Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

PERJALANAN SETELAH MENINGGAL DUNIA

COVER PERJALANAN

PERJALANAN SESEORANG SETELAH MENINGGAL DUNIA

       Kematian adalah suatu hal yang pasti akan dialami setiap anak adam. Kematian bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju alam keabadian. Terdapat sebuah hadits shahih yang telah diriwiyatkan oleh imam ahmad dan lainnya mengenai kisah perjalanan seseorang yang setelah menunggal dunia hingga dia masuk ke alam kubur; diangkat ruhnya dari badannya, dikembalikan lagi ke jasad untuk menjalani fitnah kubur, dan diakhiri dengan mendapatkan nikmat kubur atau azab kubur.

Diriwayatkan oleh Al Bara’ Ibnu Azib Radiallahu’anhuma, beliau menceritakan:

خر جنا مع النبي صلى الله عليه وسلم في جنا زةرجل من الأنصل رفانتهينا إلى القبر ولما يلحذ، فجلس رسول الله صلى الله عليه وسلم وجلسنا حو له، وكان على رووسنا الطير، وفي يده عود ينكت في الأرض، فرفع رأسه غفال: استعيذوابالله من عذاب القبر مرتين أو ثلاثا

“Kami keluar bersama Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam pada acara mengantar jenazah seorang pria dari kaum Ansar. Kami sampai ke kuburan sementara lahadnya belum siap. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam duduk dan kami pun duduk di sekeliling beliau seakan akan di atas kepala-kepala kami ada burung. Di tyangan beliau ada kayu untuk mencocok cocok di tanah saat berfikir. Kemudian beliau mengangkat kepala dan bersabda, ‘berlindunglah kepada Allah dari azab kubur-dua kali atau tiga kali’ …dst.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim, Al-Hakim menyatakannya sahih menurut syarat al-Bukhari-Muslim, dibenarkan oleh adz-Dzahabi dan al-Albani, Hadits ini dinyatakan sahih pula oleh Ibnu Qayyim dalam I’lam al-Muwaqqi’in dan tahzib as-sunan)

Kalimat “Dan kami pun duduk di sekeliling beliau”, menunjukan bahwasannya ketika seseorang menguburkan jenazah boleh baginya untuk duduk seperti yang dilakukan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat. Hal ini juga menunjukan disunnahkannya seseorang mengikuti jenazah, sebagaimana sabda Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam,

من شهد الجنازة حتى يصلى عليها فله قير  اط، ومن شهد حتى تدفن كان له قيراطان، قيل وما القيراطان قال مثل الجبلين العظيمين

“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyalatkannya, maka baginya satu qirath. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan maka baginya dua qirath.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qirath? “Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam lantas menjawab, “Dua qirath itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)

Sebagian ulama mengatakan bahwasannya mengikuti jenazah sampai ke kuburan adalah khusus bagi laki-laki, karena terdapat riwayat dari Ummu Athiyah yang mengatakan,

نهيا عن اتباع الجنائر ولم يعزم علينا

“Kami (para wanita) dilarang untuk mengantar jenazah dan beliau tidak menguatkannya atas kami.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dan sahabat duduk di sekitar kuburan yaitu setelah menguburkan jenazah laki-laki dari kalangan ansar. Beliau Sallallahu Alaihi Wasallam duduk dengan maksud untuk mengingatkan orang-orang yang ada disekitarnya tentang kematian dan apa yang terjadi setelah kematian.

Di dalam hadits yang lain disebutkan bahwa terkadang setelah menguburkan jenazah, beliau Sallallahu Alaihi Wasallam berdiri sebagaimana hadits,

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا فرغ من دفن الميت وقف عليه فقال استغفروا لأخيكم وسلوا له نا لتثبيت فا نه الآن يسال

“Dahulu apabila Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam selesai dari menguburkan mayit, beliau berdiri di dekatnya dan bersabda, ‘Mohonkanlah ampunan untuk saudara kalian dan mintakan supaya dia diberikan keteguhan, karena sekarang ini dia sedang ditanya’”. (HR. Abu Dawud)

Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam melaukan itu karena saat itu beliau telah menguburkan seseorang dan beliau mengingat kehidupan akhirat dan apa yang terjadi atas manusia setelah meninggalnya. Ini menunjukan bagaimana Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sangat mengingat kehidupan akhirat. Maka hendaknya ini juga dilakukan seorang muslim karena dengan mengingat kematian menjadikan ia semangat untuk beramal dan takut dari kemaksiatan serta menjadikan dia sadar dari kelalaian karena dunia. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan:

أكثروا ذكر هاذم اللذات تعني الموت

“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian” (HR. Ibnu Majah no. 4258, At-Tirmidzi;An-Nassa’i, Ahmad)

Hal ini menunjukan bahwa adzab kubur itu benar adanya, sehingga Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam menyuruh kita untuk berlindung kepada Allah dari adzab kubur, dan tidak ada yang bisa melindungi seseorang dari adzab kubur kecuali Allah Sallallahu Alaihi Wasallam. Oleh karena itu di antara isi do’a yang disyariatkan kita baca sebelum salam adalah meminta perlindungan kepada Allah dari adzab kubur.

