Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Letak Geografis Arab Dan Kondisi Penduduknya

letak geografis arab

Letak Geografis Arab Dan Kondisi Penduduknya  – Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semua yang kenikmatannya tanpa terhitung.Kemudian sholawat dan salam kepada rosulullah shallahualaihi wa sallam yang telah membawa kita semua yaitu  umat Islam dari kegelapan menuju terang benderang. Maka dari itu kita tak akan melupakan perjuangan beliau yang sangat dahsyat demi umatnya salah satu caranya yaitu dengan bersholawat kepada beliau.

Dan menyangkut pembahasan ini yaitu letak geografis arab dan kondisinya maka akan membahas perbandingan kondisi yang ada sebelum risalah ini dan apa yang terjadi setelah ia datang.

Letak Geografis Jazirah Arab

Menurut bahasa, kata Arab berarti padang pasir; tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya.

Secara geografis, Jazirah Arab dibatasi oleh Laut Merah dan Gurun Sinai di sebelah barat, Teluk Arabb dan sebagian besar negeri Iraq Selatan di sebelah timur, Laut Arab yang bersambung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan, dan negeri Syam dan sebagian kecil dari negara Iraq di sebelah utara.

Jazirah Arab memiliki peranan yang sangat besar karena kondisi alam dan letak geografisnya. Sedangkan dilihat dai kondisi internalnya, Jazirah Arab hanya dikelilingi gurun dan pasir di segala sudutnya. Karena kondisi seperti inilah yang membuat Jazirah Arab seperti benteng pertahanan yang kokoh, yang tidak memperkenankan bangsa asing untuk menjajah, mencamplok, dan menguasai Arab.

Hubungannya dengan dunia luar, Jazirah Arab terletak di benua yang sudah dikenal dahulu kala, yang mempertautkan daratan dan lautan. Sebelah barat laut merupakan pintu masuk ke Benua Afrika, sebelah timur laut merupakan kunci untuk masuk ke Benua Eropa dan sebelah timur merupakan pintu masuk bagi bangsa-bangsa non-Arab, Timur Tengah dan Timur Dekat, terus membentang ke India dan Cina. Setiap benua mempertemukan lautnya dengan Jazirah Arab dan setiap kapal laut yang berlayar pasti akan bersandar di pinggiran wilayahnya.

Karena letak geografisnya seperti itu, sebelah utara dan selatan Jazirah Arab menjadi tempat berlabuh berbagai bangsa untuk saling tukar-menukar perniagaan, peradaban, agama, dan seni.

Bangsa Arab

Merujuk kepada silsilah keturunan dan asal usulnya, para sejarawan membagi bangsa Arab menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Arab Ba’idah

Arab Ba’idah merupakan kaum-kaum Arab terdahu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan komplit, seperti Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Imlaq, Umain, Jurhum, Hadhur, Wabar, Abil, Jasim, Hadramaut, dan lainnya.

  1. Arab Aribah

Arab Aribah merupakan bangsa Arab yang berasal dari keturunan Yasyjub bin Ya’rub bin Qhathan. Sukubangsa Arab ini dikenal dengan sebutan Arab Qahthaniyah.

  1. Arab Musta’ribah

Arab Musta’ribah merupakan kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail, yang disebut juga Arab Adnaniyyah.

Arab Aribah adalah bangsa Qhatan.Tempat asal-usulnya adalah negeri Yaman, lalu bekembang menjadi beberapa kabilah dan suku.Yang masyhut yaitu kabilah Himyar dan kabilah Kahlan.

Suku-suku Kahlan banyak yang hijrah meninggalkan Yaman, lalu menyebar ke berbagai penjuru Jazirah Arab menjelang terjadinya banjir besar saat mereka mengalami kegagalan dalam perdagangan.Hal ini sebagai akibat dari tekanan bangsa romawi dan tindakan mereka menguasai jalur perdagangan laut dan setelah mereka menghancurkan jalur darat serta berhasil menguasai Mesir dan Syam.

Tidak aneh bila itu terjadi sebagai akibat dari persaingan antara suku-suku Himyar dan ditandai dengan menetapnya suku Himyar.

Suku-suku Kahlan yang berhijrah dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu: Azad, Lakhm dan Judzam, Bani Tha’i, Kindah.

