Solusi Syar’i Terhadap Pergaulan Bebas

pergaulan bebas

Solusi Syar’i Terhadap Pergaulan Bebas – Rambu-rambu yang ditegakkan agama Islam mengenai pergaulan dua anak manusiawi lawan jenis, insyaa Allah sangat jelas dan tegas. Karna semuanya adalah tindakan preventif agar tidak terjadi bahaya yang jauh lebih besar, yaitu zina yang dapat menghancurkan rumah tangga, dan rancunya nasab, serta amburadulnya masyarakat.

Apalagi fitnah terbesar dalam umat ini adalah fitnah lawan jenis. Perhatikan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang artinya’’ Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah (keburukan/kerusakan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki melebihi (fitnah) kaum perempuan’’.(HR. al-Bukhari; 4808, Muslim; 2740).

Imam Ibnul Qayim Rahimahullah menjelaskan hal ini dalam ucapan beliau, ’’Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan. Bahkan ini termasuk penyebab terjadinya berbagai petaka yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab timbulnya kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun yang khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembang pesatnya perbuatan keji dan zina, yang termasuk sebab kebinasaannya masal dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan. Termasuk penyebab terbesar terjadinya bencana pada negeri adalah banyaknya terjadi perbuatan zina, karena membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah lebih menegaskan hal ini dalam ucapan beliau, ’’Dalil-dalil al qur’aan dan Hadits secara tegas menunjukkan haramnya laki-laki yang berduaan dengan perempuan yang tidak halal baginya. Demikian pula diharamkannya memandang, dan semua sarana yang menjerumuskan manusia ke dalam perkara yang dilarang oleh Allah. Dalil-dalil tersebut sangat banyak dan kuat, semuanya menegaskan keharaman pergaulan bebas, karna membawa kepada perkara kerusakan yang sangat buruk akibatnya. Maka propaganda yang menyerukan agar perempuan ikut terjun ke tempat-tempat kerja yang khusus bagi laki-laki adalah ajakan yang sangat berbahaya bagi kebaikan masyarakat Islam. Dan termasuk dampak negatif terbesarnya adalah pergaulan bebas yang termasuk sarana terbesar menuju zina. Hal ini pada gilirannya akan menghancurkan masyarakat dan merusak nilai-nilai luhur serta budi pekerti mereka.

Inilah yang sedang merabak di negeri kita, Indonesia. Lalu, bagaimana cara mengobatinya? Ada banyak cara yang harus ditempuh untuk menyelamatkan umat ini, terutama generasi mudanya dari pergaulan bebas diantaranya:

1.        Tanamkan akidah yang kuat

Akidah adalah pondasi yang akan menyangga semua perbuatan seorang  hamba. Jika seorang mempunyai akidah yang mapan, dia meyakini bahwa Allah melarang pergaulan bebas dan pedihnya siksaNya, niscaya hal itu akan membuat dia menghindari perbuatan tersebut. Karnanya Rasulullah sangat menekankan pengajaran akidah sejak dini, Ibnu Abbas berkata: ’’Suatu saat aku berada di belakang Rasulullah. Lalu beliau bersabda: ’Nak aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah akan selalu menjagamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan selalu ada di hadapanmu, bila engkau minta, mintalah hanya kepada Allah. Apabila engkau mohon pertolongan, mohonlah hanya kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya semua umat sepakat untuk memberi manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak dapat memberi manfaat kecuali dengan sesuatu yang sudah Allah tetapkan. Dan seandainya mereka sepakat untuk membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang sudah Allah tetapkan. Pena telah diangkat dan kertas telah hilang’’. (Shahih, HR. at-Tirmidzi dan lainnya).

Dan itu pulalah kenapa akidah merupakan pokok dakwah para Nabi dan Rasul.

2.        Tingkatkan Ibadah

Ibadah mempunyai pengaruh yang sangat positif pada perilaku seorang hamba. Kalau seorang hamba terjagah ibadahnya, terutama ibadah harian seperti sholat, insyaa Allah akan terjaga perilaku dana akhlaknya. Karna Allah telah memerintahkan supaya anak diajari sholat sedini mungkin. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:’’

مروا اولادكم باالصلاةوهم ابناءسبع سنين واضربوهم عليها وهم ابناء عشرسنين وفرقوا بينهم فى المضاجع

Artinya: ‘’Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat dan saat mereka berumur 7 tahun, dan pukullah kalau mereka tidak sholat saat sudah berumur 10 tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.’’ (Shahih, HR. Ahmad dan Abu Daud).

3.        Hindari media yang merusak

Menghindari media yang merusak adalah sebuah cara jitu untuk menyelamatkan generasi umat ini dari pergaulan yang melanggar syar’i. Karna itu zaman sekarang media masa baik cetak maupun elektronik, memiliki peran yang sangat kuat. Tv, internet, radio, koran majalah, dan yang semisalnya memiliki kendali kuat terhadap masyarakat. Oleh karna itu tugas berat sekaligus mulia terletak di atas punggung para pengendali media massa tersebut di hadapan Allah dan di hadapan umat. Karna tak bisa dipungkiri yang ditayangkan dan disuguhkan oleh media tersebut akan cepat diserap oleh masyarakat, dan berlanjut membentuk cara berpikir serta opini. Rasulullah sangat memperhatikan pembentukan opini. Ka’b bin Malik mengatakan, bahwa tidaklah Rasulullah meniatkan perang, melainkan akan membentuk opini lain. (HR. al-Bukhari)

Demi membentuk opini positif tentang kaum muslimin, Rasulullah pun menampakkan kekuatan pada kafir Quraisy saat thawaf qudum dan fathu mekkah.

