Rumah adalah salah satu nikmat Allah yang sangat besar, yang harus disyukuri dengan sungguh-sungguh, suatu anugerah Ilahi yang sepantasnya diingat, direnungkan kemudian memuji Allah atas pemberiannya.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا (80)
Artinya:
”Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal….”(QS. An-Nahl :80)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, tentang ayat ini:
“Allah Taaraka wa Ta’ala menyebutkan kesempurnaan nikmat-nikmatnya kepada hambanya yang telah dianugerahkan kepada hamba-Nya, dimana ia telah menjadikan bagi mereka rumah-rumah sebagai tempat berlindung, bernaung, dan memperoleh segala macam manfaat dengannya”.(Tafsir Ibnu Katsir 4/590).
Dan rumah yang aman dan nyaman merupakan salah satu faktor pendukung kebahagiaan seorang hamba hidup di dunia, sebagaimana hal itu disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam dan dirasakan oleh umat manusia.
Dari sahabat Nabi yang mulia yaitu Sa’ad bin Abi Waqqash radiallahu’anhu, Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
“سَعَادَةٌ لِابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ، وَشَقَاوَةٌ لِابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ، فَمِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ: الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الصَّالِحُ، وَمِنْ شَقَاوَةِ ابْنِ آدَمَ: الْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ، وَالْمَرْأَةُ السُّوءُ، وَالْمَرْكَبُ السُّوءُ
Artinya :
“Empat hal yang menjadi sumber kebahagiaan: Istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan tunggangan yang nyaman.Empat hal sumber kesengsaraan: Tetangga yang buruk, istri yang durhaka, tempat tinggl yang sempit, dan kendaraan yang tidak nyaman”.(HR. Ibnu Hibban 4032 Shahihah 282).
Sungguh memiliki tempat tinggal yang sempit, dengan anggota keluarga yang banyak, kadang membuat dada sesak, apalagi ditambah istri yang tidak shalihah, yang membuat rumah luas dan mewah serasa gubuk reyot nan sempit tanpa ventilasi udara, apalagi kondisi rumah yang memang awalnya sempit.
Hampir semua insan yang hidup dimuka bumi ini berkeinginan memiliki tempat tinggal.Dia bekerja memeras otak dan keringatnya demi mewujudkan cita-cita membangun sebuah rumah..Dan alhamdulillah sudah banyak yang memiliki rumah, namun biasanya kalau rumahnya belum bagus, dia berkeinginan untuk memperindah rumahnya dengan desain yang lebih indah dan elegan, lebih luas dan menarik dari luar dan dalam,
Namun, bila kita perhatikan dan renungkan, ternyata tidak sedikit dari manusia yang hidup dimuka bumi ini, khususnya orang-orang miskin yang sampai mati belum sempat memiliki rumah.Dan pada hakekatnya, semuanya akan digusur, kalau bukan rumahnya, maka penghuninya yang akan dipaksa keluar dari rumah idamannya.
Tapi pasti pada suatu saat, rumah itu tak ubahnya rumah kontrakan, yang harus ditinggal oleh penghuninya, karena masa kontraknya sudah habis.Baik itu orang mukmin atau orang kafir.Suatu kepastian abadi.Pada suatu saat anak dan keluargamu akan mengusirmu..
Tapi ternyata dibalik semua itu, ada sebuah rumah yang tidak ngontrak, rumah itu sangatlah indah menawan.Istri Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallama sudah mendapatkan rumah ini, istri yang sangat beliau cintai yaitu Khadijah, yang selalu berjuang untuk Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam dikala orang-orang mendustakan beliau yang dia berjuang dengan semua harta bahkan jiwanya, dia siap untuk dikorbankan demi tegaknya agama Allah.
Begitu juga, Istri fir’aun yang hidup di istana raja, yang berbalut segala kemewahan dan keindahan, ternyata setelah iman merasuk kedalam hatinya, bercampur dengan darah dan sumsum tubuhnya, meyakini dengan pasti bahwa istana yang ditempatinya hanyalah kontrakan belaka, maka ia pun memohon dengan sang pencipta untuk dibangunkan rumah, di sisi Allah disurga, dan do’a permohonannya Allah abadikan di dalam Al-Qur’an yang terus akan dibaca sampai hari kiamat bangkit, Allah berfirman:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (11)
Artinya:
”Dan Allah membuat istri fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika itu berkata: “Ya Robbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum zhalim”.(QS. At Tahrim:11).
