Rumahku Taman Surgaku (Bagian 1)

rumahku taman surgaku - 1

Rumahku Taman Surgaku – Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barang siapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasulnya.

  1. Jauhi Suasana Kisruh dan Keruh!

Ada kalanya wanita memiliki watak yang selalu memperkeruh suasana, masalah yang ada belum selesai sudah muncul masalah baru, seakan tidak pernah puas dengan kondisi yang ada dan mulut tidak pernah berhenti mengeluh, mengumpat, mencaci dan mencela. Sementara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

ليس المؤمن بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذي

Artinya: “Seorang mukmin tidak suka mencela, mengutuk, bersikap kasar dan kolot.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya)

Seorang suami yang teruji dengan tipe istri seperti ini sungguh malang dan sial hidupnya, karena laki-laki yang sehat akalnya tidak akan sanggup hidup dengan seorang istri yang berakhlak buruk yang banyak menimbulkan dampak kerugian dunia dan akhirat, bahkan merupakan musibah yang paling mengerikan buat suaminya karena do’anya tidak dikabulkan Allah.

Tipe istri yang selalu memancing kekeruhan, permasalahan dan perseteruan akan berperangai buruk dan selalu menyakiti suaminya dengan perkataannya dan tindakannya, menyakiti anak-anaknya dengan buruknya pengasuhan dan perhatiannya, tidak akan tenang jika tidak ada permasalahan, sehingga hidupnya diliputi kesedihan, kegunaan, dan kesialan. Dan sang suami pun tidak pernah berbahagia ketika memandang istrinya, maka Rasulullah menganggap keberadaan tipe wanita seperti ini sebagai indikasi kesengsaraan seseorang dalam hidupnya sebagaimana sabda beliau Shallallahu Alaihi Wasallam:

ثلاث من الشقاوة: المرأة تراها فتسوءك، وتحمل لسانها عليك، وإن غبت لم تأمنها على نفسها ومالك

Artinya: “Tiga perkara tanda kesengsaraan seseorang, yaitu seorang wanita yang apabila kamu melihatnya, maka dia menyedihkanmu, dia menyakitimu dengan perkataan buruk dan jika kamu bepergian maka kamu tidak percaya padanya bisakah dia menjaga kehormatan dirinya dan menjaga hartamu.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

Istri yang berperangai buruk tidak Mudah Melupakan sebuah permasalahan, jika bersedih atau marah karena suatu hal maka ia membutuhkan waktu lama untuk melupakannya meskipun hanya karena perkara sepele. Dia mudah sekali terbawa emosi karena permasalahan kecil dan sederhana, akan menyebabkan amarahnya, tidak akan reda dari marahnya dengan cepat dan tidak mau menerima alasan apa pun yang disampaikan bahwa dia akan selalu gundah dengan permasalahan yang telah berlalu. Wanita tipe ini juga suka memperbesar perkara kecil dan tidak bisa menempatkan masalah, bahkan gampang menganggap kecil kebaikan yang besar dan besar kesalahan yang kecil sebagaimana ungkapan dalam permisalan (sebutir biji mampu menghancurkan bangunan atau nila setetes merusak susu sebelanga).

Istri yang memiliki karakter tersebut penyebab utama larinya para suami dari rumah, mendorong suami mencari tempat singgah lain untuk sekedar menghabiskan waktu-waktu senggang. Bagaimana mungkin seorang suami bisa tahan tinggal di rumah yang dihuni seorang istri yang selalu menjengkelkan setiap hari, dia tidak pernah mendapatkan senyuman manis dari istrinya kecuali sedikit, dan dia selalu memikul dunia di atas kepalanya. Sehingga hidupnya dirundung kesengsaraan dan permasalahan yang tiada henti.

Ada juga tipe istri yang menjadikan kemarahannya sebagai bentuk hukuman ketika suami berbuat sesuatu hal yang tidak menyenangkannya, maka mereka mengira bahwa tindakan tersebut merupakan solusi jitu untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi dan membuat suami tidak berkutik. Padahal mereka tidak mengetahui bahwa tindakan semacam itu berarti mengubur kebahagiaan rumah tangga, mereka menancapkan paku kesengsaraan untuk keluarganya dan menghadiahkan muka masam dan cemberut kepada suaminya, Bahkan dia selalu bikin ulah tanpa sebab jelas, dan disertai tindakan perlawanan atas usaha suami untuk mengadakan perbaikan kondisi rumah tangga.

