BERTAKWA DALAM SETIAP KEADAAN
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang amat banyak kepada kita semua. Diantaranya adalah nikmat islam, nikmat iman dan nikmat bisa berjalan diatas jalan hidayah, dan hendaklah kita memperbanyak rasa syukur kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena tidak semua hamba-Nya diberikan nikmat yang demikian.
Saudaraku , banyak sekali ayat ayat Alqur-an yang memerintahkan kita untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala, Allah Azza Wa Jalla mewasiatkan taqwa kepada umat terdahulu dan umat Nabi Muhammad melalui firman-Nya,
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ
Artinya: “Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah” (QS. Annisa: 131)
Allah Ta’ala memerintahkan umat umat terdahulu maupun yang datang kemudian agar bertaqwa kepada Allah Ta’ala.Bahkan Allah Ta’ala juga memerintahkan para Nabi dan Rasul-Nya untuk bertaqwa kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya dalam surat Al Ahzaab, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:
يَٰأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ ٱتَّقِ ٱللَّهَ وَلَا تُطِعِ ٱلْكَٰفِرِينَ وَٱلْمُنَٰفِقِينَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًاحَكِيم
Artinya: “Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Ahzaab: 1)
Nabi Muhammad sebagai manusia yang paling bertaqwa kepada Allah tetap diperintahkan oleh Allah untuk bertaqwa kepada-Nya, maka bagaimana halnya dengan kita?
Oleh karenanya di tulisan ini akan dibahas tentang masalah taqwa karena kita semua wajib bertaqwa dan wajib mengetahui makna dan hakikat takwa kepada Allah Ta’ala, bagaimana kiat kiat untuk mencapai takwa serta faaedah faedah takwa, karena sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kita agar bertakwa kepada-Nya dengan sebenar benar taqwa.
Allah Ta’ala berfirman,
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS.Ali Imran: 102)
Ketahuilah bahwa takwa bisa tercapai dengan beberapa sebab, Diantaranya,
Sebab pertama adalah dengan menuntut ilmu .
Tidak mungkin seseorang dapat bertakwa kepada Allah tanpa menuntut ilmu agama. Oleh karena itu wajib bagi kita semua untuk belajar ilmu syar’i.
Hendaklah setiap muslim dan muslimah menyisihkan waktu yang telah dikaruniakan Allah ini untuk menuntut ilmu syar’I, waktu yang telah dikaruniakan Allah selama 24 jam dalam sehari semalam ini akan diminta pertanggung jawaban nya oleh Allah Ta’ala. Sudahkah kita manfaatkan waktu ini dengan sebaik mungkin? Sudahkah kita gunakan waktu ini untuk menuntut ilmu syar’I dan sudahkah kita manfaatkan waktu tersebut untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala?
Karena didalam Al-qur’an yang mulia, Allah Ta’ala telah bersumpah dengan waktu,
وَٱلعَصرِ ١ إِنَّ ٱلإِنسَٰنَ لَفِي خُسرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَواْ بِٱلحَقِّ وَتَوَاصَواْ بِٱلصَّبرِ ٣
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr: 1-3)
Dalam surat ini ,Allah Ta’ala bersumpah dengan waktu dan Allah menegaskan bahwa semua manusia berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal salih. Didalam ayat ini, Allah tidak menyebutkan lagi tentang ilmu karena didalam nya telah terkandung ilmu. Sebab, bagaimana mungkin seseorang dapat beriman dan beramal salih apabila ia tidak berilmu?
Imam Asy Syafi’I Rahimahullah memberikan komentar atas ayat ini dengan ucapan nya,
لَوْ ماَ أَنْزَلَ الّلهُ حُجَّةً عَلىَ خَلْقِهِ إلاَّ هَذِهِ السّوْرَةَ لَكَفَتْهُمْ.
Terjemahannya: “Kalau seandainya Allah tidak menurunkan satu Hujjah (argumentasi) atas para maklukh-Nya,kecuali ayat ini saja ,niscaya surat ini telah mencukupi mereka. (Tafsir Ibni Katsir (VIII/479) yang semakna dengan nya).
Beliau mengatakan demikian karena di surat ini suah terkandung semua permasalahan hidup manusia,terkandung juga tentang iman,takwa ,ilmu dan amal,dakwah,akhirat,sabar,syukur dan lain sebagainya.
Oleh karena itu manfaatkanlah waktu kita untuk mempelajari agama islam ini,hadir di majlis ta’lim yang mengajarkan ilmu syar’i, membaca alquran setiap hari,membaca buku buku islam yang bermanfaat dan media media lain nya yang membuat kita faham tentang islam ini, sehinga dapat bertambah iman dan kita dapat beramal salih sehingga allah mudahkan kita untuk bertakwa kepa-Nya.
Sebab kedua, yaitu dengan mentauhidkan Allah Ta’ala dan menjauhi syirik.
