![Mengungkit sedekah merusak berkah ibadah Mengungkit sedekah merusak berkah ibadah](https://kuncikebaikan.com/wp-content/uploads/2025/02/Mengungkit-sedekah-merusak-berkah-ibadah-678x381.png)
(Aqidah)
Mengungkit sedekah merusak berkah ibadah
Ikhlas adalah pondasi dalam seluruh jenis ibadah, termasuk ketika berinfaq dan bersedekah. Allah azza wajalla akan melipat gandakan balasan bagi orang yang berinfaq di jalannya dengan ikhlas. Allah azza wajalla berfirman:
مثل الذين ينفقون أمولهم في سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل فى كل سنبلة مائة حبة والله يضعف لمن يشاء والله وسع عليم
Artinya:
“Perumpamaan (infaq yang dikeluarkan olehorang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan allah maha luas (karunianya) lagi maha mengetahui”. (QS. Al-Baqoroh/2: 261)
Tetapi balasan yang besar tersebut disyaratkan dengan ikhlas, yang di antara tandanya adalah tidak mengungkit infaq tersebut dan tidak mengiringi dengan perbuatan atau perkataan yang menyakitkan. Sebagaimana firman Allah azza wajalla pada ayat berikut:
الذين ينفقون أمولهم فى سبيل الله ثم لا يتبعون ما أنفقوا منا ولا أذى لهم أجرهم عند ربهم ولا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Artinya:
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan allah, kemudian meeka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqoroh/2: 262)
LARANGAN MENGUNGKIT SEDEKAH
Oleh karena dengan kasih sayang nya, allah azza wajalla melarang para hambanya yang beriman melakukan manna (mengungkit pemberian) dan adza (perkataan atau perbuatan yang menyakitkan), karena hal itu akan membatalkan pahala sedekah yang telah mereka berikan. Allah azza wajalla berfirman:
يايها الذين ءامنوا لا تبطلوا صدقتكم با لمن والأذى كالذى ينفق ماله رئاء الناس ولا يؤمن بالله واليوم الأخر فمثله كمثل صفوان عليه تراب فأصابه وابل فتركه صلدا لايقدرون على شيء مما كسبوا والله لا يهدى القوم الكفرين
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghilangkan (pahala) menyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (QS. Al-Baqoroh/2: 264)
Didalam ayat ini allah azza wajalla menyebutkan 4 perkara yang bisa merusak sedekah:
- Menyebut-nyebut sedekah.
- Menyankiti perasaan si penerima.
- Berinfaq karena riya (mencari pujian/nama) kepada manusia.
- Tidak beriman kepada allah dan hari kemudian.
MAKNA MANNA DAN WADZA
Di dalam ayat diatas diterangkan bahwa manna (menyebut-nyebut sedekah) bisa membatalkan pahala sedekah. Oleh karena itu, kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan manna tersebut dan berusaha menjuhinya.
Syaikh Abu Bakar Jabir al-jauzairi rahimahullah (wafat th 1438 H) berkata, ‘AL-mann adalah menyebut sedekah dan menghitung-hitungnya kepada orang yang menerima sedekah dengan bentuk pemberian kebaikan kepadanya. Sedangkan aladza adalah: menyakiti orang yang menerima sedekah dan menghinakannya dengan kalimat yang pedas, atau kalimat yang merusak kehormatannya, atau menjatuhkan kemuliaanya.” (Tafsir Aisarut tafasir,1/254, surat al-baqoroh ayat 262)
Ibnu hajar al-Makkiy rahimahullah (wafat th 974 H) berkata:
إن المن هو أن يعدد نعمته على الاخذ أو يذكرها لمن لا يحب الاخذ اطلاعه عليه وقيل: هو أن يرى أن لنفسه مزية على المتصدق عليه بإحسانه إليه ولذلك لا ينبغي أن يطلب منه دعاء ولا يطمع فيه, لانه ربما كان في مقابلة إحسانه فيسقط أجره
Terjemahannya:
Al-manna adalah menghitung-hitung pemberiannya (baik yang berupa kebaikan, pertolongan, sedekah dan lain-lain) kepada orang yang menerimanya,atau menceritakan pemberian itu kepada orang lain yang si penerima tidak suka orang itu mengetahuinya. Ada juga yang mengatakan, al-manna adalah seseorang (yang telah bersedekah) melihat dirinya mememiliki keistimewaan melebi orang yang menerima sedekah karena dia telah berbuat baik kepadanya. Oleh karena itu tidak pantas orang yang bersedekah meminta doa darinya atau mengharapkannya, karena bisa jadi itu adalah balasan perbuatan baiknya hingga pahalanya gugur”. (al-zawajir an-iqtirafil kabair,halm.312)
Ibnu Hajar rahimahullah juga mengatakan, “sedangkan al-adza (gangguan) adalah orang yang bersedekah membentak orang yang menerima sedekah, atau menghinanya,atau mencelanya. Maka ini seperti al-manna, menggugurkan pahala dan balasan sedekah sebagaimana telah diberitakan oleh allah azza wajalla”. (az-zawajir ‘an-iqtirafil kabair,halm.312)