Adapun Arab Musta’ribah  moyang mereka yang tertua adalah Ibrahim alaihissalam yang berasal dari negeri negeri Iraq, dari sebuah daerah yang disebut Ar. Kota ini berada di pinggir sungai Eufrat, berdekatan dengan kufah.Sebagaiman sabda rosulullah shallahualaihi wasallam:

ان الله اصطفى من ولد ابراهيم اسماعيل واصطفى من ولد اسماعيل بنى كنانة واصطفى من بنى كنانة قريشا واصطفى من قريش بنى هاشم واصطفانى من بنى هاشم

Artinya: Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail dari anak Ibrahim, memilih kinanah dari anak Ismail, memilih Quroisyi dari Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quroisy dan memilihku dari Bani Hasyim.”(HR. Muslim, II/245, bab fadhlu Nasabin Nabi ; dan At-Tirmidzi, ll/201)

Diriwayatkan dari al-Abbas bin Abdul Muththalib bahwa ia berkata, Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda:

ان الله خلق الخلق فجعلني من خير فرقهم و خير الفريقيني ثم تخير القبائل فجعلني من خير بيوتهم فانا خيرهم نفسا وخيرهم بيتا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu menjadikan diriku sebagai sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan, kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikan diriku sebagai sebaik-baik kabilah, kemudian memilih beberapa keluarga lalu menjadikanku dari sebaik-baik keluarga mereka, maka aku adalah saik-baik diri dan sebaik-baik keluarga diantara mereka.“(HR. At-Tirmidzi, kitab Al-Manaqib, bab Ma Ja’afi Fadlin Nabi, hadits no. 3607, 36o8)

Kekuasaan dan emirat di kalangan bangsa Arab

Ketika kita hendak membicarakan kondisi Arab sebelum Islam, kita harus membuat miniatur sejarah pemerintahan, kepemimpinan, agama dan kepercayaan di kalangan bangsa Arab. Tujuannya agar kita lebih mudah memahami kondisi yang terjadi saat kemunculan Islam.

Para penguasa Jazirah Arab pada saat terbitnya matahari Islam bisa dibagi menjadi dua bagian:

  1. Para raja yang mempunyai mahkota, tetapi pada hakikatnya mereka tidak bisa merdeka dan berdiri sendiri.
  2. Para pemimpin dan pemuka kabilah atau suku, yang memiliki kekuasaan dan hak-hak istimewa seperti kekuasaan para raja. Kebanyakan di antara mereka benar-benar memiliki kebebasan tersendiri. Bahkan, kemungkinan sebagian di antara mereka mempunyai subordinasi layaknya seorang raja yang dinobatkan.

Raja-raja yang dinobatkan adalah raja-raja Yaman, Ghassan dan Hirah. Adapun penguasa-penguasa lain di Jazirah Arab tidak memiliki mahkota.

Raja-raja Yaman

Bangsa tertua yang dikenal di Yaman dari kalangan Arab Aribah adalah kaum Saba’. Mereka bisa diketahui melalui penemuan fosil Aur, yang hidup dua puluh lima abad Sebelum Masehi (SM). Puncak peradaban dan pengaruh kekuasaan mereka dimulai pada sebelas tahun SM.

Raja – raja di Hirah

Bangsa Persia bisa menguasai Iraq dan wilayah-wilayah di sekitarnya setelah cyrus Yang Agung (557-529 SM) dapat mempersatukan bangsanya. Tidak ada seseorang pun yang berani menyerangnya hingga muncul Alexander dari Makedonia pada tahun 326 SM. Ia mampu mengalahkan Darius 1, raja mereka, dan menghancurkan persatuan mereka. Akibatnya, negeri mereka terpecah-pecah dan dipimpin oleh raja-raja Thawa’if. Mereka berkuasa di wilayah masing-masing secara terpisah hingga tahun 230SM. Pada era kekuasaan kekuasaan raja-raja Thawa’if ini, orang-orang Qahthan berpindah dan menguasai daerah subur di Iraq. Mereka selanjutnya bergabung dengan keturunan Adnan yang juga berhijrah dan bersama-sama menguasai sebagian dari wilayah Eufrat.

Bersambung…

 

Referensi:

Diringkas dari kitab ar-Rohiiqul Makhtum (siroh nabawiyyah), Tahqiq oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani.

Diringkas oleh : Muslimah kristiyani

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.