Bullying pada Anak – Pada era globalisasi banyak sekali kasus – kasus yang berkenaan dengan pembullian seorang anak, baik secara terang–terangan maupun lewat media social. Pembullian bisa terjadi dimana saja, kepan saja maupun siapa saja. Dalam kasus ini banyak sekali anak yang mengalamai gangguan baik fisik maupun psikologi akibat dari pembullian. Di dalam Islam telah di tekankan bahwa pembullian itu termasuk perbuatan dzalim.
Instansi yang sangat rentan terjadinya tindak bullying salah satunya yaitu sekolah , dimana di sekolah tersebut anak – anak ingin menemukan jati diri atau ingin di akui oleh kawan – kawannya dalam bersosialisasi. Maka dari itu pihak sekolah dan orang tua harus mempunyai hubungan yang solid dalam pencetak karakter anak mereka dalam bersosialisasi.
Karena manusia tidak terlepas dari bersosialisasi, dan bullying termasuk perilaku yang menyimpang dalam kehidupan bersosial. Tak heran para korban bullying menjadi ketakutan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Bullying
Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Sehingga tindakan negative yang dilakukan secara berulang – ulang dengan sengaja dengan tujuan untuk melukai dan membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Tindakan tersebut bisa berupa penekanan secara fisik maupun hanya sebatas penekanan secara verbal saja. Tindakan tersebut biasanya dilakukan oleh anak – anak yang mempunyai power/pengaruh besar terhadap anak – anak yang kurang memiliki pengaruh/power (powerless).
Dalil – dalil yang mengharamkan bullying:
Islam memandang kasus bullying merupakan salah satu contoh perbuatan dzalim yang tercela dan dilarang. Allah ‘azza wa Jalla telah berfirman:
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al- Hujurat :11)
Di dalam Hadits yang mengharamkan tentang perbuatan zalim (bullying) antara lain:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ الغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّى فَتَضُرُّونِى وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِى فَتَنْفَعُونِى يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Artinya: Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada waktu malam dan siang, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat membinasakan-Ku dan kalian tak akan dapat memberikan manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga. Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin yang tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut.Wahai hamba-Ku, sesungguhnya inilah amal perbuatan kalian. Aku catat semuanya untuk kalian, kemudian Kami akan membalasnya.Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” [HR. Muslim, no. 2577]
Didalam Hadits lain yang berbunyi:
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هٰذَا، فِيْ بَلَدِ كُمْ هٰذَا
Artinya: “Sesungguhnya darah, harta,dan kehormatan kalian haram atas kalian seperti keharaman hari kalian ini di bulan kalian ini di negeri kalian ini ” (HR Bukhari ; 67, Muslim; 1679)
Dan Hadits lain yang melarang adanya pembullian sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:
إَنَّالظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Artinya: “Sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan di hari kiamat”(HR Bukhari: 2447, Muslim; 2579)
Dari hadis diatas dijelaskan bahwa:
- Kezaliaman adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, seperti; lidah yang seharusnya seseorang jaga dari mengejek orang lain, tetapi ia gunakan untuk mengejek orang lain, tangan yang seharusnya digunakan untuk kebaikan, tetapi digunakan untuk memukul orang lain yang tidak bersalah dan lain – lain.
- Orang yang berbuat dzalim diancam untuk masuk neraka
- Neraka disifatkan didalam hadits ini dengan penuh kegelapan di dalamnya.
Dampak Bullying:
Bullying yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan serius, dapat menimbulkan dampak baik fisik maupun psikis yang cukup serius padak anak. Dampak _dampak bullying pada anak seperti:
- Timbulnya perilaku kekerasan pada jenjang berikutnya.
- Perilaku cenderung agresif dan terlihat dalam genk serta aktivitas kenakalan lain.
- Merasa tidak aman dan mengalami tekanan psikologi yang berat.
- Merasa terancam dan takut akan menjadi korban lagi.
- Rentan terlibat dalam kasus.
- Menjadi criminal dan pelaku kejahatan di usia remaja .