Alhamdulillah saat ini sudah ada beberapa media syar’i yang sudah bermunculan. Semoga mereka dapat memberi kontribusi positif dan solusi atas masalah ini.

4.        Banyak beraktivitas secara positif

Cara ini menurut penelitian sangat efektif dilanjakan. Pergaulan bebas, biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang memiliki banyak waktu longgar, banyak waktu bermain, bermalam minggu atau hanghout. Benarlah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

نعمتان مغبون فيهما كثير من اناس,الصحاة والفراغ

Artinya: ‘’Ada dua kenikmatan yang manusia banyak tertipu dengannya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.’’ (HR. al-Bukhari; 6412 dari, Ibnu Abbas).

5.        Menegakkan aturan hukum

Banyak orang yang tidak takut kalau hanya di takuti-takuti dengan azab akhirat. Karna iman yang sangat tipis di dalam dirinya dan melihat bahwa azab tersebut tidak kontan, alias langsung didapat setelah melakukan kesalahan. Malah banyak orang yang menjadi takut dengan hukuman di dunia. Karna Islam juga menegakkan hukum hudud untuk berbagai jenis kriminal yang berdampak buruk bagi pribadi dan masyarakat. Sedangkan pergaulan bebas yang nanti akan berjuang pada perzinaan sangat berpotensi merusak tatanan diri dan masyarakat. Karna itulah hukuman yang diterapkan Islam didunia sangat berat, Allah berfirman yang artinya: ’’Perempuan yang berzina dengan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasih kepada keduanya, mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.’’ (QS. an-Nur: 2).

6.        Menikah

Islam tidak pernah melarang umatnya menyalurkan hasrat mereka kepada lawan jenisnya. Islam hanya bertugas mengatur perilaku umatnya dengan cara yang sebagus mungkin. Jalur pernikahan adalah jalur yang sangat mulia. Oleh sebab itu, segeralah menikah jika nafsu syahwat sudah kuat dan sudah mampu menanggung biaya hidup berumah tangga. Rasulullah adalah orang yang tanggap dengan masalah ini. Karena itu beliau pernah bersabda mengenai anjuran menikah bagi orang yang telah mampu supaya tidak terjerumus dalam lembah perzinaan. Dalam hadits disebutkan;

يا معشرالشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج,فانه اغض للبصر واحصن للفرج.

ومن لم يستطع فعليه باالصوم فانه له وجاء.

Artinya: Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu yang sudah mampu menikah, maka menikahlah, karna sesungguhnya menikah itu lebih dapat menundukan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karna berpuasa itu baginya menjadi pengekang syahwat.’’ (HR. Bukhari dan Muslim).

7.        Orang tua lebih akrab dengan anak.

Jika orang tua sudah bisa akrab dengan anak layaknya seorang sahabat, secara tidak langsung Anda akan mengetahui kegiatan dan pergaulannya. Karna biasanya jika anak sudah dekat dengan orang tuanya, ia akan mudah bercerita kepada orang tua jika anak tersebut mendapat masalah atau mengalami hal baru.

Disinilah kesempatan orang tua mengarahkan anak agar menjadi anak yang baik. Jika anak Anda sudah diketahui akan bersikap dengan sikap yang tidak benar, maka Anda bisa memberinya masukan yang positif secara lembut. Hal ini bertujuan agar sih anak tidak menolak masukan positif yang Anda berikan secara mentah-mentah.

Sekali lagi, karna ia sadar tengah dinasihati oleh orang yang dekat dengannya dan yang terpenting, menyayanginya.

Karna bagaimanapun juga anak yang masih remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.

Keinginannya untuk mencoba akan semakin kuat jika semakin di larang. Jadi beri anak Anda masukan secara santai, melalui pendekatan emosi, dan sekali lagi tanpa dimarahi. Karna itu, mulai sekarang dekatkanlah, diri Anda sebagai orang tua kepada anak, karena secara tidak langsung, dengan itu Anda akan mampu mengontrol tingkah laku anak Anda. Ini adalah tugas orang tua yang sangat besar terhadap anak saat menginjak masa remaja menuju fase dewasa.

8.        Pengamanan pemerintah

Pemerintah mempunyai tanggung jawab yang sangat bebas untuk mengendalikan dan menindak perilaku pergaulan bebas yang melanggar syar’i.

Hal ini karna pemerintah memiliki otoritas yang luas untuk mengendalikan banyak hal. Sebut saja semisal media massa, sektor pendidikan dan yang lainnya.

Karna setiap orang nanti akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya di hadapan Allah. Maka Rasulullah bersabda mengingatkan tentang amanah ini di dalam sabdanya: ”Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Semoga Allah menjaga diri dan keluarga kita dari setiap yang merusak dunia dan akhirat kita. Aamiin.

 

Referensi:

Diringkas dari: al-Mawaddah Vol.85 Rajab 1438 H

Penulis: Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf,Lc.

Diringkas oleh: Niken Alia Cahyani (Pengajar ponpes Darul Qur’an wal-Hadits Oku Timur).

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.