Oleh: Ust. Arifin Saefulloh
Memiliki keturunan yang baik merupakan karunia yang dinanti-nanti oleh setiap wanita. Menjadi seorang ibu dari penerus cita-cita dan harapan, memiliki ladang pahala yang senantiasa mengalir walaupun sudah terputus kemampuan menambah pahala dengan tangannya. Itulah karunia yang sangat besar.
Sebagai seorang muslimah yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya niscaya akan mengikuti bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah dalam setiap sisi kehidupannya, tidak terkecuali pada saat menghadapi kehamilan. Berikut ini adalah hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh setiap muslimah ketika menghadapi kehamilan:
1. Anjuran Rosululloh untuk Memperbanyak Keturunan
Suatu ketika, seseorang datang kepada Rosululloh dan berkata: “Saya mendapatkan seorang wanita yang kaya dan cantik. Akan tetapi dia tidak melahirkan (mandul). Apakah saya nikahi? Beliau menjawab,”Tidak”. Kemudian ada orang kedua mendatangi beliau, kemudian beliau melarangnya. Kemudian datang orang ketiga, maka beliau bersabda:
تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Nikahilah perempuan yang penuh kasih dan subur, sesungguhnya aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat lain pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Hibban, Ahmad dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Pada hadits di atas Nabi kita berbangga dengan jumlah umatnya yang banyak, tidakkah kita ingin berperan dalam kebanggaan beliau? Bukankah kita ingin dicintai Alloh ? Tidakkah kita mencintai Alloh dan kita menginginkan cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan? Jika memang demikian, mari kita implementasikan ayat berikut:
“Katakanlah (wahai Muhammad): jika kalian mencintai Alloh, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad), maka Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” (QS. Ali-Imron: 31)
Anjuran Rosululloh untuk memperbanyak keturunan sangat jelas, maka sudah seharusnya kita sebagai umatnya mengikuti beliau tanpa adanya keraguan lagi. Bukankah Alloh telah berfirman:
وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang beriman dan tidak (pula) bagi perempuan yang beriman, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat dengan sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 36)
2. Masa Kehamilan dan Melahirkan
Ketika memasuki masa-masa kehamilan, seorang ibu sungguh diuji dengan berbagai macam ujian. Rasa sakit, letih, bahkan cemas akan kondisi janin yang berada dalam kandungannya, menjadi menu kesehariannya. Inilah beberapa arahan dalam menghadapi kehamilan:
- Mendulang pahala dari rasa ketidaknyamanan selama kehamilan: Sudah sewajarnya rasa tidak nyaman akan muncul ketika datang kehamilan, hal ini dikarenakan tubuh masih berusaha beradaptasi dengan adanya benda asing yang berupa janin. Sebagai muslimah yang beriman kepada Nabi-nya niscaya akan bergembira dengan setiap musibah yang mendera, karena beliau mengabarkan bahwa setiap ketidaknyamanan yang menimpa seorang muslim akan menjadi pelebur dosa. Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حَزَنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah sesuatu yang menimpa seorang muslim berupa rasa letih, sakit, kegundahan, kesedihan, gangguan, kecemasan, hingga duri yang melukainya, kecuali Alloh Subhanahu wa ta’ala melebur dosa-dosanya karena sebab itu.” (HR. Al-Bukhori)
Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
لاَ يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِيْ جَسَدِهِ وَأَهْلِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَاعَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
“Senantiasa cobaan menimpa mukmin dan mukminah baik pada badannya, keluarganya, hartanya, hingga ia menemui Alloh dalam keadaan tanpa dosa”. (HR. Al-Bukhori)
Bahkan apabila muslimah wafat ketika melahirkan, niscaya akan mendapatkan kemuliaan sebagai syahidah. Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
وَالمَرْأَةُ تَمُوْتُ بِجُمْعٍ شَهِيْدَةٌ
“Dan wanita yang meninggal karena melahirkan itu syahidah.” (HR. Malik, Abu Dawud, dan An-Nasai dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)
- Bersabar atas kondisi yang sedang dialami: Pada hadits diatas Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam tidak mensyaratkan kesabaran untuk mendapatkan keutamaan diampuninya dosa dan kesalahan. Sehingga tanpa disertai kesabaran saja, secara langsung Alloh Subhanahu wa ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya. Apalagi jika ketidaknyamanan disertai dengan kesabaran, niscaya akan mendapatkan pahala yang sangat besar.
Diantara keutamaan orang yang bersabar adalah:
1. Alloh Subhanahu wa ta’ala bersama orang-orang yang sabar: Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang bersabar.” (QS. Al-Baqoroh: 153)
Alloh Subhanahu wa ta’ala juga berfirman:
وَاللهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan Alloh bersama orang-orang yang bersabar.” (QS. Al-Anfâl: 66)
2. Sabar merupakan hiasan seorang mukmin dan mukminah: Kesabaran merupakan sifat yang menjadikan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam terkagum-kagum pada seorang muslim dan muslimah. Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin karena semua keadaannya itu baik. Keadaan seperti itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka hal itu baik baginya. (HR Muslim)
3. Bersyukur atas karunia Alloh Subhanahu wa ta’ala: Setiap kali kita mensyukuri nikmat dan karunia-Nya niscaya Alloh Subhanahu wa ta’ala akan menambah nikmat-Nya. Sebaliknya, Alloh Subhanahu wa ta’ala akan murka jika kita tidak mengakui kenikmatan dan karunia yang dianugerahkan kepada kita atau dengan kata lain mengkufuri/mengingkari nikmat-Nya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.(QS. Ibrôhim: 7)
4. Menghindari hadits-hadits dhaif seputar keutamaan kehamilan.
Di antara hadits-hadits dhoif seputar kehamilan yang harus dihindari:
- Dua raka’at sholatnya wanita yang sedang hamil, lebih baik daripada 80 raka’at sholatnya wanita yang tidak hamil.
- Wanita yang hamil sampai ia melahirkan anak, maka Alloh Subhanahu wa ta’ala akan memberikan pahala kepadanya bagaikan pahala berpuasa di siang hari dan sholat sepanjang malam.
- Seorang wanita yang meninggal dunia pada masa 40 hari setelah ia melahirkan anak, maka ia akan mendapatkan pahala syahid.
- Seorang wanita yang melahirkan akan mendapatkan pahala 70 tahun sholat sunnat dan puasa, dan setiap kesakitan yang dialaminya ketika melahirkan akan mendapat pahala haji yang mabrur.
- Seorang wanita yang tidak dapat tidur pada malam hari karena mengurus anaknya yang sakit atau demam, maka Alloh Subhanahu wa ta’ala. akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala memerdekakan 20 orang hamba sahaya.
- Wanita yang tidak dapat tidur pada waktu malam karena menyusui anaknya, Alloh Subhanahu wa ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya dan diberi pahala 12 tahun ibadah.
Demikian sekilas tentang masalah mendambakan keturunan yang baik, semoga Alloh Subhanahu wa ta’ala senantiasa memudahkan kita untuk mengikuti petunjuk-Nya dan semoga Alloh Subhanahu wa ta’ala memberikan karunia, rahmat, kasih sayang, serta penjagaan-Nya kepada ibunda-ibunda kita yang tengah mengandung dan akan melahirkan atau telah mengandung dan melahirkan putra putrinya. Allohumma âmin.
Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 05 Tahun 04
Leave a Reply