Al-qurtubiy rahimahullah (wafat th 671 H) berkata didalam tafsirnya,
المن: ذكر النعمة على معنىى التعديد لها والتقريع بها, مثل أن يقول: قد أحسنت إليك ونعشتك وشبهه. وقال بعضهم: المن: التحدث بما أعطى حتى يبلغ ذلك المعطى فيؤذيه. والمن من الكبائر
Artinya:
“Al-maan adalah menyebut nikmat dengan maksud menghitung-hitung nikmat (kebaikan; pertolongan; sedekah; dll) dan menyalahkan dengannya (kepada orang yang menerimanya). Seperti mengatakan, “ aku telah berbuat baik kepadamu”, “ aku telah menolongmu”. Dan semacamnya. Sebagian ulama berkata: man adalah: menceritakan pemberiannya sehingga berita itu sampai kepada si penerima sehingga penggangunya. Dan manna termasuk dosa besar”. (tafsir al-Qurtubiy, 3/308)
MENGUNGKIT SEDEKAH TERMASUK DOSA BESAR
Para ulama memasukkan perbuatan manna ini kedalam dosa-dosa besar, seperti al-qurtubiy di dalam tafsirnya, adz-dzahabi di dalam al-kabair dan ibnu hajar al-makkiy di dalam az-zawajir. Bahkan ada ancaman-ancaman khusus dari Nabi Muhammad tentang perbuatan mengungkit-ngungkit sedekah tersebut. Antara lain sebagai berikut:
عن أبي ذر, عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة, ولا ينظر إليهم ولايزكيهم ولهم عذاب أليم )) قال: فقر أها رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاث مرارا, قال أبو ذر: خابوا وخسروا, من هم يا رسول الله؟ قال: (( المسبل, والمنان, والمنفق سلعته باالحلف الكاذب))
Artinya:
Dari Abu Dzarr, dari Nabi , beliau bersabda: “Ada tiga orang, Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka, allah tidak juga menyucikan (dosa-dosa) mereka, dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. “Rasulullah membacakan ayat ini tiga kali. Abu Dzarr berkata: “mereka pasti kecewa dan rugi! Siapakah mereka itu wahai Rasulullah? “Rasulullah bersabda: “al-musbil (orang yang melakukan isbal), al-mannan (orang yang suka menyebut-nyebut kebaikannya/pemberiannya), dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah bohong” (HR Muslim, no.106)
Bahkan orang yang selalu menyebut-nyebut pemberiannya diancam tidak akan masuk surga, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:
عن سالم بن عبد الله, عن أبيه, قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاثة لا ينظر الله عز وجل إليهم يوم القيامة: العاق لوالديه, والمرأة المتجلة, وديوث, وثلاثة لاى يدخلون الجنة: العاق لوالديه, والمدمن على خمر, والمنان بما أعطى”
Artinya:
Dari salim bin abdullah (bin umar), dari bapaknya, dia (abdullah) berkata: Rasulullah bersabda: “tiga orang yang allah azza wajalla tidak akan melihat mereka pada hari kiamat : anak yang durhaka kepada orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan dayyuts.
Tiga orang yang tidak akan masuk surga: anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, pecandu khomr (minuman keras), dan orang yang menyebut-nyebut apa yang dia berikan”.
(HR. An-nasa’i, no. 2562; Ahmad,no.6180; dan lain-lain. Dishahihkan oleh al-hakim dan disetujui az-zahabi. Dihasankan oleh syaikh syuaib al-arnauth di dalam takhrij musnad ahmad dan syaikh al-albani di dalam silsilah as-shohihah, no. 674, 1397, 3099)
BAHAYA-BAHAYA MENGUNGKIT SEDEKAH
Sebagian ulama menyimpulkan beberapa bahaya mengungkit-ngungkit sedekah,yaitu:
- Mengurangi pahala atau bahkan membatalkannya.
- Termasuk akhlaq yang buruk.
- Ancaman keras bagi pelakunya.
- Menyusahkan dan menyakiti orang lain.
- Menyebabkan kemurkaan Allah.
- Sifat itu menyerupai sifat orang-orang munafiq.
- Pelakunya terhalangi dari kenikmatan melihat wajah Allah dan di ajak bicara oleh-NYA.
(lihat: nadrotun naim fi akhlaqir rasul alkarim, 11/5569)
Setelah kita mengetahui hal ini, maka sepantasnya kita bersungguh-sungguh menjaga amal sholih kita dari segala perkara yang bisa menggugurkannya, sehingga kita akan mendapat balasannya dengan sempurna di sisi Allah di hari pembalasan. Semoga Allah selalu membimbing kita di dalam semua kebaikan dan menjauhkan dari semua keburukan.
Referensi:
Diringkas: Atina Hasanah (khidmah ponpes Darussalam tanjung telang), dari:
Majalah As-sunnah EDISI 10/THN XX/JUMADIL AWWAL 1438H/FEBRUARI 2017M
Baca juga:
Leave a Reply