Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Sebab Lemahnya Iman

SEBAB LEMAHNYA IMAN

SEBAB LEMAHNYA IMAN

Segala puji bagi Allah yang Maha Memiliki dan Maha Mengetahui, Dia-lah yang memiliki keistimewaan dan Pemberi segala kenikmatan besar bagi orang-orang yang taat beragama dan dengan demikian berarti Allah telah mengistimewakan mereka di antara umat manusia, dengan hal itu pula Allah melipat gandakan pahala mereka, mengampuni segala dosa mereka dan menempatkan mereka di tempat yang mulia.

Sesungguhnya Allah telah menegakkan hujjahNya kepada manusia, Dia menciptakan mereka pada fitrah agama ‘Hanafiyyah as-Samhah’ (agama yang lurus). Allah subhanahu wa ta’ala juga telah menjelaskan kepada mereka jalur syari’at yang putih, terang, dan jelas, siapapun yang menyimpang dari padanya pasti binasa; dan Allah telah menjadikan fitrah mereka kepada al-Islam. Dengan Islam Dia menghilangkan kedzaliman, dengan Islam pula Dia sempurnakan kenikmatan, dan Islam merupakan bukti nyata bagi pribadi yang konsisten dalam ketaatan.

Di sini akan kami paparkan beberapa faktor yang dapat melemahkan ketekunan atau konsisten seseorang, antara lain:

  1. Kurang Ikhlas

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وما امروا الا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama lurus”. (QS. Al-Bayyinah: 5)

Ibnu Abbas rahimahullah berkata,”Artinya adalah bahwa yang dapat sampai kepada Allah adalah niat (dari orang yang melakukan hal itu).”

Dan nilai suatu perbuatan amat tergantung pada niat, barangsiapa yang baik niatnya, maka perbuatannya itu akan menjadi baik dan ia pasti teguh, terhindar dari kelemahan dan terhindar dari fitnah dalam keberagamaanya; dan ia akan terhindar dari kesesatan dan penyimpangan, sebagaimana Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الا عبادك منهم المخلصين

Artinya: “Kecuali hamba-hambaMu  yang ikhlas di antara mereka.” (QS. Al-Hijr: 40)

Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata:  Ini adalah hadits shahih yang telah disepakati keshahihannya, dan disepakati sebagai satu diantara hadits-hadits yang kedudukan dan keutamaannya sangat besar serta merupakan salah satu di antara hadits-hadits yang menjadi dasar-dasar islam.”

Iklas adalah (dimana) pujian dan hinaan manusia sama nilainya di sisimu, dan kesepadanan antara yang akhir dan yang batin pada dirimu. Pada zaman ini keikhlasan merupakan barang langka (tidak ada yang memilikinya) kecuali bagi mereka yang dirahmati Allah, apalagi di tengah kehidupan yang penuh tipu daya, lemahnya muraqabah (mawas diri) dan keyakinan. Saya tidak mengatakan bahwa keikhlasan telah lenyap sehingga dengan begitu saya telah berdusta, akan tetapi untuk menuju kepada keikhlasan dibutuhkan kesungguhan dan latihan yang terus-menerus (mujahadah) dalam setiap amal perbuatan.

Sahal bin at-Tasatturi rahimahullahu berkata, “Ketika orang-orang bijak menafsirkan ikhlas, maka mereka tidak mendapatkan selain pengertian bahwa hendaknya bergerak atau berdiamnya seseorang dalam situasi terlihat ataupun tersembunyi adalah hanya karena Allah semata, tidak ternodai oleh hawa nafsu ataupun dorongan duniawi.”

  1. Konsisten Emosional

Setiap manusia pasti memiliki perasaan (emosional) dan akal sehat kecuali manusia yang telah Allah cabut akalnya (gila), akan tetapi terkadang sebagian manusia tenggelam di dalam lautan emosi hingga tidak memiliki sikap bijaksana yang menyebabkan kemandulan dalam berfikir lalu kondisi seperti ini menyebabkan seseorang mudah melakukan kesalahan serta meninggalkan yang benar. Inilah kondisi yang di alami oleh sebagian orang yang bersikap konsisten secara emosional (perasaan) bukan karena keinginan sendiri atau kesadaran suci.

Orang yang memasuki wilayah konsistensi seharusnya mengetahui bahwa keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat dan untuk mendapatkan kecintaan Allah adalah dengan menaatiNya dan bepegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah RasulNya.

  1. Minimnya Pendidikan Mental

Yang saya maksud dengan pendidikan mental disini adalah didikan seorang kepada dirinya sendiri  dimana ia mendidik dirinya serta mengarahkannya kepada arahan syar’i yang benar yang sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia. Oleh karena itu manusia dituntut untuk menyucikan dan mendidik dirinya.