Lewat ini penulis ingin menawarkan kepada kita sebuah rumah.Mirip dengan rumah Khadijah dan hampir sama dengan yang dipinta oleh istri fir’aun.Yang tidak bakal digusur,tidak bakal diusir,kaya maupun miskin bisa dapat,tidak pandang bulu dan tidak perlu berhutang.Yang penting nawaitunya dan imannya dikokohkan.
Ada beberapa cara untuk mencicilnya:
1). Shalat Sunnah 12 Raka’at Dalam Sehari Semalam
Kalau ingin punya rumah yang abadi, shalatlah 12 raka’at sunnah dalam sehari semalam.Kenapa? karena Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Salam bersabda:
” مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً كُلَّ يَوْمٍ تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ “
Artinya : “
Tidaklah seorang muslim melaksanakan shalat sunnah untuk Allah pada setiap hatinya sebanyak 12 raka’at selain shalat fardhunya, melainkan Allah akan membangunkan baginya rumah di Surga”. (Shahihah Muslim Juz 1 hal. 502, Al-Baihaqi dalam Sunanul Kubro (2/663), lafadz ini milik Al-Baihaqi).
Shubhanallah, bahkan tukang sampahpun bisa mendapatkan rumah yang sangat indah?
Seorang insan yang belum mengetahui dengan apa yang akan dimakannya besok hari, juga bisa memiliki sebuah rumah yang indah, mewah, tiada duka dan luka yaitu di Surga yang seluas langit dan bumi.Inilah rahmatullah yang luas sekali, tidak semuanya bisa memiliki rumah di muka bumi ini, namun semuanya bisa membangun rumah di surga Ilahi.Dan pada sejatinya dunia yang hijau dan menipu ini adalah sijnul mu’min (penjara bagi orang yang beriman) wa jannatul kafir (tetapi surga bagi orang-orang kafir).
Dengan anugerah dan kemurahan Ilahi semua orang di dunia ini bisa memiliki rumah hanya dengan mencicil 12 raka’at.
Dari Ummu Habibah radiallahu’anha, bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
«مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ، أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ»
Artinya:
”Barang siapa yang terus menjaga 12 raka’at shalat sunnah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di Surga” “Empat raka’at sebelum dzuhur, dan dua raka’at setelah dzuhur, dan dua raka’at setelah maghrib, dan dua raka’atsetelah isya’ua raka’at sebelum subuh”. (Shahih, HR Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (2/205))
Hadits diatas menjelaskan tentang keutamaan menjaga sunnah rawatib, di mana Allah akan memangunkan baginya rumah di surga, berapa jumlahnya? 12 raka’at.
Yang namanya manusia kadang lupa, dan yang namanya orang menyicil kadang pas waktu pembayaran cicilan, uangnya belum ngumpul, atau terpakai, akhirnya tidak lengkap cicilannya.Kita mungkin pada waktu sebelum shalat dzuhur lupa, atau saat tiba di masjid orang-orang sudah shalat, sehingga lupa dengan shalat ini, maka Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam telah memberikan solusi untuk menyempurnakan yang 12 raka’at rawatib itu, dengan sunnah-sunnah yang lainnya, sebagaimana Ummu Habibah menceritakan bahwa Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
“Barang siapa yang shalat 12 raka’at dimalam atau disiang hari maka Allah akan membangunkan baginya rumah di Surga”.(HR. Nasa’i dan dihasankan oleh Syekh Albani no:1799).
Jadi kalau yang rawatibnya ketinggalan, maka cicilan bisa disempurnakan dengan shalat dhuhanya, dengan shalat diantara adzan dan iqamah, sunnah tahiyatul masjid, sunnah wudhu, dan sunnah-sunnah apa saja.Dan subhanallah, kalau untuk kalangan kaum lelaki/bapak-bapak menjaga shalat sunnah rawatib 12 raka’at itu relatif lebih mudah, namun tidak demikian halnya dengan kalangan perempuan khususnya ibu-ibu, sehingga shalat fardunya kadang kala harus terlambat karena mengurusi bayinya, maka semoga Allah memberikan rahmat dan karunianya untuk para ibu.
