Membantah Al-Qur’an Adalah Kekafiran

Membantah Al-Qur'an Adalah Kekafiran

Membantah Al-Quran Adalah kekafiran

Kebenran mutlak datang nya hanya dari Allah . oleh karena itu Al-Haq tidak di ambil keculi dengan petunjuk dari kitab Allah dan Sunnah Rasul. Dan sepantas nya orang-orang yang sudah sampai Al-Haq kepada mereka menerima dan mengikutinya .

Allah telah memuji orang orang yang beriman karena mereka mengikuti Al-Haq , Dia Subhanahu Wata’ala berfirman:

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

Artinya: “adakah orang yang mmengetahui bahwasanya apa yang di turun kan kepada mu dari Rabbmu itu benar sama dengan orang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Ar-Ra’du /13: 19)

Imam ibnu katsir Rahimahullah berkata tentang ayat ini .’’Maka tidaklah sama orang yang meyakini kebenaran yang engkau bawa- wahai Muhammad – dengan orang yang buta , tidak mengetahui dan memahami kebaikan, seandainya memahami, dia tidak mematuhinya, tidak mempercayainya dan tidak mengikutinya .’’ (Tafsir Al-Quranil ‘azhim, surat Ar-Ra’du/13: 19)

Diantara sifat orang yang beriman

Oleh karena itu diantara sifat orang yang beriman menurut Allah dalam kitab suci-Nya adalah:  mendengar dan taat kepada hukum Allah dan Rasul-Nya .

Allah berfirman:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya: ’’sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin, bila mereka di panggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili diantara mereka ialah ucapan ‘’ kami mendengar dan kami patuh’’dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. An-Nur (24): 51)

Syeikh abu bakr jabir al-Jazairi, seorang pengajar tafsir di Masjid Nabawi, Madinah, berkata; ‘’yakni: tidak ada perkataan yang di ucapkan oleh orang-orang yang beriman yang sebenarnya , jika mereka di seru kepada kitab Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul mengadili di antara mereka, kecuali perkataan ‘’kami mendengar dan kami patuh ‘’. Maka mereka menyambut seruan ,menyerah kepada Al-Haq’’. (Aisarut Tafasir Li kalamil ‘Aliyil Kabir, Surat  An-Nur: 51)

Membantah Al-Qur’an  merupakan kekafiran

Namun umum nya manusia tidak peduli terhadap  kebenaran , tidak mau mencari nya dan tidak mau menelitinya. Sehingga mereka berkubang di dalam kesesatan dengan sadar atau tanpa sadar . bahkan sebagian mereka berani mendebat dan menolak kebenaran yang datang dari Allah.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللَّهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلَادِ

Artinya: ’’tidak ada yang memperdebatkan ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.(QS. Gafir /40; 4)

Imam Al-Qurtubi Rahimahullah (wafat pada 671H) menjelaskan tentang ayat ini dengan perkataan ,’’Allah yang Maha suci telah menetapkan kekafiran terhadap orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah. Yang di maksud adalah memperdebatkan dengan batil. Yaitu dengan mencela ayat-ayat Allah , berniat membatalkan kebenaran,serta memadamkan cahaya Allah . hal ini di tunjukan dengan firman Allah;’’dan mereka membantah dengan( alasan ) yang batil utnuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu’’. (QS. Ghafir/40: 5)

Adapun tentang memperdebatkan tentang Ayat-Ayat Allah untuk menjelaskan sesuatu yang samar, dan menguraikan sesuatu yang susah dipahami, perdebatan ulama untuk mengambil kesimpulan makna-maknanya, dan untuk membantah orang-orang yang menyimpangkanNya dan menyimpang darinya, maka jihad yang paling agung di jalan Allah . dan telah lewat makna ini dalam surah Al-Baqarah pada firman Allah.’’Apakah Kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat ibrahim tentang RabbNya (Allah)’’.(QS. Al –Baqarah 2/258). (tafsir Al-Qurtubi, 15/292)

