling menyengsarakan. Mereka seperti iblis yang tidak mau sesat sendirian sehingga mencari teman dan balatentaran nya.

  • Allah Akan Melaknat nya

Diantara hukuman bagi orang bergaul dengan orang zalim atau orang jahat adalah mendapatkan kutukan dari Allah atas kemaksiatan yang dilakukan oleh temennya meskipun ia tidak berbuat. Ketika seseorang bergaul dengan pelaku kemaksiatan, walaupun pada awalnya ia gigih mengingkari kemaksiatan temannya, tapi lambat laun kegigihan itu akan pudar, lalu mengangap remeh kemaksiatan. Bahkan ia akan terjerumus dan bergabung bersama dalam kenistaan dan puncaknya ia dilaknat Allah bersama dengan orang-oeang yang di laknat Allah.

  • Senantiasa Mendapat Dosa

Seseorang yang bergaul dengan orang yang jelek, maka setiap saat ia akan melihat kejelekan teman nya yang di lalukan di hadapan nya, kalau ia masih mau menegurnya ataupun membenci kemaksiatan tersebut, maka berati keimanan masih bersemi dalam jiwanya. Namun andaikata sebaliknya, dan inilah yang sering terjadi, ia malah terdiam diri meridhai nya, apalagi sama-sama melakukannya, maka tiap saat selalu menumpuk lumpur dosa dan kemaksiatan dan mendapatkan murka yang terus menerus.

Orang yang tidak menyaksikan kemaksiatan yang sedang dilakukan, tapi ia merestui, maka ia mendapatkan dosanya. Maka bagaimanakah pendapatmu bila dosa tersebut senantiasa dikerjakan di hadapan mu dan pelakunya adalah teman sendiri? Maka pasti akan lebih banyak mempengaruhi jiwa dan lebih berat untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, apalagi kalok sama-sama menyenanginya.

Kedua: Dampak Buruk di Akhirat

Sungguh malang kehidupan orang yang menjadikan penentang Allah dan Rasulnya sebagai teman setia. Selain rugi di dunia, ia pun harus menanggung kehinaan di akhirat.

  • Persahabatan Berubah Menjadi Permusuhan Pada Hari Kiamat.

Sesungguhnya cinta tidak karena Allah dan tidak didasari oleh ketaatan kepadanya, maka akan berubah menjadi permusuhan di hari kiamat, sebagai azab yang setimpal bagi para pelakunya. Setiap muslim akan berbantah-bantahan dengan orang kafir, pemimpin dengan rakyatnya, muslim dengan sesama muslim yang lainnya, tetangganya, istri dengan suami, dan anaknya serta orang tua bahkan jasad pun akan saling berbantahan dengan ruh nya, tidak ada yang sudi membela seseorang melainkan dirinya sendiri.

  • Bersama-sama Dengan Sahabatnya Dalam Siksan Dan Murka

Ketika seseorang bergaul dan berteman dengan orang rusak, maka Allah menyatuhkan hati mereka di dunia dalam kemaksiatan, kemudian nanti di akhirat pun disatukan Allah dalam siksakan yang sangat dahsyat, Allah berfirman tenang orang yang tidak mau berhijrah ke madinah bersama Rasulullah dan para sahabat,

إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَفَّىٰهُمُ ٱلمَلَٰئِكَةُ ظَالِمِيٓ أَنفُسِهِم قَالُواْ فِيمَ كُنتُمۡۖ  قَالُواْ كُنَّا مُستَضعَفِينَ فِي ٱلأَرضِۚ قَالُوٓاْ أَلَم تَكُن أَرضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَة فَتُهَاجِرُواْ فِيهَاۚ فَأُوْلَٰئِكَ مَأۡوَىهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَسَآءَت مَصِيرًا

Artinya: “(Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri) maksudnya orang-orang yang tinggal bersama orang kafir di Mekah dan tidak hendak hijrah (malaikat bertanya) kepada mereka sambil mencela (“Kenapa kamu ini?” artinya bagaimana sebenarnya pendirianmu terhadap agamamu ini? (Ujar mereka) mengajukan alasan (“Kami ini orang-orang yang ditindas) artinya lemah sehingga tidak mampu menegakkan agama (di muka bumi”) artinya di negeri Mekah (Kata mereka) pula sambil mencela (“Bukankah bumi Allah luas hingga kamu dapat berhijrah padanya?”) yakni dari bumi kaum kafir ke negeri lain sebagaimana dilakukan orang lain? Firman Allah (“Mereka itu, tempat mereka ialah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali).”

(QS. An-Nisa’: 97).

Ayat ini berkenaan dengan sebagai orang mekah yang masuk agama islam dan menyembunyikan keislamannya. Tatkala Allah memerintahkan Rasul dan para sahabat berhijrah ke madinah, sebagian mereka ada yang tidak mengindahkannya, bahkan lebih memilih tetap di mekah bergabung dengan orang musyrik, karena beberapa pertimbangan. Maka tatkala meletus perang badar, mereka dipaksa oleh orang kafir untuk keluar bergabung dengan mereka, mempersiapkan anak panah untuk menyerang kaum muslimin. Maka berkenaan dengan hal tersebut ayat ini turun, lalu Rasulullah menulis hal tersebut kepada mereka agar cepat-cepat bergabung dengan kaum muslimin dan tidak memberi uzur bagi mereka.

  • Penyesalan Selama-lamanya.

Tidak diragukan lagi bahwa ketika seseorang bergaul dengan orang-orang jahat akan merugikan dirinya, keluarganya dan masyarakat di sekitarnya. Ia akan menuai penyelesaian yang panjang di dunia sampai akhirat kelak.

 

REFERENSI:

Diringkas dari buku: Golden Ways Anak Sholeh

Penulis: Zainal Abidin bin Syamsuddin

Diringkas Oleh: Lia Maulana (Pengajar ponpes darul Qur’an Wal-Hadits

 

BACA JUGA:

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.