2).Membangun Masjid
Kalau mungkin kita tidak bisa melakukan yang pertama, kita bisa melakukan yang kedua yaitu menyisihkan rezekinya untuk membangun masjid.Jangan takut miskin karena membangun rumah Allah dimuka bumi ini, karena rezeki kita itu dari Allah, dan Dia berjanji akan memberi ganti bagi kita di dunia dan membangunkan rumah untuk kita di Surga yang lebih indah, mewah dan lebih kekal.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
” مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ بَنَى الله لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ “
Artinya:
“Barang siapa yang membangunkan bagi Allah sebuah masjid, niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di Surga”.(HR Bukhari Muslim).
“Syaratnya “Lillah”, untuk Allah”.
Tapi kalau kita tidak bisa membangun sebuah masjid yang semua dananya dari kocek kita, karena memang kita tidak memiliki kemampuan untuk itu, maka kita bisa berpartisipasi sesuai dengan kemampuan kita,dengan menyisihkan waktu dan tenaga untuk membantu membantu membangun rumah Allah.Karena Rasulullah juga turut membangun rumah beliau di Surga, dimana pada waktu pembangunan masjid Quba’dan Masjid Nabawi beliaupun turut membangunnya.
Sesuatu yang kecil akan menjadi besar dan dahsyat karena niat dan tujuan yang baik dan luhur.Jauhkanlah dirimu dari sifat kikir dan pelit, demi membangun rumahmu yang abadi, untuk rumah didunia, sebagian diantara kita siap menggelontorkan banyak dana, baik untuk memperindah, memperbaiki, namun kadang kala untuk rrumah yang tidak hakikidan tidak tampak kita sulit untuk mengeluarkan uang.
Didalam thabaqat as-syafi’iyyah diceritakan tentang sosok sulthanul ulama (pemimpinnya para ulama) Al’iz Ibnu Abdissalam yang hidup pada masa perang salib (wafat 660 H), beliau hidup dikota Damaskus, beliau adalah sosok ulama’ mujahid, yang penuh semangat berapi-api memperjuangkan islam, ulama yang tidak hanya pandai berbicara diatas mimbar, namun beliau adalah sosok yang begitu mengamalkan ilmunya.
Pada masa itu, dikota Damaskus terjadi pelonjakan harga makanan pokok, sehingga banyak orang yang hidup dalam kesusahan dan biasanya kalau barang-barang pokok naik harganya maka harga barang-barang yang bukan pokok otomatis akan turun.Dan pada waktu itu, kebun-kebun, vila-vila, tempat-tempat periristirahatan, semuanya dijual dengan harga murah.Maka istrinya berkata kepada Al Izz Ibnu Abdissalam:
“Wahai suamiku, ini perhiasan emas milikku, tolong kau jual, dan hasilnya belikanlah kebun, untuk tempat kita bermusim panas disana”.
Diambillah perhiasan itu oleh Al-Izz, kemudian ia menjualnya, dan hasil dari penjualan emas itu, semuanya disedekahkan olehnya, dan ketika ia pulang ke rumahnya, sang istri berkata kepadanya,
“Wahai tuanku, apakah engkau sudah membelikan kebun tersebut?”
Maka beliau menjawabnya dengan berkata:”Ya, akan tetapi kebun di Surga”.
Subhanallah, jawaban “Iya sudah aku belikan di Surga”.
Maka sang istri yang benar-benar memahami sosok suami yang dicintai dan dihormatinya, ia menjawab, “Terima kasih, semoga Allah membalasmu dengan yang lebih baik”.(Thabaqat Syafi’iyah aSubkhi, 8/214).
3). Membaca Surat Al-Ikhlas Sebanyak 10 Kali
Kalau mungkin kita tidak bisa melakukan kedua hal diatas, masih ada amalan lain yang bisa dilakukan, yaitu membaca surat al-ikhlas sebanyak 10 kali.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
” من قرأ: قل هو الله أحد عشر مرات بنى الله له بيتا في الجنة “
Artinya:
“Barang siapa yang membaca surat (Qul Huallahu ahad) sebanyak sepuluh kali, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di Surga”. (HR Ahmad, dishahihkan Albani, Shohihil Jami’ no:6472).
Subhanallah, sebuah amalan yang sangat ringan dengan ganjaran yang begitu indahnya, akan tetapi hal ini tetap membutuhkan keikhlasan.