- Tidak ingin pergi sekolah , bolos, sampai pada DO (putus sekolah)
Akibat untuk pelaku Bullying
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِيْ لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ، ثُمَّ قَرَأ ((وَكَذٰلِكَ اَخْذُ رَبِّكَ اِذَآ اَخَذَ الْقُرٰى وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۗ اِنَّ اَخْذَه اَلِيْمٌ شَدِيْدٌ))
Artinya: “sesungguhnya Allah pasti menunda (hukuman) bagi orang yang dzalim, namun jika dia telah menyiksanya , dia tidak meloloskanya. Kemudian Nabi membacakan ayat: ‘Dan begitulah siksa Rabbmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri – negeri yng berbuat zhalim, sungguh siksa-Nya sangat pedih, sangat berat. ’(QS HUD[11];102))” (HR Bukhari: 4686, Muslim; 2583)
Akibat untuk pelaku bullying salah satunya akan mendapatkan dosa dan akan menerima siksaan di akhirat kelak sedangkan didunia mereka akan mendapatkan hinaan atau celaan.
Sikap bijak mendampingi anak yang terkena Bullying
Kita sebagai orang tua dan pendidik sudah seharusnya peka terhadap tanda – tanda adanya perilaku bullying ini, dan mensikapinya dengan bijak, di antaranya adalah:
- Komunikasi
Menjalin komunikasi yang baik sangat dibutuhkan, terutama antara orang tua dengan anak maupun antara guru dengan anak. Jika anak sudah mampu terbuka dan bercerita akan apa yang dialaminya, maka guru maupun orang tua dapat lebih mudah mengambil tindakan membantu menyelesaikan masalah anak.
- Pengarahan
Orang tua dan guru tetap harus memberi pengarahan dan menanamkan nilai – nilai islam sejak dini kepada anak, agar tetap tertananm dalam diri anak , bahwa yang setiap yang kita lakukan semuanya dilihat oleh Allah, dan mengingatkan anak, bahwa sekolah adalah rumah kedua. Guru mereka sama seperti orang tua dan teman pun merupakan saudara. Adapun pengarahan ini sebaiknya kita laksanakan terhadap anak sebagai tindakan preventif(pencegahan) artinya sebelum muncul hal – hal yang tidak kita inginkan terjadi.
- Kerjasama
Orang tua dan guru harus saling bekerja sama, menjalin keterbukaan komunikasi yang baik. Guru dan orang tua sebaiknya saling mengetahui karakter dan kebiasaan anak – anak ketika dirumah maupun di sekolah, sehingga anak merasa tidak ada hal apaun lagi yang dapat ditutupi oleh anak dari sekolah maupun di rumah. Biasanya sekolah – sekolah tertentu membuatkan buku khusus yang mendokumentasikan komunikasi antara guru dan orang tua.
- Harga diri
Anak mempunyai perilaku yang sama dengan kita, yaitu senang apabila dihargai. Orang tua dianjurkan sejak dini membiasakan untuk menghargai anak, ketika mereka bersikap baik. Dan berusaha menyelesaikan masalah bersama anak dengan baik. Karena ketika anak merasa nyaman dan cukup dihargai, maka biasanya tindakan itu pun ia cerminan pula terhadap kawan – kawannya.
Semua ini merupakan langkah – langkah yang sebaiknya dilakukan secara konsisten, dan kita pun sebagai orang tua ataupun guru untuk tetap senantiasa bertawakal dan berdoa kepada Allah Subhana Wata’ala, untuk kebaikan anak – anak kita.
Semoga sekelumit pembahasan di atas membawa kita semua menjadi orang yang bijak dalam memahami karakteristik seorang anak agar bisa terlepas dari pembullyan terhadap mereka. Aamiin ya Rabbal’alami.
Sumber:
Bijak Mendampingi Bullying pada Anak,Konsultasi & Tips pendidik, Majalah Anak Sholeh tahun ke 9 “tema belajar tanaman” hal. 26- 27
Syarah Arrba’in An –Nawawi, Yazid bin Abdul Qadir Jawas,Pustaka Imam Asy-Syafi’I,hal. 436-442
100 Hadist Pilihan, Said yai Ardiansyah,M.A, Pustaka Miftahul Khoir pembuka pintu kebaikan, hal. 8-9
Dirangkum oleh: Ummu Nabilah siti (staff Ponpes DQH)
BACA JUGA :
Leave a Reply