Kisah Pembunuhan Pertama – Segala pujian hanyalah milik Allah rabb semesta alam yang telah mengatur urusan makhluk Nya dengan begitu rinci dan cermat. Yang telah mengajarakandan menurunkan syariat sebagai kemaslahatn ummat manusia dan alam smesta. Shalawat dan salam semoga selalu Allah curahkan kepada Rasul junjungan suri tauladan dan panutan bagi manusia yang menginginkan kebahagian di dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala mengisahkan kisah pembunuhan yang pertama kali terjadi antara manusia, yaitu terbunuhnya Habi lputra Nabi Adam Alaihissalam oleh saudaranya sendiri. Allah kisahkan tragedy pembunuhan tersebut dalam kitab Nya yang mulia agar manusia terkhusus kita ummat islam untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari tragedi tersebut.
Alla Ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27) لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (28) إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (29) فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (30) فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ قَالَ يَاوَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ(31) مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ (32)
Artinya :”Bacakanlah kepada mereka ,wahai Muhammad berita tentang kedua anak Adam dengan sebenarnya, ketika keduanya memberikan persembahan berupa kurban,maka persembahan salah satu diantara mereka berdua diterima (Habil) dan yang satu lagi ditolak (Qabil), Lalu Dia (Qabil) berkata “ Aku akan membunuhmu! Dia (Habil) berkata” Sesungguhnya Allah hanyalah menerima dari orang yang bertakwa, sungguh bila engkau membentabgkan tangan mu untuk membunuhkan maka aku tidak akan membentangkan tanganku untuk membunuhku, sesungguhnya aku takut kepada Rabb semesta alam, sesungguhnya engkau akan membawa dosaku (akibat membunuhku) dan dosamu sehingga engkau menjadi penghubi api neraka, maka nafsunya (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, maka kemudian dia membunuh saudaranya, maka jadilah Ia termasuk orang-orang yang merugi,Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak yang menggali tanahuntuk memperlihatkan kepadanya bagaimana seharusnya dia menguburkan saudaranya. Dia (Qabil) berkata “Celakalah aku! Kenapa aku tidak mampu berbuat seperti apa yang dilakukan burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan saudaraku ini” maka jadialah ia termasuk orang-orang yang menyesal. Oleh karena itu kami tetapkan bagi Bani Israil , bahwa barang siapa membunuh seseorang maka seseolah dia telah membunuh manusia seluruhnya, dan siapa saja yang menjaga nyawa seseorang maka dia telah memihara manusia seluruhnya, sesungguhny Rasul kami telah datng kepada mereka dengan membawa keterangan –keterangan yang jelas,namun kebanyakan mereka setelah itu melampaui batas. (QS. Al-Maaidah : 27-32)
Kisah yang Allah ceritakan diatas, sungguh banyak pelajaran yang bisa dipetik bagi seorang muslim yang dia benar-benar menghayati dan berusaha mengambil ibroh dari kisah tersebut. Diantara pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah diatas adalah:
1. Bahwasanya Allah hanyalah menerima sesuatau amalan yang berasal dari ketakwaan dan yang terbaik
Para ualama tafsir menyebutkan bahwasanya Allah Ta’ala memerintahkan kedua anak Nabi Adam tersebut untuk memberikan qurban, Qabil memberikan qurban dengan sesuatu yang buruk dan tidak bagus sedangkan Habil memberikan persembahan dengan sesuatu yang terbauk. [1]
Sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu anak Nabi Adam alaihisssalam diatas ketika qurbannya diterima oleh Allah Ta’ala
قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Artinya: Dia (Qabil) berkata” Sesungguhnya Allah hanyalah menerima dari orang yang bertakwa
Sehingga kita berusaha untuk memperbaiki amalan kita, baik dari segi zhahir atau yang tampak maupun yang batin. Dari segi zhahir yaitu kita berusaha semaksimal mungkin mengikuti sunnah Rasulullah, adapun yang batin yaitu kita ikhlaskan amalan tersebut untuk Allah Ta’ala. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلاَّ طيِّبَا
Artinya : “ Wahai manusiasesungguhnya Allah itu Maha baik dan tidaklah menerima sesuatau kecuali sesuatau yang baik[2]
Dan juga hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلَا أَنْ يُتْقِنَهُ
Artinya “ Sesungguhnya Allah mencintai seseorang apabila beramal dia menyempurnakannya [3]
2. Berhati-hati dalam memberi contoh
Seseorang hendaknya berhati-hati dalam melakukan sesuatu, dan harus memastikan apa yang dia kerjakan adalah kebaikan. Apabila dia seorang guru, maka akan dicontoh oleh murid-murid nya, apabila dia seorang ayah, maka akan ditiru oleh anak-anaknya dan seterusnya. Apabila kebaikan, dan orang-orang mengikuti, mencontoh kebaikan nya, maka dia mendapatkan kebaikan tersebut. Namun bila dosa yang dia kerjakan dan dicontoh oleh orang lain maka dia mendapatkan dosa dari orang yang melakukan dosa tersebut.
