
GODAAN SETAN PADA ORANG-ORANG SHOLEH – Segala puji bagi Allah, Robb sekalian alam. Robb yang memiliki apa yang ada di langit dan di bumi. Robb yang maha mengetahui apa yang ada di lautan dan di daratan. Robb yang mengetahui apa-apa yang tersembunyi di dada–dada manusia. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada nabi akhir zaman muhammad almusthofa, begitu juga untuk para sahabat-sahabat beliau, tabi’in dan tabiut tabiin yang selalu setia mengikuti jejak beliau hingga hari kiamat kelak.
APAKAH SETAN ITU?
Pertanyaan tersebut termasuk perkara mendasar dalam masalah aqidah. Apakah setan itu? Apakah merupakan wujud nyata/asli? Ataukah hanya maknawi semata? Apakah dia merupakan pikiran-pikiran dan bisikan-bisikan kejahatan seperti dugaan senagian orang? Ataukah dia hanya kuman/kuman seperti yang diklaim sebagian kelompok lainnya? Mungkinkah pula syetan hanyalah simbol kejahatan saja agar dapat dibicarakan?
APAKAH SETAN ITU DALAM PENGERTIAN AQIDAH AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH?
Aqidah ahlussunnah waljama’ah menyatakan bahwa syetan itu dari golongan jin.
Allah Ta’ala berfirman:
وَإذْ قُلْنَا لِلْمَلَئِكَةِ اسْجُدُوْا لِآدَمَ فَسَجَدُوْا اِلَّا اِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهِ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat? ”Sujudlah kepada adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabb-nya.” (QS. Al-kahfi :50)
Kita mengimani akan adanya jin dan manusia. Syetan dari golongan jin, dan dia menyertai setiap manusia. Sebagaimana rosul yang mulia Muhammad sholalallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Ibnu Mas’ud rodiyallahu ‘anhu beliau sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنَهُ مِنَ الْجِنِّ وَ قَرِيْنَهُ مِنَ الْمَلَائِكَةِ
Artinya: “Tidak seorangpun dari kalian kecuali ada setan pendampingnya (qarin) dari golongan jin, serta qorin dari golongan malaikat yang menyertai.” (HR. Muslim)
Beliau Sholallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ”demikian pula dengan-ku, tetapi Allah ‘azza wajalla telah menolongku atas setanku, sehingga dia tidak dapat memerintahku kecuali dengan kebenaran.”
Setan mempunyai turunan yang sangat banyak,
sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
اَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَ ذُرِّيَّتَهُ اَوْلِيَآءِ
Artinya: “Apakah kalian akan jadikan dia (setan) serta turunannya menjadi wali-wali (pelindung)? ” (QS. Al Kahfi: 50)
USLUB {METODOGI} SETAN DALAM MENGGODA MANUSIA
Setan memiliki banyak cara atau metode dalam menyesatkan manusia, Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah menyebutkan 6 tahapan materi ajakan syetan sebagai berikut:
PERTAMA: Setan berusaha agar manusia menjadi kafir dan musyrik. Jika orang tersebut adalah orang islam, usahanya diturunkan ke tahap berikutnya.
KEDUA: Melakukan hal –hal yang bid’ah (mengada-ngadakan suatu urusan agama). Jika orang tersebut termasuk Ahlussunnah, di mulailah tahap ketiga.
KETIGA: Tahapan ini tahapan yang mengacu pada kabaair yaitu dosa-dosa besar. Jika orang tersebut dijaga Allah subhanahu wata’ala dari melakukan dosa besar.
KEEMPAT: Tahapan ini setan menggoda dari pintu dosa-dosa kecil (shaghaair) ataupun maksiat. Jika orang tersebut terjaga juga darinya, mulailah setan menggodanya dengan metode yang lain.
KELIMA: Setan menyibukkan manusia dengan hal-hal yang mubah (boleh), sehingga manusia menghabiskan waktunya dalam hal yang mubah, tidak sibuk dengan hal-hal yang berpahala, yang kita semua di perintahkan dengannya.
