Keutamaan Pembaca Dan Penghafal Al-Qur’an – Segala puji bag Allah yang Maha Pemurah, Pemilik kelebihan, keutamaan, dan kebaikan. Yang menunjuki kita pada Cahaya iman. Yang mengutamakan agama kita dari seluruh agama.
Dia menganugerahi kita dengan mengutus makhluk yang paling mulia dan paling utama d sisi-Nya, yang merupakan kekasihn-Nya, hamba kesayangan-Nya, dan Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Melalui wasilahnya (Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam) Dia hapuskan peribadatan pada berhala.
Allah juga memuliakan Nabi-Nya dengan Al-Qur’an, mukjizat yang tak lekang oleh waktu. Dengan Al-Qur’an itu Dia menantang manusia dan jin untuk mendatangkan yang semisal, membungkam orang-orang yang menyimpang dan melampaui batas, dan menjadikan hiburan bagi hati orang yang memahami, tidak usang walau sering diulang dan walaupun terjadi perubahan zaman. Allah mudahkan Al-Qur’an untuk diingat walau oleh seorang bocah, menjaminnya selamat dari berbagai perubahan sehingga Al-Qur’an tetap terjaga berkat karunia Allah, selama malam dan siang masih berganti. Allah memberi petunjuk orang-orang plihan-Nya yang cerdas dan bertaqwa untuk menghimpun setiap bidang ilmu yang dapat menggembirakan hati orang yang yakin.
Saya memuji-Nya karena nikmat-nikmat di atas juga karena nikmat lainnya yang merupakan karunia yang tak terhitung banyaknya, terkhusus nikmat iman. Saya memohon kepada-Nya keridhaan bagi saya dan juga kaum muslimin.
Saya bersaksi bahwa tidak ada Illah yang berhak disembah dan diibadahi selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, kesaksian yang menjadi sarana untuk mengharapkan ampunan, menyelamatkan dari api neraka, dan menghantarkan ke surga. Amma ba’du.
Allah Subhanahu Wata‘ala telah menurukan Al-Qur’an melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Sebagai umat islam dan yang mukmin, maka sudah selayaknya kita selalu membaca dan menghafalkannya. Karena Allah telah menyiapakan pahala yang melimpah dan akan melimpahkan anugerah dan ampunan-Nya.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Q.S. Al-Fathir (35) : 29-30)
Diriwayatkan dari Utsman bin Affan RadhiyaAllahu Anhu, bahwa Rasulullahu Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
خَيرُ كُم مَن تَعَلَّمَ القُرآنَ وَعَلّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelejari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (H.R Bukhori no 5027 dan 5028).
Diriwayatka dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata bahwa Rasulullahu Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ
Artinya: “Dari Aisyah dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Perumpamaan orang membaca Al Qur`an sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para Malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Al Qur`an dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan mendapat dua ganjaran pahala.” (HR Bukhari) [ No. 4937 Fathul Bari] Shahih.
Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مثل المؤمن الّذي يقرأ القرأن مثل الأترجوة، ريحها طيّب وطعمها طيّب، ومثل المؤمن الّذي لا يقرأ القرأن كمثل التّمرة، لا ريحا لها وطعمها حلو، ومثل المنافق الّذي يقرأ القرأن كمثل الرّيحانة، ريحها طيّب وطعمها مرّ، ومثل المنافق الّذي لا يقرا القران كمثل الحنظلة، ليس لها ريح وطعمها مرّ
“Artinya: “Perumpamaan seorang mukmin membaca Al-Qur’an itu seperti buah utrujah, aromanya sedap dan rasanya lezat; perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma, tiada baunya tetapi rasanya manis; perumpamaan seorang munafik yang membaca Al-Qur’an itu seperti buah raihanah, aromanya sedap tetapi rasanya pahit; sedangkan perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an itu seperti buah hanzhalah, tidak berbau dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim no 5020).