Imam Ahmad bila sampai kepadanyasuatu sunnah, maka ia akan berusaha langsung mengamalkannya, tidak hanya menjadi wawasan dan wacana.Dan jangan pernah amalan ini, surat Al-Ikhlas memiliki kedudukan yang sangat tinggi disisi Allah, ia menyamai sepertiga Al-Qur’an, isinya penuh dengan ketauhidan.Bahkan surat ini dinamakan Al-Ikhlas karena didalamnya berisi pengajaran tentang tauhid.
Maka tatkala seseorang mengatakan Qul Hu Allahu Ahad, hendaklah ia mengatakannya dengan penuh keyakinan bahwa yang berhak di sembah, yang berhak dimintai pertolongan,hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Allah tempat bergantung semua makhluk, Dialah yang memberikan solusi untuk semua problematika yang dihadapi setiap hamba, maka resapilah tatkala membacanya, niscaya Allah akan membangunkan sebuah rumah yang indah di Surga-Nya.
4). Meninggalkan Kebiasaan Berdusta, Walaupun Hanya Sedang bersenda Gurau
Berbohong untuk menyegarkan suasana bersama, sering kali menjadi suatu perbuatan dosa yang akan mengantarkan pelakunya ke jalan neraka, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam:
وَأَنَا زَعِيمٌ ببَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا
Artinya:
“Dan saja jamin sebuah rumah di tengah-tengah surge bagi yang meninggalkan perkataan dusta, meskipun hanya senda gurau”. (Shahih, HR Al-Baihaqi dalam Al-Adab (1/133))
Sudah saatnya kita berhati-hati dalam berbicara, walaupun dalam kondisi bersenda gurau.Masih banyak humor-humor yang tidak sampai ke tingkat dusta.
5). Meninggalkan Segala Bentuk Perdebatan Walaupun Merasa Pendapatnya Adalah Yang Benar
Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam menjaminkan sebuah rumah di bagian pinggiran Surga, bagi yang meninggalkan berbantah-bantahan walaupun pendapatnya yang benar.Khususnya dalam urusan-urusan dunia, demi menjaga perasaan saudara sesama muslim, maka meninggalkannya walaupun pendapat kita yang benar adalah suatu kemuliaan.
Sebuah rumah di Surga telah dijaminkan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam bagi mereka beliau bersabda:
«أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ يَتْرُكِ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا
Artinya:
“Aku menjaminkan sebuah rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan pertengkaran walaupun ia dipihak yang benar”.HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Albani dalam Shohib Taghrib 3/6.
6). Menutup Celah Diantara Shaf Shalat
Bila kita mendapat celah diantara shaf shalat, seperti yang banyak kita dapati di negeri kita, seakan-akan setiap orang memiliki kekuasaan masing-masing, sehingga saling berjauhan shafnya, maka tutuplah celah itu dan sambunglah shaf itu, karena Allah akan membangunkan sebuah rumah di Surga bai orang yang melakukannya.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
((من سد فرجة في الصف رفعه الله بها في الجنة درجة، أو يبني له في الجنة بيتاً)) .
Artinya:
“Barang siapa yang menutup celah di shaf niscaya Allah akan mengangkat baginya satu derajat dan membangunkan untuknya rumah di Surga”. (Shahih, HR. Ibnu Wahb dalam Al-Jami’ (1/242))
Meluruskan dan merapatkan shaf adalah salah satu permasalahan besaryang harus menjadi perhatian umat islam.
Kesimpulan akhirnya adalah manusia yang hidup di dunia hanyalah mengontrak karena manusia tidak akan hidup di muka bumi dengan kekal. Jadi,kita tidak perlu bekerja dari pagi sampai sore hanya demi mendapatkan rumah yang mewah dan indah, sampai kita lupa dengan kewajiban kita untuk beribadah kepada Allah.Tidak mengapa kita di dunia hanya memiliki rumah yang sederhana karena rumah yang kita tempati hanya bersifat sementara,dan suatu saat akan menjadi layaknya rumah kontrakan.
Demikian, artikel ini saya buat dengan mengutip buku karangan:
Penulis : Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah MA
Diringkas dari buku “Rumahku Masih Ngontrak”, cetakan Ketiga, September 2015/ Dzulhijjah 1436 H.
Di salin Oleh: Husein Gati Rianto
(Santri Idad Du’ad Al Muallimin Ponpes Darul Qur’an Wal-Hadits OKU Timur).
Leave a Reply