Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

SIROH ABU JANDAL BIN SUHAIL BIN AMRU

Abu Jandal Bin Suhail Bin Amru

 

Siroh Abu Jandal bin Suhail Bin Amru-Toyyib pada artikel kali ini kita akan mencoba untuk membahas kisah salah seorang sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam yaitu bersama dua orang sahabat yang pertama adalah Abu jandal bin Suhail bin Amru, rodiallahu anhu, Abu Jandal bin Suhail bin Amru, walaupun kisah beliau yang tercatat didalam sejarah pendek, namun kisah yang sangat menakjubkan dan luar biasa, beliau ini nama lengkapnya adalah, Abu Jandal bin sahel bin suhail bin Amru Al-Amiri , namanya Al-aashi, al-aashi pakai shod itu artinya orang yang berbuat maksiat,nah oleh karena itu dia sering dikenal dengan kunyanya yaitu Abu Jandal, sehingga namanya tidak banyak yang mengetahui karna maknanya tidak bagus, abu Jandal ini masuk islam di mekkah, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam masih di mekkah, ketika ayahnya tahu Abu Jandal masuk Islam, langsung di tangkap di ikat dan di belenggu oleh ayahnya, dirantai dan dikurung didalm kamar, seperti seorang tahanan tidak boleh keluar, begitu terus dia mempertahankan keislamanya, samapi akhirnya Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam hijrah lalu terjadi suh’hul khudaibiyyah, “ perjanjian hudaibiyyah” perjanjian hudaibiyyah itu adalah kesepakatan antara Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum muslimin dengan orang-orang qurais, untuk menghentikan peperangan, dan diantara butir-butir kesepakatan itu adalah , bahwa apabila ada penduduk mekkah yang masuk islam, lalu lari kemadinah kaum muslimin wajib mengembalikan kepada orang-orang kafir, dan apabila ada orang islam yang misalnya keluar dari islam ,lalu lari ke mekkah maka tidak wajib bagi orang kafir mengembalikanya kepada kaum muslimin, berat sebelah sepertinya perjanjian ini, nah ini lah perjanjianya, dan ketahuilah wahai sodara dan sodariku muslim dan muslimah ketika perjanjianya sedang ditulis , Rosulillah ﷺ satu pihak, kemudian orang-orang kuffar Qurais dan perwakilanya satu pihak sedang ditulis tu butir-butir perjanjianya, , bahwa apabila ada penduduk mekkah yang masuk islam, lalu lari kemadinah kaum muslimin wajib mengembalikan kepada orang-orang kafir, ketika sedang ditulis tiba-tiba abu Jandal muncul Abu Jandal muncul dalam keadaan dirantai dia lari dia berhasil meloloskan diri dari kurungan Ayahnya, lari dia menemui Rosulillah, kemudian nampak oleh ayahnya , ayahnya ada ketika itu , ayahnya hadir dalam perjanjian itu, nama ayahnya adalah suhail, Palamma roahu abuhu suhail qooma ilaihi wadorobah wajhahu “ Takkala dilihat nampak oleh ayahnya langsung ditangkap oleh ayahnya dan dipukul wajahnya (kelepaakk ) dipukul oleh ayahnya, waakhozahu min tsaubihi, wahuwa yajurruhu, wayuslihu’u, wayusorri’uhu,  “Diseret di pegang bajunya, diseret oleh ayahnya, Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum muslimin melihatnya, bayangkan sedangkan perjanjian itu sedang ditulis, ketika itu, abu Jandal berteriak, dengan suaranya yang keras, ketika diseret oleh ayahnya, dipukul dan diseret oleh ayahnya” Yaa masyarol muslimin ,urottu ilal musrikiin , yuptinuunapiidiinih,” Wahai kaum muslimin kenapa kalain biarkan aku dikembalikan kepada orang-orang musrikin, yang akan memaksaku untuk kembali kepada kekufuran,  apa kata orang kafir musrikin, wahai Muhammad, ini adalah perjanjian pertama kita yang harus diterapkan, Allahu Akbar, perjanjian sudah tertulis,  apa isi perjanjian tadi “bahwa apabila ada penduduk mekkah yang masuk islam, lalu lari kemadinah kaum muslimin wajib mengembalikan kepada orang-orang kafir,pas itu ditulis ,datang Abu Jandal lari dalam keadaan dirantai, nampak oleh ayahnya ,langsung ditangkap dipukul dan diseret, langsung dia berteriak, wahai kaum muslimin, tolong aku ,kenapa kalian biarkan aku kembali kepada orang-orang musrikin, yang akan memaksaku untuk kufur kepada Allah, kemudian apa kata Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Abu Jandal “ yaa aba jandal isbir, wahtasib, painnallaha jaailun laka waliman maaka minal