Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Perbandingan  antara Dunia dan Akhirat

PERBANDINGAN DUNIA DAN AKHIRAT

Perbandingan  antara Dunia dan Akhirat

Kehidupan manusia terdapat tiga alam  sebelum menuju akhirat yaitu alam rahim, alam dunia, alam barzah. Alam rahim itu merupakan awal mula kehidupan manusia setelah lahir barulah manusia  memasuki alan dunia. Di alam dunia ini adalah tempat ujian terberat bagi manusia karena dunia ini merupakan tempat ujian bagi manusia yang ingin merahih kebahagiaan di akhirat kelak. Yang ketiga alam barzah merupakan alam dimana manusia akan mendapatkan azab bagi yang bermaksiat di dunia atau menadapatkan nikmat bagi yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dunia merupakan tempat dari kesenengaan yang tidak abadi,silaunya bisa membuat mata manusia terlena olehnya. Secara fitrahnya, manusia mencintai dunia, karena memang Allah menjadikan sebagai kesenangan dunia itu indah di mata manusia. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allâh-lah tempat kembali yang baik (surga)”. [QS. Ali-‘Imrân/3: 14].

Dunia itu hijau dan manis,maka hendaklah manusia berhati-hati dengannya. Jangan sampai kesenangan dunia menjerumuskan kedalam kemaksiatan dan melalaikan dari ketaatan kepada Allah maha pencipta. Di dalam Hadits Rasullulah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berbunyai:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

Artinya: Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau, dan sesungguhnya Allâh menjadikan kamu sebagai khalifah di dunia ini, lalu Dia akan melihat bagaimana kamu berbuat. Maka jagalah dirimu dari (keburukan) dunia, dan jagalah dirimu dari (keburukan) wanita, karena sesungguhnya penyimpangan pertama kali pada Bani Isrâil terjadi berkaitan dengan wanita. [HR Muslim, no. 2742].

Maksud “dunia itu manis lagi hijau” adalah keindahan dan kenikmatan dunia itu seperti buah-buahan yang berwarna hijau dan manis, karena jiwa manusia untuk berusaha mendapatkannya. Atau maksudnya adalah dunia itu segera sirna, seperti sesuatu berwarna hijau dan manis juga akan segera rusak.

Maksud “sesungguhnya Allah menjadikan kamu sebagai Khalifah di dunia ini,” yaitu Allah menjadikan kamu sebagai penganti generasi sebelum kamu, lalu Allah akan melihat apakah kamu  melakukan ketaatan atau bermaksiat kepada-Nya dan mengikuti syahwat kamu.

Sabda beliau SAW.”maka jagalah dirimu dari (keburukan) dunia, dan jagalah dirimu dari (keburukan) wanita”, yaitu jangan sampai kamu terpedaya dengan dunia dan wanita. Kata wanita dalam hadits ini mencakup semua wanita, termasuk istri dan lainnya. Wanita yang paling banyak menyebabkan fitnah(keburukan) adalah istri, karena fitnahnya terus -menerus dan mayoritas manusia terpedaya dengan para istri.

Oleh karena itu , jaganlah  sampai  kita terpedaya dengan dunia dan melupakan akhirat. Karena seandainya manusia hidup puluhan tahun didunia ini, dengan berbagai kenikmatan yang dimiliki, sesungguhnya semua itu kecil dibandingkan kenikmatan akhirat.

DUNIA SANGAT SEDIKIT DIBANDING AKHIRAT

Banyak orang terpedaya dengan keindahan dunia, sehingga melupakan amal akhirat. Padahal sesungguhnya dunia itu sangat kecil dibandingkan dengan Akhirat. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allâh” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit”. [QS. at-Taubah/9: 38].

Dan juga firman Allah Subhanahu Wata’ala :

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

Artinya: “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. [QS. al-A’la/87: 16-17].

Nabi telah membuat perbandingan antara dunia dan akhirat. Perbandingan antara keduanya bagaikan seseorang yang mencelupkan jarinya kedalam lautan, maka dunia bagaikan setetes air yang melekat pada jari – jarinya itu. Al- Mustaurid bin Syaddad Radhiallahu ‘anhu berkata:

Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam;

وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ

Artinya: “Demi Allâh, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kamu yang mencelupkan jari tangannya ini –perawi bernama Yahya menunjuk jari telunjuk- ke lautan, lalu hendaklah dia perhatikan apa yang didapat pada jari tangannya”. (HR Muslim no.2858).

DUNIA SANGAT REMEH DI SISI ALLAH

Demikian juga dunia ini sangat remeh disisi Allah, maka janganlah sampai orang mukmin memandang besar dan agung terhadap dunia yang remeh dan hina di sisi Allah. Nabi banyak memberikan gambaran tentang remehnya dunia disisi Allah antara lain di dalam hadits berikut ini:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوقِ دَاخِلاً مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ فَمَرَّ بِجَدْىٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ « أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ ». فَقَالُوا مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَىْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قَالَ « أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ ». قَالُوا وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ « فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ.