Maka lihat sebagian orang sekarang mendebat syariat islam ,mendebat hudud, mendebat hukum poligami, dan lain-lain. maka sesungguh nya mereka adalah orang-orang akan celaka, jika tidak bertaubat kepada Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang mendebat Al-Quran, mendebat hukum-hukum Allah, Adalah orang-orang sombong yang di murkai oleh Allah.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ الَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ

Artinya: ‘’yaitu orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa Alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriaman . demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang sombong dan sewenang wenang.” (QS. Ghafir/40: 35)

Di dalam ayat lain Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melaikan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya,maka mintalah perlindungan kepada Allah . sesungguhnya dia maha mendengar lagi maha melihat”. (QS. Ghafir/40; 56)

Tinggalkan orang-orang yang mendebat

Nabi membenci perdebatan dan perselisihan. sikap orang mukmin terhadap Al-Qur’an adalah menerimanya. ayat-ayat yang dia fahami maka dia yakini dan dia amalkan. Adapun ayat-ayat yang samar baginya, maka dia mengimaninya, dan menyerahkan kepada orang yang memahaminya dia tidak mempertentangkan ayat satu dengan yang lainya.

Di dalah hadist di riwayatkan yang Artinya: ’’Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullahn bersabda: ’’Al-Qur’an turun dengan 7 dialek bahasa Arab. membantah Al-Qur’an adalah kekafiran -3 kali- apa yang kamu ketahui dari Al-Qur’an maka amalkan. dan apa yang tidak kamu ketahui dari nya maka kembalikan kepada orang-orang yang mengetahuinya.‘’ ( HR. Ahmad, no. 7805; Abu Dawud, no. 4008, di Shahihkan oleh Syeikh Al-Albani di dalam silsilah Ash-shaihah, penjelasan hadist no.1522)

Di dalam hadist lain di riwayatkan bahwan Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu Anhuma berkata: Yang artinya ’’Rasulullah keluar kepada para sahabat nya, mereka sedang berbantahan tentang qadar(takdir). urat leher beliau menjadi merah dengan sebab beliau marah. Lalu beliau bersabda .’’apakah untuk ini kamu di perintahkan, atau apakah untuk ini kamu di ciptakan. Kamu membenturkan sebagian Al-Qur’an dengan sebagian lainnya? Dengan inilah umat-umat sebelum kami menjadi  binasa!. (HR.Ibnu Majah,no85; syekh Al-Albani menyatakan ‘hasan shahih”)

Oleh karena itu banyak hadist-hadist nabi yang menganjurkan meninggalkan perdebatan, walaupun dia dalam keadaan benar.

Dari Abu umamah Radhiyallahu Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda; ’’aku menjamin dengan sebuah rumah di pinggiran surga bagi orang-orang yang meninggalkan perdebatan,walaupun dia berkata benar, Aku menjamin sebuah rumah di tengah syurga bagi orang yang meninggal kan dusta, walaupun dia bergurau. Aku menjamin dengan sebuah rumah yang tinggi di surga bagi orang yang membaguskan Akhlaqnya’’(HR. Abu Dawud, no,4800 di hasan kan oleh syekh Al-Albani)

Walaupun ada juga perdebatan yang terpuji, yaitu perdebatan dengan cara yang baik, untuk membela kebenaran  sebagai mana Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya: ‘’serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik  (QS. An-Nahl/16; 125)

Namun hal itu hanya di lakukan oleh orang-orang ahli. Demi keselamatan bagi agamanya hendaklah seseorang meninggalkan perdebatan yang banyak keburukan nya, sebagaimana di jelaskan oleh para ulama’ wallahu a’lam.

Dan semoga ringkasan singkat ini bermanfaat bagi kita semua Aamiin.

REFERENSI:

Diringkas oleh; Anas Arlaya

Judul: Membantah Al-Quran Adalah kekafiran

Judul kitab: As-Sunnah

Edisi : #11/THN.XXII/Rajab 1440/Maret 2019

Karya: Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari

Baca juga artikel:

Rumahku Taman Surgaku

Ibadah yang Konsisten

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.