Agar Bahtera Rumah Tangga Tidak Kandas Dihempas Badai

bahtera rumah tangga tidak kandas dihempas badai

Agar Bahtera Rumah Tangga Tidak Kandas Dihempas Badai – Allah telah mensyariatkan bagi suami istri berbagai hal untuk meluruskan kehidupan mereka dan melanggengkan hubungan baik diantara mereka. Allah mewajibkan bagi masing-masing suami istri berbagi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi terhadap pasangannya. Ada beberapa Nash yang menjelaskan hak dan kewajiban tersebut yang harus dipegang teguh oleh suami istri, agar mencapai kehidupan yang berbahagia.

Metode syariat dalam memilihara keutuhan rumah tangga

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ۗوَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِيْ عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوْفِۖ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ٌ

Artinya: “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.” (QS. Al-Baqarah: 228)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِ ۖ فَاِمْسَاكٌۢ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ تَسْرِيْحٌۢ بِاِحْسَانٍ

Artinya: “Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 229)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ

Artinya: “Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-Nisaa: 19)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْۗ

Artinya: “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu.” (QS. At-Talaaq: 6)

Dan muawiyah bin Haidar kusniairi diriwayatkan bahwa ia berkata aku pernah bertanya wahai Rasulullah apa hak istri salah seorang di antara kamu terhadap suaminya ?’beliau menjawab,”hendaknya kamu memberinya makan sebagaimana yang kamu makan, memberinya pakaian sebagaimana yang kamu pakai, jangan memukul wajah jangan menjelek-jelekkannya dan jangan meninggalkannya selain di rumah saja.”(HR abu Dawud no 2142 dan hadits ini Hasan)

Dari Ummu Salamah diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah bersabda,”wanita manapun yang meninggal dunia sementara suaminya telah ridho kepadanya,maka dia pasti masuk surga,(HR at Tirmidzi no 1161,hadits ini Hasan gharib.’)

Dari Abu Hurairah kan bahwa Rasulullah pernah ditanya bagaimana wanita yang terbaik beliau menjawab”yang menyenangkan suami apabila suami memandangnya menaati suami apabila suami menyuruhnya dan tidak menghianati suaminya pada diri dan harus tanya dengan tidak disukai oleh suaminya.”(HR an nasai no 3231)

Dari abu Hurairah diriwayatkan bahwa nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “apabila seorang lelaki mengajak istrinya ke tempat tidur (untuk bercinta) lalu si istri menolak maka para malaikat akan melawannya hingga datang waktu subuh.(HR Al Bukhari dalam shahihnya)

Dadi thalq bin Ali diriwayatkan bahwa dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “apabila seseorang lelaki mengajak istrinya untuk memenuhi kebutuhan (biologis nya)maka hendaknya si istri mendatanginya, meskipun dia berhadapan dengan tungku”. (HR an nasai no 8922 dan at Tirmidzi no 1160)

Dari Amr bin Al-ahwash diriwayatkan bahwa nabi bersabda, ketahuilah, bahwa kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan istri-istri kalian juga memiliki hak terhadap diri kalian. Adapun hak kalian terhadap istri-istri kalian adalah hendaknya mereka tidak membiarkan orang yang tidak kalian sukai untuk tidur di atas tempat tidur kalian dan tidak mengizinkan orang yang tidak kalian sukai masuk rumah kalian ketahuilah bahwa hak mereka terhadap kalian adalah hendaknya kalian memberi pakaian dan makanan yang baik kepada mereka”.(at Tirmidzi no 1163)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak dibolehkan seorang wanita berpuasa tatkala suaminya ada di rumah kecuali dengan seizinnya dan janganlah ia mengizinkan orang lain masuk kecuali dengan izinnya pula.”(HR Al Bukhari no 5195, muslim dalam shahihnya)

Ini adalah sekilas pembahasan dari metode syariat dalam memelihara keutuhan rumah tangga barang siapa yang menginginkan lebih jelas lagi silakan membaca bab pernikahan dalam kitab-kitab sunnah dan sejarah hidup Rasulullah bersama para istri beliau di yang di dalamnya terdapat banyak kebaikan dan ilmu yang sangat bermanfaat.