KEENAM: Setan menyibukkan manusia dengan amalan-amalan yang mafdhul (kurang utama) sehingga lalai dari amal yang utama, yang lebih baik dari amal mafdhul tersebut.
PINTU-PINTU GODAAN SETAN
Sesungguhnya pintu-pintu setan untuk melancarkan aksinya sangatlah banyak, disini kami ingin menjabarkan sebagiannya saja, diantaranya adalah:
PERTAMA: Mengadu domba sesama kaum muslimin dan menyebarkan buruk sangka satu sama lain.
Suu-uzhzhan termasuk pintu masuk syetan dengan membuat seseorang setiap kali mendengar perkataan lalu ia tafsirkan dengan penafsiran negatif.
KEDUA: Menghiasi bid’ah bagi manusia.
Kita mengetahui bahwa ibadah itu tauqifiyyah, yaitu mengambilnya dari Rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana petunjuk Allah yang datang pada beliau, tidak boleh kita tambah atau kurangi apalagi merubah sekehendak hati kita.
KETIGA: Menbesar-besarkan satu aspek atas lainnya.
Pada bagian ini kita dianjurkan untuk tawazun (keseimbangan) dalam seluruh perkara yang dibesar-besarkan .
KEEMPAT: Menunda-nunda dan tergesa-gesa.
Tergesa-gesa dan menunda-nunda pekerjaan termasuk kedalam pintu-pintu syetan, termasuk juga didalamnya panjang angan-angan.
KELIMA: Kesempurnaan semu.
Pada pintu ini setan mendatangi manusia dan mengatakan kepadanya bahwasanya dialah manusia yang lebih sempurna dari orang lain.
KEENAM:Tidak menilai diri dan kemampuannya secara tepat.
Pada pintu ini syetan membuat seseorang tergelincir dalam mengukur diri nya sendiri, sehingga banyak dari manusia yang ujub, takabbur, sombong, congkak. Pada pintu ini juga setan mengelincirkan manusia supaya dia merasa dirinya hina dina dan tiada berguna, sehingga akibat dari itu semua sebagian dari mereka bunuh diri, gantung diri, dan masih banyak contoh efek dari bisikan jahat setan yang terkutuk.
KETUJUH: Tasykik (menimbulkan keraguan)
Tasykik termasuk pintu syetan yang perlu di perhatikan, karena tidak sedikit manusia yang terjerumus ke pintu ini.
KEDELAPAN: Takhwif (menakut-nakuti)
Pada pintu ini setan memiliki dua pintu dalam menakut-nakuti manusia, yaitu menakut-nakuti dari wali syetan dan menakut-nakuti dari kefakiran.
Allah ta’ala berfirman : “setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kefaqiran dan menyuruh kamu berbuat kejahatan” (QS. Al-Baqarah: 268)
PERKARA-PERKARA YANG MELANCARKAN TUGAS SETAN
- Jahil/kebodohan
- Hawa nafsu, Lemah keikhlasan, dan lemah keyakinan
- Kelalaian dan tiadanya kewaspadaan terhadap pintu-pintu setan
- Dzikir (ingat) kepada Allah ta’ala dan berlindung dari godaan setan yang terkutuk
Adapun obat dari itu semua yaitu dengan mengkokohkan iman kepada Allah azza wajalla, mencari dan mempelajari ilmu-ilmu syar’i dari sumber-sumbernya yang shohih. Serta terus belajar ikhlas dalam agama ini, ini yang sering di lupakan. Ikhlas lillahi ta’ala, tanpa pamrih, Jauh dari riya’, sum’ah dan amalan-amalan yang dapat menghapus nilai ibadah kita disisi Allah azza wajalla.
Demikian ringkasan singkat saya, semoga kita selalu berada didalam naungan taufiq Allah azza wajalla dan menjauhkan kita semua dari kejahatan setan yang terkutuk.
REFERENSI:
Diringkas dari buku GODAAN SETAN PADA ORANG-ORANG SHOLEH, Karangan DR. Abdullah Al-Khaathir, Diterbitkan oleh pustaka AT-TIBYAN
Peringkas: FADWA UMI ASHFA
BACA JUGA:
Leave a Reply