Mengobati Penyakit Banyak Bercanda – Sejatinya, bercanda merupakan pelengkap hidup, tanpa canda akan ada yang kurang dalam hidup ini. Namun terlalu banyak bercanda juga akan menimbulkan banyak dampak negatif dalam kehidupan kita dan bisa menjadi penyakit, baik dalam lingkungan persahabatan, pertemanan, bermasyarakat, berkeluarga atau diri sendiri dan seterusnya. Karena sebagian kita ada yang tidak bisa terlepas dari bercanda bahkan ada istilah perkataan orang untuk orang yang sering bercanda “ Aduh kamu ini sedikit-sedikit bercanda sedikit-sedikit bercanda” ada yang menanggapinya dengan senang karena mungkin lucu dan membuatnya senang, bahagia dengan canda tersebut dan ada pula yang menanggapinya dengan raut wajah ketidaksukaan bahkan sampai marah kepada si pecanda tersebut, setiap orang berbeda-beda menanggapinya. Nah untuk itu bagi siapa saja sang pecanda yang gemar bercanda, bahkan hobi atau sudah jadi kebutuhan pokok dalam kehidupannya maka hendaknya dia menilik kembali candaannya agar di hayati, diresapi, dipikirkan dulu apa yang selama ini telah menjadi kebiasaannya yaitu bercanda, apakah bermanfaat bagi kita atau orang lain, atau bisa menghasilkan keuntungan bagi kita, atau bahkan merugikan baik bagi kehidupan kita sendiri atau orang lain.
Mungkin ada di antara kita menjadikan percandaan sebagai hobi, kebutuhan dalam kehidupannya, namun dia juga mempunyai keinginan mengurangi sifat dan kebiasaan tersebut atau bahkan berhenti darinya dengan alasan yang beragam seperti, karena sudah tau aturan bercanda dalam agama ini, pengen serius, atau bahkan pengen dikatakan anak yang kalem pendiam atau bahasa kerenya “Cool”. Namun yang namanya hobi atau kebiasaan yang sudah lama melekat dalam dirinya maka hal itu tidak akan semudah yang kita bayangkan, tidak semudah membalikkannya seperti membolak-balikan telapak tangan tentu perlu proses, metode, dan tahapan yang serius dan sungguh-sungguh serta obat yang bagus, resep yang super dari dokter yang benar.
Sedikit berbagi untuk kita semua baik bagi pembaca yang budiman, kaum muslimin dan tentunya bagi si penulis yang penuh kekurangan ini, ada beberapa resep yang insyaallah cukup bagus atau sangat bermanfaat bagi kita untuk mengobati penyakit yang satu ini yang tentunya berasal dari bahan yang sangat baik, kandungannya yang sangat banyak manfaatnya serta insyaallah bisa mengobati berbagai penyakit terkhusus penyakit yang satu ini yaitu banyak bercanda yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam. Diantara obat-obat tersebut adalah sebagai berikut:
- Berdo’a dan Memohon Pertolongan kepada Allah Subhanahu waa’ala
Orang yang diuji dengan penyakit suka bercanda disarankan untuk banyak berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala, agar Dia menyelamatkan dan memperbaiki keadaan dan sifatnya sebaik mungkin. Sebab hanya hanya orang yang Allah tolonglah yang akan selamat dan hanya orang yang Allah jagalah yang akan terpelihara serta Allahlah yang Maha mengabulkan do’a, sebagaimana firman-Nya;
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (186) [البقرة : 186]
Artinya :”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhamad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a kepada-Kuapabila dia berdo’a kepada-Ku. Hendaklah dia memenuhi perintah-Ku dan beriman kepadaKu agar mereka memperoleh petunjuk”. (Al-Baqarah ; 186)
- Memperbanyak Istigfar
Orang yang tertimpa penyakit suka bercanda dianjurkan untuk banyak beristigfar kepada Allah, agar Dia melimpahkan taufik-Nya dan membantunya hingga terbebas dari penyakit ini. Sebab , dosa merupakan penghalang bagi seorang hamba untuk memperoleh taufik-Nya. Sungguh, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kita supaya selalu memohon ampun kepada-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman;
وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا (106) [النساء : 106]
Artinya :”Dan mohonlah ampun kepada Allah, sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang”. (An-Nisa ; 106)
Allah juga berfirman;
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Artinya: ”Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sungguh Dia Maha Penerima taubat”. (An-Nasr ; 3)
- Menyibukan Diri dengan Hal yang Bermanfaat
Diantara bentuknya menuntut ilmu syari’at, giat mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah, atau menghadiri majelis-majelis ilmu yang shahih. Hendaknya semua kegiatan terebut diiringi dengan amal shaleh yang lainnya serta berupaya memperbanyak amalan sunnah seperti shalat, puasa, menebarkan salam, berdzikir dan amalan sunnah yang lainnya. Bagi sebagian orang membiasakan diri mempelajari ilmu agama itu berat terutama bagi para pemuda, remaja yang baru mengenal gemerlap indahnya dunia, namun semua itu akan mampu dilewati dengan membiasakan, bersungguh-sungguh, dan terus berusaha insyaallah akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Sebab ilmu dan amal shaleh akan diperoleh dengan pembelajaran , kesungguhan dan pembiasaan, sebagaimana sifat sopan santun bisa diperoleh juga dengan pembiasaan. Dan siapa saja terbiasa pada sesuatu pada masa mudanya, kebiasaan itu akan tetap menyertainya sampai masa tuanya.