Artinya: Dari Jabir bin Abdillâh, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati sebuah pasar. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk dari ‘Aliyah (nama tempat, Pen.) dan para sahabat berada di sekelilingnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapati bangkai seekor kambing yang kecil telinganya, lantas beliau angkat batang telinga bangkai kambing tersebut seraya berkata: “Siapakah di antara kalian yang mau membeli kambing ini dengan satu dirham?” Para sahabat menjawab: “Kami tidak suka sama sekali, apa yang bisa kami perbuat dari seekor bangkai kambing?” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi: “Bagaimana jika kambing itu untuk kalian?” Para sahabat menjawab: “Demi Allâh, apabila kambing itu masih hidup kami tetap tidak mau karena dia telah cacat, yaitu telinganya kecil, bagaimana lagi jika sudah menjadi bangkai!” Rasûlullâh akhirnya bersabda: “Demi Allâh, dunia itu lebih hina di sisi Allâh daripada seekor bangkai kambing ini bagi kalian”. [HR. Muslim, no. 2957].Dalam hadits yang lain a disebutkan: Dari shal bin Sa’ad, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda;

لَوْ كَانَتْ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Artinya: “Seandainya dunia di sisi Allah sebanding dengan satu sayap nyamuk, niscahya Allah tidak akan memberikan minum seteguk air kepada orang kafir”. (HR Tirmizi no 2320 dan di lafazhnya juga Ibnu Majah no 4110; Syaikh al-Albani menyatakan shahih lighairihi. Lihat shahih at- Targhib wat- Targhib no. 3240).

AKHIR PERJALANAN DUNIA

Dunia yang begitu rendah di sisi Allah juga segera sirna. Dan yang ada setelahnya adalah akhirat. Diakhirat ada dua pilihan, tidak ada yang ketiga: siksaan yang pedih atau ampunan dan Ridha Allah. Firman Allah mengingatkan hakikat ini:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di ahirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allâh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu”. [QS. al-Hadîd/57: 20].

Dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala:

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui” (QS. Al-Ankabut : 64).

JADIKAN AKHIRAT SEBAGAI PUSAT PERHATIAN

Kalau kita sudah mengetahui hakekat perbandingan dunia dengan akhirat, maka seharusnya kita lebih mementingkan akhirat daripada dunia. Jangan sampai hanya mengejar kesenangan dunia sehingga melupakan bekal di akhirat. Jangan sampai dengan alasan sibuk kerja, sibuk urusan keluarga dan anak -anak kemudian melalaikan shalat berjamaah di masjid, membaca Al-Qur’an, mempelajari ilmu agama, dan ibadah lainnya.

Nabi telah menjelaskan bahwa menjadikan akhirat sebagai tujuan adalah cara terbaik dalam meniti jalan hidup ini. Karena Allah akan memberikan sebagian kemudahan bagi orang yang berbuat demikian sebagaimana yang disebut kan dalam hadits berikut ini:

عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ

Artinya: Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya” (HR Tirmizi no 2465 dan di lafazhnya juga Ibnu Majah no 4110; Syaikh al-Albani menyatakan shahih lighairihi. Lihat shahih at- Targhib wat- Targhib no.3169)

Kehidupan yang kita alami saat ini tidaklah sesempurna seperti yang kita bayangkan. Sedangkan kehidupan akhirat tidak ada celah, tidak ada mustahil di dalamnya. Apabila kita membaca tentang keindahan di surga, betapa indahnya kehidupan di surga. Maka akhirat adalah tempat kita memetik amalan apa yang kita tanam.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّه حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 97).

Di akhirat Allah hanya memberikan dua pilihan yaitu surga atau neraka. Surga adalah akhir untuk kehidupan manusia dengan banyak kenikmatan, sedangkan neraka adalah akhir kehidupan manusia yang akan mendapatkan azab yang pedih bagi pelaku kemaksiatan.

Semoga Allah selalu memberikan Taufiq kepada kita di dalam kebenaran. Sehingga kita bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.aamiin

Sumber:

  1.  Perbandingan Antara DUNIA dengan AKHIRAT, oleh ustadz Abu Isma’il Muslim al-atsari, majalah As Sunnah edisi 02/ THN XVII /Rajab 1434H- Juni 2013 M, hal 58-60
  2. Perbandingan antara dunia dan akhiat, oleh ahmad Ridwansyah,blog :14 desember 2020, Griya  Yatim dan Dhuafa

Diringkas oleh: Ummu Nabilah Siti staff Dqh

Baca juga artikel:

Bertakwa Disetiap Keadaan

Bagaimana Agar Profesi Dokter Bernilai Pahala

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.