Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

PERANAN RUMAH BAGI KELUARGA MUSLIM

peranan-rumah-bagi-keluarga-muslim

Peranan rumah bagi Keluarga muslim, pernahkah kita berfikir bahwasanya rumah mempunyai peranan penting? Pernahkah kita bertanya kepada guru dari mana terlahirnya seorang ulama atau profesor atau dokter? Karena begitu pentingnya peranan rumah,  Alloh berfirman:

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا

Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal”

(QS. An-Nahl : 80)

Imam Ibnu Katsir Rahimahulloh dalam tafsirnya berkata: “Alloh menyebutkan kenikmatan yang sempurna untuk hamba-hambanya dengan menjadikan rumah-rumah sebagai tempat tinggal bagi mereka. Di mana mereka dapat berlindung di dalamnya, menjadikannya sebagai penutup dari pandangan manusia, dan mengambil manfaat daripadanya segala jenis kemanfaatan”.

Apa peran rumah bagi kita? Bukankah rumah sebagai tempat makan, tempat tidur, dan tempat istirahat? Bukankah rumah tempat untuk menyendiri, dan untuk berkumpul bersama keluarga dan anak-anaknya? Bukankan rumah sebagai tempat menjaga kehormatan wanita?! Alloh berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (QS. Al-Ahzab:33)

Jika kamu merenungkan keadaan orang-orang yang tidak punya rumah, mulai dari orang-orang yang tinggal di pantai, orang-orang yang hidup di pinggir jalan, orang-orang yang tinggal tenda-tenda pengungsian, maka kamu akan tahu nikmatnya rumah. Tatkala kamu mendengar seorang berkata: “Aku tidak punya tempat tinggal”, “Aku tidak punya tempat tinggal yang tetap”, “Terkadang aku tinggal dirumah fulan”, “Terkadang aku tinggal di warung kopi”, “Terkadang aku tinggal di taman”, “Terkadang aku tinnggal di pinggir pantai”, “Tempat bajuku adalah mobilku”, maka kamu akan dapati kegalauan orang yang tidak punya rumah.

Tatkala Alloh murka terhadap orang-orang Yahudi Bani Nadhir, maka  diambil rumah mereka dan diusir mereka dari tempat tinggalnya.  Alloh berfirman yang artinya:

Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama.Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka.Dan Allah mencampakkan ketakutan kedalam hati mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman.Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (QS. Al-Hasyr:2)

Apa alasan seorang muslim harus memperhatikan kebaikan rumahnya? Ada beberapa hal penting, di antaranya:

  1. Menjaga diri dan keluarga dari neraka jahanam dan siksaan yang membakar.

Alloh berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

(QS. At-Tahrim:6)

  1. Besarnya pertanggungjawaban yang dipikul pemimpin rumah tangga di hadapan Alloh pada hari kiamat, Nabi bersabda:

“Sesungguhnya Alloh menanyakan kepada seluruh pemimpin atas yang dipimpinnya, apakah dia meenunaikan tugasnya atau mengabaikannya, sampai Dia menannyakan seorang -suami- tentang anggota keluarganya” (HR. Nasai no.292, Ibnu Hibban no. 1775 dan Silsilah Sohihah no. 1636).

  1. Bahwasanya rumah adalah tempat menjaga dan menyelamatkan diri dari kejelekan-kejelekan manusia, dan sebagai tempat berlindung ketika terjadi fitnah. Nabi bersabda:

طُوبَى لِمَنْ مَلَكَ لِسَانَهُ ، وَوَسِعَهُ بَيْتُهُ ، وَبَكَى عَلَى خَطِيئَتِه

“Beruntunglah bagi orang yang menjaga lisanya, rumahnya cukup untuk dirinya dan menangis atas kesalahannya” (HR. at-Tobroni).

Nabi juga bersabda:

خَمْسٌ مَنْ فَعَلَ وَاحِدَةً مِنْهُنَّ كَانَ ضَامِنًا عَلَى اللَّهِ: مَنْ عَادَ مَرِيضًا، أَوْ خَرَجَ مَعَ جَنَازَةٍ، أَوْ خَرَجَ غَازِيًا، أَوْ دَخَلَ عَلَى إِمَامِهِ يُرِيدُ تَعْزِيزَهُ وَتَوْقِيرَهُ، أَوْ قَعَدَ فِي بَيْتِهِ فَسَلِمَ النَّاسُ مِنْهُ وَسَلِمَ مِنَ النَّاس

“Ada lima perkara yang barang siapa melakukan salah satunya maka Alloh akan menjaminnya: orang yang menjenguk orang sakit, keluar untuk menyolati jenazah, keluar berperang (untuk meninggikan kalimat Alloh), atau mendatangi pemimpinnya untuk memberikan pengagungan dan penghormatan atau duduk dirumahnya sehingga manusia selamat dari gangguannya dan diapun selamat dari gangguan manusia”.

(HR. Ahmad 5/ 241 dengan sanad hasan)

Nabi juga bersabda:

سَلاَمَةُ الرَّجُلِ فِي الْفِتْنَةِ أَنْ يَلْزَمَ بَيَتَهُ

“Keselamatan seseorang ketika datang fitnah adalah berdiam diri dirumah”.

(HR. Ad-Dailami)

Seorang muslim menerapkan hal ini -berdiam diri dirumah- ketika dalam keadaan asing yang di sekitarnya terdapat bannyak kemungkaran dan dia tidak dapat merubahnya. maka dia mempunyai tempat berlindung dari kemungkaran tersebut tatkala memasuki rumahnya, dengan begitu rumahnya dapat menjaganya dari perbuatan haram atau melihat  perkara yang haram, dan menjaga keluarganya dari tabarruj -mempertontonkan perhiasan kecantikannya kepada orang lain-  dan menjaga anak-anaknya dari teman-teman yang jelek.

  1. Manusia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam rumah khususnya pada musim panas yang sangat menyengat, dan udara dingin yang menusuk tulang, hujan atau ketika lelah karena belajar atau kerja. Maka tatkala berada dirumah dia harus menggunakan waktunya dalam ketaatan sehingga waktunya tidak sia-sia.
  2. Rumah sebagai sarana yang utama dalam mewujudkan masyarakat islami, karena masyarakat terdiri dari sekelompok rumah-rumah, jika rumah-rumah masyarakat itu terbina dengan bagus maka akan terbentuklah masyarakat islami.

Jika kelima hal ini dilakukan maka insya Alloh akan terlahirlah dai-dai yang menjadi panutan, pelajar-pelajar ilmu syar’i, mujahid-mujahid yang tangguh, istri-istri yang sholehah, ibu-ibu rumah tangga yang pandai mendidik. Wallohu a’lam.

Diambil dari muqodimah kutaib “40 nasihah li islahil buyut, penulis Syaikh Muhammad al-Munajjid.

Oleh: Ust. Muslimin

Referensi: Diambil dari Majalah Lentera Qolbu

 

Baca juga artikel berikut:

BELAJAR TUK SEMPURNA

IBADAH TERAGUNG DALAM SEJARAH

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.