Apabila seorang tidak mentauhidkan Allah ,bagaimana mungkin dia mencapai derajat takwa kepada Allah Ta’ala? Oleh karena itu, kaum muslimin wajib bersungguh sungguh untuk merealisasikan tauhid ini.
Dan tidaklah Allah Ta’ala mengutus seluruh para Nabi dan Rasul ‘Alaihimussalam melainkan untuk mewujudkan tauhid ini, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya’: 25)
Begitu juga dalam ayat yang senantiasa kita baca didalam shalat kita, yaitu firman Allah Ta’ala,
إِيّاكَ نَعْبُدُ وَإِيّاكَ نَسْتَعِيْنَ
Artinya: “Hanya kepada engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada engkaulah kami memohon perlindungan” (QS. Al-Faatihah: 5)
Ayat ini menunjukkan wajibnya bagi setiap muslim untuk menujukan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah Ta’ala, yaitu dengan ikhlas dan tidak berbuat syirik.
Setiap muslim dan muslimah wajib mentauhidkan Allah dengan Tauhid Rububiyah,Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Asma’ Wash Shifat. Kita wajib beribadah dan minta tolong hanya kepada Allah. Karena hanya Allah lah yang berhak untuk disembah dan hanya Allah lah yang akan menolong seluruh urusan makhluk-Nya.
Sebab ketiga, yaitu dengan melaksanakan perintah perintah Allah dan meninggalkan larangan larangan -Nya.
Kita harus mengetahui bahwa seluruh perintah Allah Ta’ala membawa kebaikan bagi para hambanya, tidak ada perintah Allah yang sia-sia, semua perintah Allah dan Rasul-Nya pasti membawa manfaat bagi hati,akal, panca indera, rumah tanga maupun dunia dan akhirat kita.
Allah Ta’ala telah melarang hambanya berbuat syirik sebab kesyirikan itu berbahaya dan membawa keburukan bagi diri,hati dan akal manusia serta akan di adzab oleh allah didunia maupun di akhirat. Dan Allah melarang hamba hambanya berbuat bid’ah dan maksiat dikarenakan maksiat akan membuat sengsara hidupnya,menjadikan gelap hatinya dikarenakan ia melakukan perbuatan yang dimurkai oleh Allah Ta’ala.
Oleh karena itu kita wajib bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah perintah Allah, dan meninggalkan larangan laranagan Allah, sebab seluruhbperintah Allah adalah bermanfaat dan seluruh larangan-Nya adalah berbahaya.
Kita diwajibkan bertakwa kepada Allah dalam segala hal, kita wajib bertakwa dalam hal waktu,manfaatkanlah nikmat waktu ini dengan hal hal yang bermanfaat dan dalam rangka takwa kepada Allah Ta’ala.
Kita juga wajib bertakwa dalam hal menuntut ilmu,sebab Allah dan Rasul-Nya memerintahkan seluruh kaum muslimin untuk menuntut ilmu syar’i. Begitu juga kita wajib bertakwa dalam hal umur, sebab setiap hamba akan ditanya oleh Allah tentang umurnya, kita juga wajib bertakwa kepada Allah dalam hal orang tua kita, Allah Ta’ala mewajibkan para hamba-Nya untuk berbakti kepada orang tua, sebab bakti kepada orang tua adalah jalan menuju surga, kita wajib berbuat baik,memeperhatikan, dan mengururs kedua orang tua serta tidak boleh durhaka kepada keduanya.
Kita juga wajib bertakwa dalam hal isteri atau suami dan keluarga kita,sebab Allah Ta’ala akan bertanya kepada kita, tentang keadaan keluarga kita. Allah Ta’ala memerintahkan kepada para hambanya untuk menjaga dirinya beserta keluarganya dari api neraka, Allah Ta’ala berfirman,
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6).
Sudahkah kita ajarkan keluarga kita tentang ajaran agama ini? Sudahkah kita ajarkan keluarga kita untuk menegakkan shalat? Sudahkah kita peringatkan kelauarga kita dari bahaya syirik dan bid’ah serta dosa dan maksiat? sudahkah kita aja keluarga kita untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala?
Kita juga wajib bertakwa kepada Allah dalam hal tetangga kita,sebab Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada tetangga, sudahkah kita jaga lisan lisan kita dari menyakiti tetangga atau membicarakan aib nya?
Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menjadikan kita orang orang yang bertakwa dan semoga Allah mewafatkan kita dalam keadaaan bertakwa diatas Islam dan As Sunnah.
REFERENSI:
Demikianlah, artikel ini dibuat dengan mengutip buku karangan Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas dengan judul “Taqwa adalah jalan menuju sukses abadi” diterbitkan oleh Pustaka At-Taqwa..
Disalin oleh: Husain Gati Rianto (Pengajar Ponpes Darul Qur’an wal Hadits)
Baca juga artikel:
Leave a Reply