  1. Turuti Kemauan Suamimu!

Di antara faktor kebahagiaan dan keharmonisan hidup berumah tangga adalah adanya saling memahami keinginan pasangan, yaitu dengan memenuhi kecenderungan, keinginan, kesenangan pasangan tanpa celaan, apalagi tindakan perlawanan terhadap keinginan pasangan, karena wajib bagi istri menghormati keinginan suaminya dan tidak boleh menghalangi suami untuk meraih keinginannya, meskipun keinginan suami terkadang dipandang tidak cocok, sepele, atau tidak membuahkan manfaat. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

خير نساء ركبن الإبل صالح نساء قريش أحناه على ولد في صغره رأرعاه على زوج في ذات يده

Artinya: “Sebaik-baik wanita adalah yang mengendarai onta, yaitu para wanita Quraisy yang shalih, yang sangat sayang kepada anaknya sejak kecilnya, dan sangat perhatian terhadap sang suami yang diamanahkan kepadanya.” (HR. Muslim)

Hal yang harus dicamkan ketika bergaul dengan orang lain adalah jangan intervensi dan tidak perlu menghalangi orang lain dalam menempuh jalan kebahagiaan mereka, kecuali jika jalan itu orang lain itu bertentangan dengan syariat, karena setiap orang mempunyai kecenderungan dan hobi tertentu untuk mempresentasikan sumber kebahagiaan yang jika dikerjakan niscaya akan menghilangkan sebagian kesedihan yang tidak bisa hilang dengan sebab lain. Ketika seseorang datang merintanginya, maka dia membencinya, tidak  mencintainya, dan menilainya sebagai tindakan yang tidak etis dan kurang bijak, jauh dari kelayakan dan kesopanan.

  1. Usahakan Ranjangmu Tetap Bergairah!

Meraih Puncak kenikmatan dalam hubungan intim adalah hak setiap pasangan bahkan Allah dan Rasul-Nya mengharamkan kepada wanita menolak ajakan suami untuk hubungan intim tanpa alasan jelas ketika sang suami telah mengajaknya? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Apabila suami mengajak istrinya berhubungan intim kemudian istri menolak sehingga suami bermalam dalam keadaan kemarahan, maka malaikat melaknat wanita tersebut hingga pagi hari.” (HR. Muslim)

Secara umum manfaat senggama yang merupakan salah satu tujuan utama pernikahan dalam Islam sangat banyak yang  antara lain; dengan senggama secara wajar kesehatan terpelihara, kebugaran badan tercipta, dan kepuasan serta kelezatan syahwat tercapai sempurna. Sehingga tujuan utama diciptakan syahwat tergapai dan tersalur secara bersih dan halal. Dan secara khusus melakukan senggama secara rutin dan wajar memiliki tiga manfaat:

  1. Untuk memelihara dan melestarikan keturunan sesuai dengan jumlah yang dikehendaki Allah untuk hidup di alam semesta ini, karena kehadiran manusia ke dunia murni kehendak Allah.
  2. Mengeluarkan sperma, karena bila tertahan dan mengendap secara terus-menerus akan membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
  3. Menyalurkan kebutuhan biologis, meraih kelezatan dan merasakan kenikmatan. Inilah kenikmatan satu-satunya yang nanti masih bertahan di surga, karena di sana tidak terdapat keturunan dan tidak mimpi keluar air sperma akibat pengendapan.

Lelaki terkadang berhasrat untuk berhubungan intim dengan istri pada saat tertentu, maka saat itulah suami menginginkan kehadiran istrinya dan sang istri tidak boleh menolak ajakan suami,, tidak boleh bermalas-malasan, atau menyibukkan diri dengan urusan-urusan lain seperti menyiapkan makanan, minuman, dan lainnya.

Dan saat paling bahagia untuk melakukan hubungan suami istri adalah ketika kedua belah pihak sedang menguat. Amir bin Dharb ketika menikahkan putrinya dengan putra saudaranya, beliau berkata kepada Ibundanya, perintahkan kepada putrimu ketika pergi ke mana saja, kamu hendaknya membawa air karena air membuat cantik bagian atas dan membuat bersih bagian bawah. Jangan terlalu sering menuntut senggama, karena bila badan letih maka hati pun bosan. Tapi tetapi jangan menolak ajakan hubungan intim, karena nikmatnya jima’ didapat saat keinginan kedua belah pihak sedang menguat.

Mungkin Sekian artikel ini saya ringkas, semoga bermanfaat untuk saya  dan untuk orang lain yang membacanya, dan Insya Allah akan kita bahas lagi di part selanjutnya.

 

REFERENSI

Ditulis oleh : Ustadz Zainal Abidin bin Syamsudin

Judul : Rumahku, Taman Surgaku

Judul Buku : One Heart

Penerbit : Pustaka Imam Bonjol, edisi ke-4,Syawwal 1439 H/ juli 2018

Diringkas Oleh : Eva Purnama Sari (Fathiyah)

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.