Wanita dan Kisah Penuh Ibroh

Wanita dan Kisah Penuh Ibroh
Sumber gambar: al-uyeah.blogspot.com

Bukan perkara yang mudah bagi seseorang untuk tetap bersikap seperti halnya tidak terjadi suatu apapun di kala musibah melanda, terutama seorang wanita. Berpisah dengan orang yang sangat dicintai adalah saat-saat paling berat yang harus ia rasakan. Namun mungkinkah seseorang bisa begitu besar kesabarannya saat musibah melanda? Adakah orang yang begitu tegar di kala cobaan datang menyapa? Mari kita menyibak sedikit kenyataan yang ada di kehidupan ini agar bisa kita ambil secuil pelajaran dari seorang wanita dan kisahnya yang penuh ibroh.

Wanita, Seperti Inilah Harusnya Kalian*

Telah dikisahkan bahwa seorang yang bernama Al-Asma’i bersama sahabatnya menuju ke sebuah sahara dan kemudian tersesat. Tiba-tiba mereka berada di dekat sebuah tenda di samping kanan jalan, merekapun menuju ke tenda tersebut dan mengucapkan salam kepada pemilik tenda. Ternyata di dalam tenda tersebut terdapat seorang wanita yang kemudian menjawab salam mereka seraya bertanya: “Siapakah kalian?” Maka mereka berdua menjawab: “Kami adalah orang-orang yang tersesat jalan. Kami datang kepada kalian dan beramah-tamah kepada kalian.”

Wanita tersebut berkata: “Wahai, kalian. Palingkan wajah kalian dariku, hingga aku memenuhi sebagian hak yang menjadi milik kalian (yaitu sebagai tamu).” Maka mereka berdua melakukan apa yang disampaikan wanita tersebut, hingga wanita itu menghamparkan permadani bulu untuk kami dan berkata: “Duduklah padanya hingga anakku datang.

Kemudian wanita itu mengangkat ujung kemah dan berkata: “Aku memohon kepada Allah Ta’ala berkah orang yang datang tersebut. Unta itu adalah unta anakku, namun orang yang orang yang menunggang unta bukanlah anakku.”

Sesampainya penunggang unta tersebut, ia berdiri di samping wanita itu dan berkata: “Wahai Ummu Uqoil, semoga Allah Ta’ala memberikan pahala yang besar kepadamu pada diri Uqoil.” Lantas wanita tersebut bertanya: “Apakah anakku telah meninggal?” Maka orang tersebut berkata: “Benar.”

Wanita itu bertanya kembali: “Apakah penyebab kematiannya?” Orang tersebut berkata: “Unta-unta berdesakan hingga mendesaknya dan melemparkannya ke sumur.” Kemudian wanita tersebut berkata: “Turunlah dan tunaikan hak orang-orang tersebut.” Iapun kemudian menyerahkan seekor kambing kepadanya hingga lelaki tersebut menyembelihnya dan memasaknya kemudian menghidangkan makanan kepada kami. Kamipun mulai makan dan merasa kagum kepada kesabaran wanita tersebut.

Setelah kami selesai makan wanita itu keluar menuju kami dan berkata: “Wahai saudara-saudara, adakah diantara kalian yang hafal sebagian Kitab Allah Ta’ala?” Maka Al-Ashma’i berkata: “Ya.” Wanita tersebut berkata: “Bacakan dari Kitab Allah Ta’ala ayat yang bisa menghibur diriku!” Aku katakan: “Allah Ta’ala telah berfirman dalam Kitab-Nya:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُون

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innâ lillâhi wa innâ ilaihi rôji’ûn” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqoroh: 155-157)

Wanita tersebut bertanya: “Demi Allah Ta’ala, apakah sungguh demikian itu ada dalam Kitab Allah Ta’ala?” Maka Al-Asma’i menjawab: “Demi Allah Ta’ala, sungguh hal itu ada dalam Kitab Allah Ta’ala”. Kemudian wanita tersebut berkata: “As-Salâmu`alaikum,” dan kemudian iapun mengatur kedua kakinya dan melaksanakan sholat beberapa rekaat kemudian berkata: “Innâ lillâhi wa innâ ilaihi rôji`ûn, hanya di sisi Allah Ta’ala aku mengharapkan pahala terhadap apa yang menimpa Uqoil.” Wanita tersebut mengucapkan hal itu sebanyak tiga kali. Dan ia berkata: “Ya Allah Ta’ala, aku telah melaksanakan apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku, maka berikanlah kepadaku apa yang telah Engkau janjikan.

Subhânallah, betapa besar kesabaran wanita tersebut. Betapa kuat ketegarannya dalam menghadapi musibah, dengan berpisah dari orang yang sangat ia cintai. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan rahmatnya kepada wanita tersebut dan memberikan kenyamanan hidup di akhirat, demikian pula dengan kita semua.

.

*Diambil dari Kitab Tasliyyatul Hazîn Biqoshoshish Shôlihîn, hal. 16 – 17


Sumber: Majalah Lentera Qolbu, tahun ke-4 edisi ke-8

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.