Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

BERAKHLAK MULIA DALAM PERGAULAN

berakhlak-mulia-dalam-pergaulan

Mulia dalam pergaulan, manusia diciptakan Alloh memiliki karakter sosial, tidak bisa hidup tanpa adanya interaksi dengan makhluk lain.  Oleh karenanya, Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur interaksi muslimah dengan yang lainnya.  Dalam pergaulan sehari-hari, keutamaan akhlak seorang muslimah merupakan hiasan yang paling indah.  Kesempurnaan akhlak merupakan tujuan diutusnya Nabi Muhammad, beliau bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

“Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

(HR. Hakim, Baihaqi dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani).

  1. Keutamaan Akhlak Terpuji

Akhlak yang mulia memiliki banyak sekali keutamaan, diantaranya adalah:

  1. Penyebab masuk surga.

Akhlak yang baik akan menghantarkan pemiliknya masuk surga, serta akhlak yang buruk menjadikannya masuk neraka.  Hal tersebut tergambar jelas dalam hadits berikut:

Seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasululloh, sesungguhnya seorang wanita disebutkan akan banyaknya sholat, sedekah dan puasanya, hanya saja dia menyakiti tetangganya dengan lisannya,”

Rosululloh bersabda: “Dia di neraka.” Laki-laki tersebut berkata lagi: “Wahai Rosululloh, sesungguhnya seorang wanita disebutkan akan sedikitnya puasa dan sholatnya, hanya saja dia bersedekah dengan sesuatu yang sangat sedikit, dan dia tidak menyakiti tetangganya.

Rasululloh bersabda: “Dia di surga.”

(HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan al-Hakim berkata, sanadnya shohih)

  1. Kesempurnaan Iman diukur dari akhlaknya.

Nabi menekankan akan pentingnya akhlaq yang baik hingga mempengaruhi kesempurnaan iman seseorang.  Nabi bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلْقاً

“Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Abu Dawud, Turmudzi dan lainnya, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)

  1. Amalan terberat di mizan

 مَا مِنْ شَيْءٍ فِي الْمِيْزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلْقِ

“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam Timbangan Amal daripada akhlak yang baik.” (HR. At-Turmudzi dan lainnya, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani).

  1. Rosululloh ememerintahkan berakhlak baik kepada manusia.

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا ، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلْقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Alloh dimana kamu berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).

  1. Akhlak Terpuji Pemersatu Ummat.

Konflik dalam pergaulan merupakan hal yang tidak bisa dihindari dala pergaulan, oleh karena itu sangat penting berpedoman dengan Syariat dalam menyikapi setiap gesekan.  Diantara kaidah yang harus diperhatikan agar persaudaraan sesama muslimah tetap terjaga adalah dengan mengindahkan hal sebagai berikut:

  1. Husnudzhon dan Memberi Udzur

Hal pertama yang didahulukan ketika menemukan sesuatu yang tidak disukai dari saudara sesama muslimah adalah tidak membuat persangkaan-persangkaan.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. (QS. Al-Hujuraat: 12)

Kemudian lihatlah anjuran Alloh untuk berbaik sangka, yang mana hal itu akan melahirkan kebaikan.

لَّوْلآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُوْمِنَاتُ بِأَنفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَآ إِفْكٌ مُّبِينٌ

“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS. An-Nûr : 12)

Pada ayat diatas juga tersirat anjuran kepada kita untuk mencarikan udzur bagi saudara kita.

Berikut nasihat Ulama pendahulu kita tentang bagaimana kita menyikapi saudara kita ketikadi dalam pergaulan menemukan hal yang kurang baik.

Umar bin Khothob melarang keras untuk berburuk sangka, serta menganjurkan agar kita selalu mencarikan udzur (alasan pembenaran akan perbuatan) bagi saudara kita sesama muslim.  Beliau berkata:

لاَ تَظُنَّ بِكَلِمَةٍ خَرَجَتْ مِنْ أَخِيْكَ الْمُسْلِمِ سُوْءٌ, وَأَنْتَ تَجِدُ لَهَا فِي الْخَيْرِ مُحْمَلًا

“Janganlah kamu menyangka perkataan yang keluar dari saudaramu sesama muslim adalah sebuah keburukan, sedangkan kamu mendapatinya memiliki kemungkinan adanya kebaikan disana. (Riwayat Ibnu Katsir)

Muhammad bin Sirin –semoga Alloh merahmatinya- berkata:

إِذَا بَلَغَكَ عَنْ أَخِيْكَ شَيْءٌ فَالْتَمِسْ لَهُ عُذْرًا, فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَقُلْ: لَعَلَّ لَهُ عُذْرًا

“Jika sampai kepadamu sesuatu tentang saudaramu, maka carilah udzur baginya, jika engkau tidak menemukan udzurnya, katakanlah: semoga dia memiliki udzur.”

Abu Qilabah –semoga Alloh merahmatinya- berkata:

إِذَا بَلَغَكَ عَنْ أَخِيْكَ شَيْءٌ تَكْرَهُهُ فَالْتَمِسْ لَهُ الْعُذْرَ جُهْدَكَ, فَإِنْ لَمْ تَجِدْ لَهُ عُذْرًا فَقُلْ فِيْ نَفْسِكَ لَعَلَّ لِأَ خِيْكَ عُذْرًا لَا أَعْلَمُهُ (رواه أبو نعيم في “الحلية”

“Jika sampai kepadamu tentang saudaramu sesuatu yang kamu benci, maka carikanlah baginya udzur semampumu, jika kamu tidak menemukan udzur baginya, maka katakanlah dalam hatimu: semoga saudaramu memiliki udzur yang tidak aku ketahui.”

  1. Tabayyun

Kaidah kedua yang harus diperhatikan adalah Tabayyun (meminta kejelasan), agar semua jelas tanpa adanya purbasangka dan salah sangka yang akhirnya menimbulkan penyesalan.  Alloh berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)

Dalam ayat yang lain, Alloh mencontohkan bahaya yang ditimbulkan akibat tindakan yang diambil tanpa melakukan tabayyun terlebih dahulu. Firman Alloh l yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Alloh, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu :”Kamu bukan seorang mu’min”(lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Alloh ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Alloh menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nisa: 94)

  1. Tasamuh

Pada akhirnya, hal yang terbaik apabila mendapatkan kesalahan yang dilakukan saudara kita adalah dengan memaafkannya.  Alloh berfirman:

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron: 134)

Pada ayat yang lain, Alloh memerintahkan kita untuk memaafkan.  Alloh berfirman, yang artinya:

“Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu”.(QS. Ali Imron: 159)

Alloh juga berfirman:

فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Maidah: 13)

Demikian kaidah dalam menghadapi hal yang berpotensi konflik dalam pergaulan kita dengan sesama muslim.  Dengan mempraktekkan yang sedikit ini, insya Alloh akan tercipta masyarakat muslim yang padu dan pada akhirnya menjadi masyarakat yang kuat.  Wallohu a’lam.

Refrensi: Diambil dari Majalah Lentera Qolbu

Baca juga Artikel berikut:

ADAB HENDAK TIDUR

ADA APA DENGAN CINTA SANG IBU.?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.