mustad’apiin, paarojan wamakhroja, wainna shoolahnal kauma, wainnaa lah  naghbir,  Subhanallah luar biasa,apa kata Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam wahai Abu Jandal, “Isbir wah tasib, bersabarlah engkau, dan harapkan pahala dari Allah, perhatikan wahai sodara-sodaraku kaum muslimin,kaum muslimat, padahal kalau mau bisa saja berperang pada waktu itu, ingat sebelum perjanjian shuhul hudaibiyah itu, diberitakan Utsman bin Affan hilang, waktu itu Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam umroh bersama kaum muslimin, lalu Utsman bin Affan dikirim sebagai utusan, lalu berhari-berhari belum juga pulang, tersebar isu Utsman telah dibunuh, akhirnya Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat  berjabat tangan bersumpah, berbaiat, mereka berbaiat untuk mati bersama Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam, mereka sudah berniat untuk menyerang mekkah, sampai akhirnya terjadi perjanjian itu orang mekkah juga datang. Takut mereka mendengar baiat itu, nah kalau mau kan, Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat bisa saja membela Abu Jandal itu, ini orang islam ini diseret di depan kaum muslimin, didepan Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam, dibawak kembali kepada orang-orang musrikin, akan tetapi kenapa kata Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam, “Isbir wah tasib kamu haruus bersabar, kamu harus mengaharapkan pahala, painnallaha jaailun laka,  Sesungguhnya Allah akan menjadikanmu, waliman maaka minal mustad’apiin,  dan orang-orang  sepertimu yang lemah di mekkah itu, paarojan wamakhroja,  Kelapangn dan jalan keluar, tapi harus sabar dulu, ingin dapet kemenangan , ingin dapet kejayaan, ingin dapet solusi dan jalan keluar dari Allah, harus sabar terlebih dahulu, subhanallah, jadi tidak tergesah-gesah, bayangkan diseret nie, sudah pasti kembali kemekkah disiksa lagi, akan tetapi apa kata Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam, kalian harus kuat, kalian harus sabar, kalau kalian kuat, kalau kalian sabar, kalau kalian ihklas, menghadapi ujian itu, mengharapkan pahala hanya dari Allah, Allah pasti akan berikan jalan keluar untukmu dan orang-orang  yang sepertimu, subhanallah, itu janji  Allah, dari Rosulnya, jadi wahai sodaraku dan sodariku yang saya sayangi karna Allah ,kita ini sekarang ini orang-orang yang kurang bersyukur wahai sodaraku muslim dan muslimat, kita ini tinggal menikmati islam lagi, tinggal menikmati saja, tidak ada pengorbanan kita, perjuangn kita, cobaan yang berat untuk memperjuangkan agama yang ada dalam diri kita, tinggal menerima ,tinggal mengamalkanya saja lagi, akan tetapi tidak ada semangat kita, himma kita, keinginan kita, tidak mengenang jasa-jasa salafus sholeh, tidak mengingat tidak menghargai, bayangkan siapa diantara kita yang mempertahankan agamanya sampai diseret, dipukul-pukul seperti itu, dikembalikan di siksa supaya tidak mengamalkan agamanya, akan tetapi sahabat tadi bapaknya yang melarangnya, diseretnya, tidak kah kita bersyukur kepada nikmat Allah ,kemudian Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkanya lagi, wainna shoolahnal kauma, sesungguhnya kami sudah berjanji, sudah sepakat dengan orang ini, dengan kaum ini, dan sesungguhnya kami tidak akan menghianati perjanjian itu, ini pelajaran lagi buat kita, sekalipun perjanjian kita dengan orang kaafir, tidak boleh kita khianati, harus kita tunaikan, apalagi bersama orang islam, kalau ada kesepakatan kita, kalau ada perjanjian kita, jadi penyebabnya ada dua, kenapa Rosulillah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak membela waktu itu atau tidak menolong dan menyelamatkan Abu Jandal, yang pertama adalah itu sebagai ujian bagi kaum muslimin, dilihat siapa betul-betul sabar, sehingga betul-betul lahir pejuang-pejuang yang tahan ujian, pejuang-pejuang tidak lahir bagi orang-orang  yang tidur nyenyak di kasur,banyak jajan, makan enak, manja-manja, tidak!!, pejuang-pejuang itu lahir dari orang-orang yang terdidik, terbina, diatas kesabaran, tahan uji, mau bersusah payah, tidak cengeng, untuk mencapai yang terbaik.