- Memilih Teman yang Shalih/Shalihah dan Bermajelis dengan Para Ulama
Agar terbebas dari penyakit suka bercanda, hendaknya seseorang memilih teman yang shalih, ulama-ulama robbani, orang-orang terhormat, dan orang tua yang baik. Niscaya dengan berteman dengan orang-orang tersebut jika sedang bersama mereka dia akan malu untuk banyak bercanda di hadapan mereka. Dengan kondisi seperti itu, dirinya akan mulai terbiasa serius, punya rasa malu yang tinggi, serta mulai segan untuk banyak bercanda sampai akhirnya dia hanya terbiasa dengan canda yang bersahaja dan sekedarnya saja.
Khalaf bin Salim rahimahullah menceritakan ;”Suatu hari, ketika kami sedang berada di majelis Yazid bin Harun. Lantas Dia bercanda kepada juru tulisnya. Tiba-tiba, Ahmad bin Hambal berdehem. Kontan saja Yazid bertanya ;”Siapa tadi yang berdehem ?” seseorang menjawab;”Ahmad bin Hambal”. begitu mengetahui bahwa yang berdehem tadi adalah Ahmad bin Hamba, Yazid langsung menepuk dahinya dan berseru; ”Mengapa kalian tidak memberi tahu keberadaan Ahmad bin Hambal disini? Sungguh, Aku tidak akan bercanda (jika aku mengetahuinya).
- Memahami Petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam dalam Bercanda
Untuk bisa sembuh dari penyakit suka bercanda, seseorang perlu memahami petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam dalam bercanda.
- Memikirkan Sebab dan Akibat dari Bercanda
Sebelum bercanda, pikirkanlah dampaknya, berdampak baikkah canda tersebut atau malah sebaliknya! Karena banyak bercanda bisa merampas kehormatan diri, memutus tali persahabatan, melahirkan kedengkian, kubersinggungan bahkan permusuhan.
Betapa indahnya syair Abu Nuwas berikut:
Mati karena diam lebih baik bagimu
Dari pada mati karena banyak bicara
Manusia yang selamat hanyalah yang mampu mengendalikan dengan tali pengekang
Boleh jadi canda bisa membuka pintu kematian
Lantas kematian itu melumat dan menelan dirinya
Abu Malik rahimahullah berkata: ”Salah seorang ulama salaf menegaskan bahwa sembilan per sepuluh keselamatan manusia tergantung pada sikap diamnya.
- Merenungi Segala yang Menantinya Setelah Kematian
Untuk bisa sembuh dari penyakit banyak bercanda, seseorang harus banyak merenungi segala sesuatu yang akan ia dapati setelah kepulangannya ke alam kekekalan yaitu akhirat yang abadi seperti mengingat pertanyaan malaikat dialam kubur, nikmat dan siksa kubur, hari hisab, surga dan neraka dan seterusnya. Orang yang ingin terbebas dari penyakit ini harus menyadari bahwa siksa Allah subhanallahu wata’ala amat pedih bagi orang yang bercanda dalam bentuk canda yang diharamkan syari’at, entah karena disertai kedustaan, pelecehan terhadap agama, ataupun karena menyakiti orang. Kesadaran ini akan membantu dia untuk bisa menahan lisannya dari keburukan dan mengarahkannya kepada kebaikan. Hendaklah dia mengingat baik-baik bahwasanya banyak bercanda mengakibatkan bencana, dan itu bukanlah hal yang sepele karena pada dasarnya disisinya ada yang mencatat dan mengawasi.
Allah subhanallah wata’ala berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18) [ق : 18]
Artinya: ”Tidak ada suatu kata yang diucapkan melainkan ada disisinya Malaikat pengawas yang selalu siap mencatat”. (Qaf ; 18)
Lagi pula, bukankah seseorang akan dijerumuskan ke dalam Neraka melalui wajahnya karena lisannya.
- Memperhatikan Waktu Bercanda
Yaitu apakah waktunya sesuai atau tidak?, agar sembuh dari penyakit suka bercanda, seseorang harus berusaha mengendalikan keinginan kuatnya untuk berbuat itu. Janganlah bercanda pada waktu yang seharusnya disikapi secara serius, atau sebaliknya janganlah bersikap serius pada saat yang seharusnya diisi dengan bercanda.
Sungguh tepat perkataan penyair berikut ini:
Aku bercanda saat kutahu ia baik bagi orang muda
Jika orang dewasa serius, aku kan seperti itu juga
- Memahami Kedudukan Orang yang diajak Bercanda
Ada sebagian orang yag mencandai orang lain tanpa pertimbangan syari’at. Padahal, ulama mempunyai kedudukan yang harus dihormati, begitu pula terhadap orang yang lebih senior atau yang sudah tua. Oleh sebab itu, orang yang ingin bercanda harus memahami kondisi, lawan candanya. Jangan sampai dia bercanda kepada orang yang bodoh, orang yang dungu, atau orang yang tidak dikenal.
Diringkas dari Buku “CANDA NABI SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALAM DAN ORANG-ORANG SHALEH” Penulis As-Sayyid bin Ahmad Hamudah
Penerbit PUSTAKA ASY-SYAFI’I
BACA JUGA :

Ajukan Pertanyaan atau Komentar