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قدافلح من زكها(1) وقدخاب من دسها(2)  

Artinya: “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syam:  9-10)

Menyucikan diri adalah dengan melakukan ketaatan kepada Tuhannya dan mengotori jiwa adalah melakukan maksiat. Pendidikan mental kepribadian  adalah  tuntutan mendesak yang harus dilakukan oleh setiap pribadi yang hendak bersikap konsisten, karena  jiwa manusia adalah bagaikan binatang , jika engkau melepas tali kekang nya, maka binatang itu akan membuatmu kewalahan, bahkan akan membuatmu binasa, sedangkan jika engkau dapat mengekang binatang itu dengan tali kekangnya, maka engkau akan dapat mengatur serta mengendalikannya sekehendakmu.

Dan di bawah ini akan disebutkan beberapa sarana yang dapat membantu Anda dalam mendidik jiwa Anda, yaitu:

a.Bersungguh-sungguh dalam melawan hawa nafsu, inilah cara untuk menuju selamat, jalan untuk mencapai kebaikan serta ketenangan, Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman,

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS. Al-Ankabut: 69)

  1. Menjaga sholat lima waktu dengan mengerjakan seluruh rukun dan kewajibannya dengan penuh kekhusyuan, khususnya dalam hal bersegera ke masjid. Adalah merupakan suatu aib jika kamu dapati orang yang konsisten agama terbiasa berada di shaf yang terakhir atau shaf sebelum akhir lalu ia mengaku sebagai orang yang konsisten.
  2. Hendaknya anda membiasakan diri untuk selalu membaca Al-Qur’an setiap hari, minimal satu juz hingga anda dapat mengkhatamkan bacaan al-Qur’an pada setiap bulan.
  3. Melaksanakan shalat malam,demi Allah, sesungguhnya ini adalah Madrasah Muhammadiyyah (lembaga pendidikan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam) yang telah melahirkan orang-orang besar, para pelaku kemuliaan dan merupakan ciri para shalihin dan kemuliaan seorang Mukmin.
  4. Banyak melakukan amalan-amalan sunnah seperti sedekah dan berpuasa, karena dua hal itu adalah perbuatan yang paling dicintai Allah setelah ibadah wajib.
  5. Banyak berdoa dan biasakanlah membaca doa,

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

Wahai dzat  yang membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agama Mu.”

Inilah sarana yang dapat membantu anda untuk mendidik jiwa anda. Sebenarnya masih banyak hal lag, akan tetapi saya hanya memilih beberapa saja untuk anda terapkan, dan inti pendidikan jiwa anda adalah takut kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.

  1. Kecenderungan terhadap apa yang telah berlalu

Ketika seseorang  hendak bersikap konsisten tiba-tiba ia merasakan suatu perpindahan dalam hidupnya dimana pada masa lalu ia hidup penuh maksiat kepada Rabnya, dipermainkan setan dan penuh keguncangan dalam hidupnya, kemudian dia berpindah menuju kestabilan rohani dan ketentraman. Disini dia menemui perbedaan yang amat jauh antara kehidupan masa lalu dengan kehidupan nya sekarang.

Para ulama berkata, “Sepatutnya orang-orang yang telah bertaubat agar memisahkan dirinya dari keadaan-keadaan yang biasa ia lakukan dimasa maksiat serta menyibukkan diri pada hal-hal lain (yang mendukung sikap konsisten nya).

Ini adalah poin penting yang harus diperhatikan, sebab setan selalu berusaha untuk melakukan tipu dayanya terhadap mereka yang telah bertaubat agar kembali kembali kepada sahabat-sahabat lamanya dengan alasan mengajak mereka untuk kembali kepada Allah, sementara ia belum memiliki keteguhan dalam menerima petunjuk, ini adalah suatu kesalahan dalam strategi pengaturan waktu saja. Yang wajib ia lakukan adalahmemperkuat diri dan selalu waspada dengan cara memperkaya diri dengan ilmu-ilmu agama sebagai perisai diri untuk menangkal syubhat dan syahwat yang dihadapi dalam perjalanan dakwahnya.

Bersambung…

Sumber ’31 SEBAB LEMAHNYA IMAN’ oleh ustad Husain Muhammad Syamir.

Artikel bulan oktober.

Diringkas oleh Farida Roihanati (pengabdian)

Baca juga artikel:

Iman Kepada Malaikat

Khutbah Jum’at Ustadz Ali Zhufri

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.