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, bahwasannya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
انّ الله تعالى يرفع بهذا الكتاب أقواما، ويضع به أخرين
Artinya: “Sungguh Allah meninggikan derajat sebagian kaum dengan Al-Qur’an dan merendahkan derajat kaum yang lain dengannya”. (HR. Muslim no 817)
Diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
اقرؤا القرأن، فانّه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
Artinya: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya.” (HR. Muslim no 804)
Memuliakan Orang yang membaca dan menghafal Al-Qur’an Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:
لا حسد الّا في اثنتين: رجل أتاه الله القرأن، فهو يقوم به أناء اللّيل و أناء النّهار، ورجل أتاه الله مالا فهو ينفقه أناء اللّيل وأناء النّهار
Artinya: “Tiada rasa iri yang dibenarkan kecuali dalam dua hal: pertama, rasa iri terhadap orang yang diberi karunia pemahaman kandungan Al-Qur’an kemudian ia mengamalkannya siang dan malam. Kedua, terhadap orang yang dikaruniai Allah harta yang kemudian ia infakkan siang dan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim no 5025)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud. Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
لا حسد الّا في اثنتين: رجل اتاه الله مالا، فسلّطه على هلكته في الحقّ، و رجل اتاه الله حكمة فهو يقضي بها ويعلّمها
Artinya: “Tiada rasa iri yang dibenarkan kecuali dalam dua hal: pertama, iri terhadap orang yang dikaruniai oleh Allah harta kemudian Allah memberinya kemampuan untuk menggunakannya dalam kebenaran. Dan kedua, rasa iri terhadap orang yang dikaruniai hikmah oleh Allah kemudian ia menggunakannya untuk memutuskan perkara dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim 73)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
من قرأ حرفا من كتاب الله فله حسنة، والحسنة بعشر أمثالها، لا أقول الم حرف،
بل الف حرف، و لام حرف، و ميم حرف
Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dikalikan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu dihitung satu huruf, akan tetapi alif dihitung satu huruf, lam dihitung satu huruf, dan mim dihitung satu huruf.” (HR. Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, menurutnya hadits ini hasan shahih no 2910)
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa beliau bersabda:
يقول الرّبّ سبحانه وتعالى: من سغله القرأن وذكري عن مسألتي، أعطيته أفضل ما أعطي السّائلين، وفضل كلام الله سبحانه وتعالى على سائر الكلام كفضل الله تعالى على سائر خلقه
Artinya: “Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: ‘Barang siapa yang sibuk membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada-Ku sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan sebaik-bak apa yang Aku berikan kepada orang yang meminta.’ Sedangkan keutamaan firman Allah di antara seluruh perkataan itu seperti keutamaan Allah atas seluruh ciptaan-Nya.” (HR. Tirmidzi, menurutnya hasan shahih no 2926)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
انّ الّذي ليس في جوفه شيئ من القرأن كالبيت الخرب
Artinya: “Orang yang tidak memiliki hapalan Al-Qur’an sedikit pun itu diibaratkan seperti rumah yang roboh.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits ini berderajat hasan shahih).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam beliau bersabda:
يقال لصاحب القرأن: اقرأ وارق ورتّل كما كنت ترتّل في الدّنيا، فانّ منزلتك عند أخر أية تقرؤها
Artinya: “Dikatakan kepada shahibul Qur’an (orang-orang yang selalu membaca dan mengamalkan Al-Qur’an): Bacalah dan naiklah (kederajat yang lebih tinggi)! bacalah dengan tartil, sebagaimana kamu membacanya dengan tartil ketika di dunia, tempat yang dijanjikan bagimu bertepatan dengan ayat terakhir yang kamu baca.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i. Tirmidzi mengomentari hadits ini berderajat hasan shahih)
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Anas ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
من قرأ القرأن وعمل بما فيه ألبس والده تاجا يوم القيامة ضوؤه أحسن من ضوء الشّمس في بيوت الدّنيا، لو كانت فيكم فما ظنّكم بالّذي عمل بهذا
Artinya: “Barang siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ia akan mengenakan mahkota kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat, yang mana cahayanya lebih baik daripada cahaya matahari yang menerpa rumah-rumah dunia. Andaikata hal itu terjadi pada kalian, bagaimana menurut kalian jika hal tersebut didapatkan oleh orang yang mengamalkan Al-Qur’an?” (HR. Abu Daud)
Darimi meriwayatkan dengan sanadnya, dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
اقرؤوا القرأن، فانّ الله تعالى لا يعذّب قلبا وعى القرأن، وانّ هذا القرأن مأدبة الله تعالى، فمن دخل فيه فهو أمن،
ومن أحبّ القرأن فليبشر
Artinya: “Bacalah Al-Qur’an karena Allah benar-benar tidak akan mengadzab hati orang yang menghapal Al-Qur’an dan Al-Qur’an benar-benar merupakan jamuan Allah, maka barang siapa yang mendatanginya ia akan aman bergembiralah siapa saja yang sangat mencintai Al-Qur’an.”(HR. Ad-Darimi dalam sunnahya)
Diriwayatkan dari Abdul Hamid Al-Himani, ia berkata, saya bertanya kepada Sufyan Ats-Tsauri tentang manakah yang lebih ia sukai: Orang yang berperang ataukah orang yang membaca Al-Qur’an? Ia menjawab; Orang yang membaca Al-Qur’an; karena Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Demikianlah penjelasan tentang keutamaan pembaca dan penghafal Alqur’an. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kita hidayah dan taufiq sehingga kitab bisa terus belajar ilmu agama, duduk di manejlis ilmu, untuk menghilangkan kebodohan yang ada di diri kita dan setelah mengamalkan ilmu yang didapat, kita bisa membantu menghilangkan kebodohan dari orang lain.
Sumber :
Diringkas dari Buku : Adab Penghafal Al-Qur’anm (2014)
Karya : Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf
Diringkas Oleh : Yahya (Pengajar Ponpes Darul Qur’an wal Hadits OKU Timur)
BACA JUGA :
Leave a Reply