TAKDIR ALLAH SEMUANYA BAIK

TAKDIR ALLAH SEMUANYA BAIK

TAKDIR ALLAH SEMUANYA BAIK

Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kemudian shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang setia mengikuti tuntunan nya hingga akhir nanti.

Sudah menjadi sifat manusia yang normal jika ia mempunyai angan-angan atau cita-cita yang ingin iya capai. Akan tetapi ada kalanya angan-angan atau cita-cita tadi kita katakana salah. Jika kita terlalu memaksakan kehendak untuk tercapainya angan-angan atau cita-cita tersebut.

Kemudian salahkah kita memiliki keinginan? Atau salahkah bila kita memiliki cita-cita?, jawabnya tentu tidak. akan tetapi yang salah adalah memaksa agar keinginannya tadi harus dia capai, yang salah adalah ketika seorang memaksa  cita-citanya tadi harus dia dapatkan.

Kemudian dia terus minta dan setengah memaksa pada Allah azza wa jalla, seakan-akan itulah yang terbaik untuknya. Padahal dia tidak tahu yang dia inginkan atau yang dia cita-citakan tadi, apakah benar-benar yang terbaik bagi dirinya atau mala sebaliknya. Tapi dia berlaga seakan dia lebih tau dari Allah azza wa jalla.

Padahal Allah subhanahu wa taala pernah bersabdah dalam sura Al-Baqarah ayat 140.

قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ

Artinya: “ Katakanlah kalian yg lebih tahu atau Allah? (QS. Al Baqarah ayat 140)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam di perintahkan menyampaikan pertanyaan ini, kalian yang lebih atau Allah?, tentu dan pasti jawabannya adalah Allah. sepakat semua bahwa yang lebih tahu adalah Allah.

walaupun ayat ini redaksinya adalah pertanyaan, lebih tahu siapa sih,,, kalian atau Allah ?. akan tetapi yang dimaksud dari ayat Ini adalah penegasan dan penekanan bahwa ilmu kita itu tidak ada apa-apanya dibandingkan ilmu Allah azza wa jalla yang maha sempurna.

Allah pernah memberikan sedikit gambaran tentang ilmuNya, Allah subhanahu wa ta’ala  bersabdah dalam Al quran yang berbunyi:

وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ

Artinya: “Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui apa yang ada di daratan dan apa yang ada di lautan, (QS. Al-An’am: 59)

Apapun yang terjadi di alam semesta ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala tahu, lalu Allah melanjutkan FirmanNya

وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا

Artinya: “Dan tidak ada satu daunpun yang jatuh melainkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tahu Kapan jatuhnya,dan berapa jatuhnya, (QS. Al-An’am 59)

sangat jelas Allah memberikan ungkapan yaitu jatuhnya sehelai daun yang sangat sepeleh. Tidakkah kita berpikir di sini daun saja Allah tahu kapan jatunnya berapa jumlah jatuhnya. Kemudian apakah iya?, Allah tidak lebih tahu dalam urusan hambahNya.

ilmu pengetahuan manusia itu sangat terbatas, kok bisa-bisanya kemudian kita menyalahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang maha sempurna keilmuannya, berani-beraninya kita protes pada Allah subhanahu wa ta’ala, yang ilmuNya tidak ada batasnya.

Kita boleh berkeinginan, kita boleh bercita-cita, kita boleh mencari sebab agar keinginan dan cita-cita kita tadi terwujud, akan tetapi kita harus ingat bahwa Allah yang lebih tahu, mana yang lebih baik untuk kita.