اللهم إني أعوذبك من عذاب القبر، ومن عذاب جهنم، ومن فتنة المحيا والممات، ومن شر فتنةالمسيح الدجال

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-mu dari siksa kubur, siksa neraka jahannam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah al masih dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Satu diantara empat perkara yang kita disunnahkan berlindung kepada-nya adalah belindung dari adzab kubur sebagaimana doa yang disunnahkan dibaca sebelum salam ini.

Setelah menyuruh para sahabat untuk membaca do’a tersebut kemudian beliau Sallallahu Alaihi Wasallam berdo’a sendiri;

اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر

“Ya Allah sesungguhnya aku belindung kepada-mu dari siksaan kubur” (tiga kali).

Do’a ini diucapkan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sampai tiga kali, padahal beliau sudah diampuni dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang, lalu bagaimana dengan kita?

Seseorang yang telah masuk ke alam kubur berarti sudah masuk ke alam akhirat, dan kuburan adalah tempat pertama di antara tempat-tempat akhirat. Maka akan turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit menunjukan bahwasannya malaikat tinggal di (atas) langit dan mereka yang memakmurkan langit-langit Allah Ta’ala..

Apabila seorang mukmin sudah berada di akhir kehidupannya (orang yang beriman), maka sebagian malaikat yang sudah ditugaskan akan turun. Sifat mereka wajahnya berwarna putih seperti matahari (bersih bersinar) dan ini menunjukan tanda kebaikan mereka turun membawa kain dari surga dan membawa minyak wangi diantara minyak wangi surga. Sehingga mereka duduk di samping orang yang beriman tadi. Al-Qur’an menamakan mereka malakul maut atau malaikat kematian (malaikat pencabut nyawa). Allah berfirman;

قل يتوفىكم مللك الموت الذى وكل بكم ثم إلى ربكم تر جعون

Katakanlah; “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawamu) akan mematikanmu, kemudian hanya kepada tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah: 11)

Adapun penamaan malaikat kematian dengan nama Izrail maka ini tidak ada dalilnya baik dari Al-Qur’an maupun hadits. Maka hendaknya kita sebagai orang yang beriman dengan malaikat-malaikat Allah, cara beriman kita dengan malaikat adalah menamakan malaikat sesuai dengan nama yang Allah berikan seperti; jibril kita namakan jibril, israfil kita namakan israfil, malik kita namakan malik, karena semua ada dalilnya tetapi penyebutan nama izrail tidak ada dalilnya, Allah hanya menamakan malakul maut saja (sebagaimana dalam hadits dan Al-Qur’an).

Ketika ruh sudah diambil oleh malakul maut, malaikat-malaikat yang ada di sekitarnya tadi (yang membawa kafan dan minyak wangi dari surga) tidak meninggalkan ruh tersebut di tangan malaikat maut barang sekejap mata.malaikat-malaikat itu ingin segera membawa ruh tadi kedalam kebaikan, ada yang mengatakan karena adab dan ada yang mengatakan karena rindu dengan jiwa yang baik tadi sehingga tida dibiarkan bersama malakul maut.

Namun ada beberapa keadaan Allah menjadikan mereka bisa mendengar, diantaranya adalah ketika orang meninggalkan kuburannya maka dibuat dia bisa mendengar, diantaranya adalah ketika orang meninggalkan kuburannya maka dibuat dia bisa mendengar suara sendal yang baru saja meninggalkan kuburannya. Dan ini tidak melazimkan bahwa dia mendengar dalam seluruh keadaan, hanya keadaan itu saja dikabarkan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam.

Setelah dibukakan pintu menuju surga, maka didatangkan kepadanya bau harum dari surga dan juga minyak wangi dari surga (merasakan harumnya) kemudian diluaskan baginya kuburannya sejauh mata memandang. Dalam keadaan demikian, datanglah seorang laki-laki yang indah wajah dan pakaiannya. Dia adalah orang yang wangi badannya dan dilihat dari jauh sudah indah dan dia mengucapkan ucapan yang semakin menjadikan dia bahagia.

Kemudian dia (amal shalih) mengatakan, “aku tidak mengetahui dirimu, kecuali dulu di dunia engkau adalah orang yang bersegera taat kepada Allah Sallallahu Alaihi Wasallam.” Hal ini menunjukan apabila seseorang, mendengar amal shalih maka ia bersegera di dalam ketaatan tersebut, jangan dia menunda-nunda. Hendaklah dia bersegera di dalam ketaatan kepada Allah, tidak ada diantara kita yang mengetahui kapan meninggal.

Ketika dia melihat apa ynag ada di dalam surga berupa kenikmatan maka dia mengatakan, “ya Allah segera kanlah hari kebangkitan” karena dia tahu bahwa dia akan masuk ke dalam kenikmatan yang lebih besar dari pada kenikmatan di dalam alam kubur, sehingga dia berdo’a demikian kepada Allah.

Baca juga artikel:

Detik-Detik Penantian

Agar Kenyataan Tidak Jauh Dari Harapan

 

Referensi: Diambil dari Majalah HSI yang ditulis oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

Di salin oleh: Aryadi (Admin Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.