Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Berbicara Atas Alloh Tanpa Ilmu Dan Keyakinan

Berbicara Atas Alloh Tanpa Ilmu Dan Keyakinan

Pertanyaan: Sebagian orang terburu-buru dalam menjelaskan hikmah dari sebagian perkara tertentu. Misalnya dengan mengatakan: “Alloh menghendaki demikian dan demikian dari musibah-musibah ini pada saat ini.” Atau “Alloh menahan hujan karena banyaknya dosa, atau terjadi gempa karena Alloh ingin menguji mereke (para manusia). Bukankah hal tersebut adalah berbicara atas Alloh tanpa ilmu dan keyakinan? Karena kita tidak mengetahui hakikat yang diinginkan Alloh dari kejadian tersebut.[1]

Jawab: Tidak mengapa seseorang memberikan alasan terhdap apa yang menimpa manusia berupa gempa bumi, berbagai musibah dan kefakiran dengan sesuatu yang Alloh jadikan sebagai alasan serta sebab (terjadinya suatu keburukan). Dosa misalnya, Alloh jelaskan dalam Al-Qur’an bahwa dosa merupakan sebab terjadikan keburukan serta kerusakan. Alloh berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” (QS. Ar-Rûm: 41)

Dan firman-Nya:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).“ (QS.Asy-Syûrô:30)

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ

Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. Ali Imron: 165).

Nash-nash dalam hal ini sangat banyak dan masyhur, maka tidak mengapa seseorang memberikan alasan terhadap musibah-musibah ini dengan apa yang Alloh jadikan sebagai alasan serta sebab, walaupun ada sebab-sebab lain yang tidak kita ketahui. Maka apabila kita memberikan alasan dengan apa yang telah Alloh jadikan sebagai alasan, maka sesungguhnya kita bukan termasuk orang-orang yang berbicara atas Alloh tanpa ilmu. Melainkan sebagai orang-orang atas Aloh dengan apa yang telah Alloh beritahukan bahwa musibah-musibah ini sebabnya adalah dosa dan perbuatan-perbuatan kita serta apa yang telah kita usahakan. [2]

Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 03 Tahun 02

[1] Fatâwâ `Ulamâul Harôm, disusun oleh D. Kholid bin Abdurrohman Al-Juroisi.

[2] Kitâbud Da`wah (5) Ibnu Utsaimîn (2/ 143/ 144).

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.