Karena wahai sodaraku kaum muslimin seseorang tidak akan bisa, mendapatkan mutiara kecuali ? dia harus menyelam kedalam lautan dulu, orang yang ingin mendapatkan madu, dia harus rela juga di sengat oleh lebah, orang yang ingin sampai ke puncak gunung, harus mau letih, sesak, capek, kalau tidak seperti itu, dia tidak akan sampai ke puncak yang tertinggi, begitu juga orang yang memiliki keinginan, semangat yang tinggi pasti akan merasakan letih dan lelah, dan akhirnya Allah berikan jalan keluar untuk dirinya, subhanallah ini pelajaran yang sangat luar biasa.

Wahai sodaraku kaum muslimin dan muslimah Umar bin khatab tidak tahan melihat itu, umar kan paling gak kuat, gak tega dia melihat hal seperti itu, melihat apa? melihat Abu Jandal ini di seret, berjalan dia di samping Abu Jandal diseret tu, ditengok-tengokanya gagang pedangnya, sengaja dia lakukan itu dia berharap Abu Jandal melihat gagang pedang itu dan langsung di sambar oleh Abu Jandal dan berjuang dia seorang diri melawan, sengaja umar dekat-dekat, ditengok-tengokanya pedangnya, tujuanya apa, agar Abu Jandal mengambil itu, menghunus pedangnya, dan lari melawan orang-orang musrikin atau lari membebaskan dirinya, teringat kisah sahabat yang datang kemadinah lalu dikembalikan lagi, ketika dijalan berhasil direbutnya, kata dia, lihat pedang kamu bagus sekali katanya, boleh saya lihat, ketika dapet langsung di bunuhnya orang-orang itu, kemudian akhirnya dia lari ke daerah lain, di daerah selatan kota madinah, berkumpul disitu dengan kaum muslimin yang lemah, temasuk Abu Jandal yang berhasil lolos lagi dan berhasil lari kesana, mereka membuat pasukan pula di sana, yang akhirnya kaum-kaum musrikin menjadi ketakutan, karna jalan mereka ke syam di cegat oleh sahabat-sahabat ini, nah Umar ingin seperti itu, jadi umar sengaja berjalan disamping dia ,umar berkata kepada Abu Jandal, Abu Jandal isbir painnamahumul musrikunPerhatikan ini wahai sodariku kaum muslimin ini pelajaran berikutnya” jadi waktu itu Abu Jandal diseret sama bapaknya umar berjalan disampingnya, umar  berkata sambil menguatkan dia” Abu Jandal, Isbir painnamahumul musrikun, wainnama damul hadi, damul kalbu, sabarla engkau mereka itu adalah orang-orang musrikin ,darah mereka adalah seperti darah Anjing” di berinya motipasi sama umar ,waja’ala Umar yudni minhu qooimah Syaif ,  dan Umar didekat-dekat kanya gagang pedangnya , di samping Abu Jandal yang sedang diseret oleh ayahnya, apa kata Umar” rojautu anyakhuzahu payadribu bihi abaa Aku berharap dia mengambil pedang itu , dan dia menebas ayahnya ,karnah ayahnya musrik, tapi mungkin Abu Jandal ntah gak paham maksud Umar, tapi ntah apalah, disini ada pelajran , apa pelajaranya wahai sodaraku”? dari kisah Umar yang berjalan di samping Abu Jandal yang diseret , lalu menghibur beliau dan memberi Motivasi, “ Seorang Muslim Harus Peduli Dengan Kondisi Saudaranya” harus Tahu, peduli, tentang kondisi sodaranya, Sodaranya sedang Susah maka apa yang bisa dilakukan ,lakukan untuk membantu dia, walaupun hanya sekedar nasehat, walaupun hanya sekedar pembakar semangat, lihat Umar, dinasehatinya” Abu Jandal , Isbir painnamahumul musrikuun, wainnama damul hadi, damul kalbu, sabarla engkau mereka itu adalah orang-orang musrikin ,darah mereka adalah seperti darah Anjing” Tidak ada harganya, jadi diberi semangat, kamu gak perlu takut ,rendah dan hina,seolah seperti itu, tentu kalau seorang muslim kalau lihat kawanya ada peduli seperti itu, tentu dia semakin kuat, semakin tabah, begitulah hendaknya kita, kalau ada kawan yang lagi susah, kena musibah, hibur dia, beri semangat, kenapa.?

Karena Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ

 Artinya: “Seorang muslim adalah sodara bagi muslim yang lainya”, (HR. Muslim)

Karena seorang muslim itu, sebagaimana disebutkan oleh nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya: “Seperti satu bangunan , saling menguatkan antara satu bangunan dengan bangunan yang lainnya.” (HR. muslim)

Demikianlah siroh yang telah kami ambil dari kajian ustadz Abu Zubair Al-Hawary, semoba bisa bermanfaat bagi kita semua.

REFERENSI:

Di Ambil Dari Kajian ustdz Abu Zubair Al-Hawary di youtube.

Di ringkas Oleh: Abdul Hadi Martapian

Baca juga artikel:

Pondok Pesantren Pencetak Hafizh dan al-Qur’an

Sahabat itu Menyeretmu

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.