Bisa jadi apa yang kita anggap baik bagi kita ternyata tidak baik menurut Allah, Ketika di cabut sebuah nikmat oleh Allah dari diri kita, dan kita langsung berkata kenapa ini harus terjadi pada saya, kenapa Allah cabut nikmat ini dari saya.

dia tunjukkan kekecewaan yang sangat, sebagai pemberontakan pada Allah azza wa jalla zat yang maha tahu. Janganlah kita lupa dengan firman Allah yang satu ini yang berbunyi:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

Artinya: “Bisa Jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu adalah yang terbaik untuk kalian. (QS. Al Baqarah ayat 216)

ayat di atas menjelaskan pada kita jangan memaksakan kehendak kita yang kita anggap baik. Bisa jadi apa yang kita anggap buruk itu baik bagi kita, dan bisa jadi apa yang kita anggap baik itu buruk bagi kita.

Allah lah yang lebih tahu, jangan sampai kita pada derajat menyalahkan Allah, bahkan memprotes, terlebih lagi sampai kufur terhadap apa yang telah Allah taqdirkan bagi kita. Kita tidak tahu hikma yang besar di balik semua taqdir. Allah maka dari itu tugas kita hanya berserah diri dan meminta yang terbaik bagi diri kita, jangan mala sebaliknya,

kita pun dibolehkan meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala pada perkara yang kita inginkan, akan tetapi tidak boleh bagi kita meminta suatu perkara secara mutlak, bahkan sampai pada tingkatan memaksakan kehendak yang kita belum tau itu benar-benar baik bagi kita atau tidak.

Masing-masing semuanya sudah ditakdirkan oleh Allah azza wa jalla, jadi keliru kalau misalnya takdir itu hanya kaitannya dengan masalah istri, mati, rizki, akan tetapi bukan hanya itu, kita sekarang duduk, berdiri, melihat, sampai berbuat maksiat pun sudah di takdirkan semua oleh Allah Jalla Jalaaluh.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatur jalan hidup kita, apapun yang akan kita lakukan itu sudah ditentukan takdirnya oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan Allah Azza wa Jalla tidak akan menakdirkan sesuatu bagi seorang yang beriman, melainkan pasti takdir itu yang terbaik, pasti ! dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan hadis ini dinyatakan Shahih oleh Imam Ibnu Hibban dan juga oleh Syaikh Al Albani Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang maknanyaSesungguhnya Allah tidak pernah menakdirkan sesuatu bagi seorang mukmin melainkan pasti takdir itu yang terbaik untuk dia”.

Jika kita benar faham atas kanduan hadits di atas, niscaya hidup kita akan tenang, kita akan lebih banyak bersyukur atas taqdir Allah, baik yang buruk menurut kita atau yang baik menurut kita. kita bisa lebih lapang ketika menerima takdir Allah, ini adalah kaidah yang harus selalu kita pegang dalam kehidupan sehari-hari.

Berkaitan dengan taqdir itu cakupannya luas, entah itu kaitannya dengan masalah jodoh, rizki, dan ajal maka kita harus ingat kaidah di atas.Sesungguhnya Allah tidak pernah menakdirkan sesuatu bagi seorang mukmin melainkan pasti takdir itu yang terbaik untuk dia”.

Tugas kita sebagai seorang hamba yang beriman hanya bersyukur atas apa yang telah di takdirkan oleh Allah. Malupun kita juga di perintahkan untuk mencari sebab dan terus berusaha semampu kita, akan tetapi untuk masalah hasil dan ketetapan hanyalah milik Allah semata.

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

Artinya: “ Bisa Jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu adalah yang terbaik untuk kalian,” (QS. Al Baqarah ayat 216)

Sebagai penutup kita harus yakin Allah lah yang lebih tahu, dan setiap taqdir Allah itu baik tampa terkecuali.

REFERENSI:

DIRINGKAS DARI: MATERI KAJIAN BULANAN USTADZ TOBI FAIRUN HAFIZAHULLAH DENGAN JUDUL ASLI SIAPA YANG LEBIH TAHU ?

DI RINGKAS OLEH: ANGGARA PRATODI (PENGAJAR DI PONPES DARUL QURAN WAL HADITS)

Baca juga artikel:

Bagaimana Menghadapi Keadaan Anda?

Bolehkah Merapikan Jambang Yang Tidak Rapi?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.