Manfat pernikahan dalam rumah tangga

Islam menganjurkan menikah karena menikah mengandung banyak faedah besar bagi pribadi dan masyarakat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤئكُمٌْْ

Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan”. (QS. An-Nuur: 32)

Nabi bersabda yang artinya,”wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang sudah memiliki ba’ah, maka hendaknya dia menikah karena sesungguhnya hal itu lebih dapat menentukan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena sesungguhnya itu adalah penawar baginya.(HR Al Bukhari dalam shahihnya dan muslim dalam shahihnya)

Nabi juga pernah bersabda artinya “Dunia adalah kenikmatan dan sebaik-baik nya kenikmatan dunia adalah wanita shalihah.”(muslim dalam shahihnya)

Beberapa manfaat menikah

  1. Menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ruum: 21)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ

Artinya: “mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Artinya, mereka menjadi sumber ketentraman bagi kalian dan kalian sekalian menjadi sumber ketentraman bagi mereka demikian penafsiran menurut Ibnu Abbas dan banyak ulama Salaf rahimahullah.

  1. Memelihara pandangan mata dan menjaga kemaluan.

Rasulullah bersabda artinya “wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang sudah memiliki kemampuan menikah hendaknya dia menikah karena sesungguhnya hal itu lebih dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.”

Masing-masing dari suami-istri membantu memilihara pasangannya agar tidak terjerumus kedalam perbuatan zina.

  1. Memperoleh kekayaan.

Sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang fakir berdasarkan firmannya:

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32)

  1. Melahirkan anak yang Sholih

Yang menyebabkan amal kebaikan seorang terus mengalir meskipun ia sudah wafat nabi bersabda artinya”apabila seseorang meninggal dunia maka terputus amal perbuatannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya”.

  1. Memperbanyak keturunan

Nabi bersabda artinya “nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena sesungguhnya aku akan membanggakan diri terhadap umat-umat yang lain dengan banyaknya jumlah kalian (pada hari kiamat)

  1. Menjaga keberlangsungan generasi dan kelestarian hidup umat manusia.

Dalam rangka beribadah kepada Allah dan memakmurkan dunia ini Allah subhanahu wa ta’ala beriman:

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُه ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗ اِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

Artinya: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”. (QS. Hud: 61)

Meskipun ayat ini awalnya ditunjukkan kepada kaum Nabi shaleh namun tujuan dalam ayat ini berlaku juga bagi seluruh umat.

  1. Terjalinnya perkenalan dan keakraban antar sesama manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يا اَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤئِلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰاكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujuraat: 13)

  1. Dapat membantu berbuat baik kepada orang tua.

Dan menjalin hubungan silaturahim sehingga mendapatkan pahala besar dari Allah tentunya bagi orang yang berbuat baik kepada orang tuanya dan selalu memelihara silaturahim dari nabi diriwayatkan bahwa beliau bersabda yang artinya “keridhaan allah terletak pada keridaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan kedua orang tua” (HR.  At-Tirmidzi dalam sunannya)

Allah juga berfirman yang artinya: “dan orang-orang yang menghubungkan apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada roknya dan takut kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mengharap keridhoan roknya mendirikan salat dan menafkahkan sebagai rezeki yang kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik yaitu surga adn mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang soleh dari bapak-bapaknya pasang-pasangannya dan anak cucunya sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu sambil mengucapkan salam sejahtera atas kalian karena kesabaran kalian maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar ra’ad: 21-24)

 

Referensi :

Penulis Dr Muhammad bin Nashir Al Humaid penerjemah abu Umar Basyir,judul buku agar bahtera rumah tanggamu tindak kandas dihempas badai,penerbit darul Haq.

diringkas oleh : Helma Lia putri (staf pengabdian ponpes Darul Qur’an Wal Hadits OKU Timur)

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.