Qabil memberikan contoh buruk kepada anak Adam setelahnya, sehingga dia mendapatkan bagian dosa dari apa myang dilakukan anak Adam setelahnya berupa pembunuhan. Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
لا تقتل نفس ظلما، إلا كان على ابن آدم الأول كفل من دمها، لأنه أول من سن القتل
Artinya :”tidaklah jiwa terbunuh dikarenakan kezhliman ,kecuali anak adam yang pertama (Qabil) mendapatkan bagian dosa dari darah tersebut karena sesungguhnya dia adalah orang yang pertama kali mengajarkan pembunuhan[4]
Lihatlah,betapa banyak dosa bagi Qabil yang dia terima akibat pembunuhannya tersebut. Karena tidaklah pembunuhan, tertumpahnya darah seorang manusia di dunia ini kecuali dia mendapatkan bagian dari dosa tersebut. Pembantaian, peperangan yang merenggut nyawa dan sebaginya (karena kezhaliman)
Sungguh benar sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pada hadits yang lain:
مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا، كَانَ لَهُ أَجْرُهَا، وَمِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، لَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا، وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا
Artinya “ siapa saja yang memberikan contoh yang baik, lalu orang lain mengikutinya, maka dai akan mendapatkan bagian pahala dari apa yang orang lain amlkan tersebut tanpa mengurangi pahala dari orang yang meakukannya,siapa saja yang memberikan contoh yang buruk, lalu kemudian orang lain mengikutinya, maka dai akan mendapatkan dosa sebesar dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa pelakunya tersebut.[5]
Sungguh sangat beruntung seseorang yang ketika meninggal dunia, amal kebaikannya terus mengalir tiada henti, dan sungguh betapa meruginya seseorang yang ketika dia sudah tidak lagi di dunia, namun dosanya terus mengalir. Dia terus mendapatkan bagian dari dosa tersebut selama ada orang yang melakukan dosa yang dahulu pernah dia contohkan.
3. Menjaga emosi dan hawa nafsu
Sudah seharusnya kita menjaga emosi dan hawa nafsu kita. Apabila kita tidak bisa mengendalikannya maka kita tidak lagi melihat apakah dia saudara,atau bukan. Kita sudah gelsp mata,lupa dan akhirnya penyesalan yang kita dapatkan pada akhirnya. Sebagaiman yang yterjadi kepada Qabil. Ketika emosi telah menguasai dirinya, dia lupa bahwasanya yang ada dihadapannya adalah saudaranya, dan akibat emosi tersebut dia membunuh saudaranya
فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ
Artinya “maka nafsunya (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, maka kemudian dia membunuh saudaranya”
dan pada akhirnya penyesalanlah yang dia dapatkan
فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ
artinya “sehingga dia menjadi orang-orang yang menyesal “
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang mau mengambil ibrah dari setiap kisah dalam Al-Qur’an dan setiap kejadian yang terjadi.
REFERENSI:
- Qashashul Anbiya li ibni katsir’
- Mu’jamul Kabir, Lith-Thabrani
Disusun oleh : Apriyanto,S.H. (Pengajar Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)
[1] . (Qashashul Anbiya li ibni katsir’ ;34)
[2] . (HR. Muslim:1015)
[3] . (HR. At-Tabaroni dalam Mu’jamul Kabiir :776 dan masukkaan dalam kitab jami’shahih sunan wal masanid oleh syeikh shuhaib abdul jabbar )
[4] . (HR. Bukhari:3335, Muslim :1677)
[5] . (HR.Abu Daud :203 Ibnu Majah :203)
BACA JUGA :

Ajukan Pertanyaan atau Komentar