Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Keutamaan Dan Ganjaran Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Serta Haramnya Durhaka Kepada Kedua Orang Tua

Berbakti kepada orang tua memiliki keutamaan dan ganjaran yang beesar disisi allah diantara fadhilah (keutamaan) berbakti kepada orang tua yaitu:

Pertama : berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan yang paling utama.

Hal ini berdasarkan hadits nabi shalallahu alaihi wasalam yang disepakati oleh bukhari dan muslim, dari sahabat abu abdirrahman abullah bin mas`ud, ia berkata :

سالت رسول الله صل  لله عليه وسلم :أي العمل أفضل ؟ قل: الصلاة لوقتها.قال:قلت:بالوا لدين.قال:قلت:ثم أي؟قال:الجهادفي سبيل الله

aku bertanya kepada nabi , amal apakah yang paling utama? Nabi menjawab shalat pada waktunya, aku bertanya kemudian apa,? beliau menjawab berbakti kepada kedua orang tua.’ aku bertanya lagi kemudian apa ? beliau menjawab jihad dijalan Allah.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Di dalam hadits ini, nabi menyebut tiga amalan yang paling dicintai Allah Ta’ala

  1. shalat – dalam riwayat lain shalat diawal waktu
  2. Berbakti kepada kedua orang tua
  3. Jihad fisabilillah

Dengan demikian, jika ingin berbuat kebaikan harus mendahulukan amalan-amaln yang paling utama, diantaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada orang tua)

Kedua: ridha allah tergantung ridha orang tua

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh imam bukhari dalam al-adabul mufrad, ibnu hibban, al hakim, dan tirmidzi, dari sahabat Abdullah bin Amr bin al ash bahwa rosulullah bersabda:

رضا الرب في  رضاالولدوسخط الرب في سخط الوالد

 “ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kemurkaan orang tua.”

Ketiga: berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan bertawasul dengan amal shalih tersebut. Hal ini berdasarkan hadits nabi shalallahu alaihi wasallam dari ibnu umar ia berkata Rosulullah bersabda:

“Pada suatu hari ada tiga orang berjalan lalu mereka kehujanan. Mereka berteduh didalam sebuah gua dikaki sebuah gunung, ketika mereka berada dialamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagaian mereka berkata dengan sebagian yang lain, ingatlah sebagian amal baik yang pernah kalian lakuakan kemudian mereka memohon dan bertawasul dengan amal tersebut, dengan harapan allah menghilangkan sesulitan tersebut. Salah satunya berkata Ya Allah sesungguhnya aku mempunyai orang tua yang sudah lanjut usia sedang aku memiliki istri dan anak yang masih kecil, aku menggembala kambing, ketika aku pulang kerumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari akau harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga aku pulang sudah larut malam, dan akau mendapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagiamana biasanya, susu itu lalu aku pegang dan mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek meminta susu ini dan akau tidak memberiknnya, aku tidak akan memberikan kepada sisapun sesbelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Lalu aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari kertika keduaorang tuaku bangun kuberikan susu ini kepada keduanya, seteah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah seandainya perbuatan ini baik karenamu maka bukakanlah, maka batu yang menutupi gua itupun bergeser sedikit.“ (HR. Bukhari dan Muslim)

ini menunjukan bahwa berbakti kepda kedua orang tua yang pernah dilakukan dapat digunakan untuk bertawassul kepada Allah ketika mengalami kesulitan, insyaallah kesulitan tersebut kan hilang. Berbagai kesulitan yang dialami saat ini diantarana kateran perbuatan durhaka kepada kedua oragtuanya.

Seandainya kita mengetahui, bagaimana beratnya kedua orangtua kita yang telah berusah payah untuk menghidupi dan mendidik kita. Maka perbuatan si aanak yang begadang untuk memerah susu tersebut belum sebanding dengan jasa prang tuanya ketika mengurusnya ketika kecil. Si anak melakukan pekerjaan tersebut setiap hari dengan tidak merasa bosan dan lelah atau yang lainnya, bahkan ketika orang tuanya sudah tidur, dia rela menunggu keduanya bangun dipagi hari meski anaknya menangis, ini menunjukkan bahwa kebutuhan kedua orang tua harus didahulukan daripada kebutuhan anak kita sendiri. Dalam rangka berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa bakti kepada orang tua harus didahulukan daripada berbuat baik kepada kepada istri.

Keempat : berbakti kepada kedua orang tua dapat meluaskan rizki dan memanjangkan umur

Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

من أحب أن يمد له في عمره وأن يزادله في رزقه فليبر والديه،وليصل رحمه

barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rizkinya maka hendaklah ia berbuat baik berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturrahmi.”

Kelima: berbakti kepada kedua orang tua dapat memasukkan seorang nak kesurga.

Didalam hadits nabi shalallahualai wasalam disebutkan bahwa durhaka tidak akan masuk surga, maka kebalikan dari hadis tersebut yaitu anak yang berbuat baik kepada kedua orang tua akan dimasukkkan oleh Allah kedalam jannah., dari Aisyah rhadiyallahuanha ia berkata Rosulullah bersabda aku bermimpi masuk surga, tiba-tiba akau mendengar suara orang sedang membaca. Akupun bertanya, siapa orang ini: malaikat menjawab, “Haritsah bin an-Nu’man”

Lalu rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “demikianlah perbuatan baik, demikianlah perbuatan baik (kepada orang tua memasukkan seseorang kedalam surga). ia haritsah bin Nu’man adalah orang yang paling berbakti kepada ibunya.” (HR. Alhakim dalam Mustadrak, dinilai shahih oleh imam Ad-Dzahabi).

Keenam : Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghapuskan dosa-dosa.

Hal ini berdasarkan hadits dari ibnu umar rhadiallahuanhu bahwa seorang laki-laki datang kepada rosulullah shallahu alaihi wasallam seraya berkata wahai rosulullah. Sesungguhnya saya telah melakukan perbuata dosa besar, apakah masih ada taubat bagi saya/ nabi bertanya apakah engkau masih memiliki ibu? Ia menjawab tidak(dia sudah wafat)” lalu beliau bertanya lagi apakah engkau masih memiliki bibi (saudara ibu) ia menjawab “ada” beliaupun bersabda “berbuat baiklah kepadanya (bibimu)”

Ketujuh. Anak yang berbakti kepada kedua orang tua akan mendapat kedudukan mulia didunia dan akhirat.

Seperti halnya Uwais al-Qarni Rahimahullah.

Umar binkhatab berkata sesungguhnya aku mendengar rosulullah bersabda:

إنَّ خَيْرَالتَّا بِعِيْنَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ،وَلَهُ وَالِدَةٌ،وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ،فَمُرُوْهُ فَلْيَسْتَغْفِرْلَهُ.

“sesungguhnya sebaik-baiknya tabiin adalah seorang laki-laki yang biasa dipanggil Uwais dia memiliki ibu dan dulu ia memiliki penyakit belang ditubuhnya. Carilah ia, dan mintalah kepadanya agar memohonkan ampunan untuk kalian.” (HR. Muslim dalam Shahihnya).

Dari usair bin jabir ia berkata “adalah umar bin khatab apabila didatangi rombongan dari yaman, ia selalu memanyakan apakah diantara kalian ada uwais bin amir? Hingga suatu saat ia bertemu dengan uwais, ia pun bertnya apakah engkau uwais bin amir? Uwais menjawab , Iya, umar bertanya lagi apakah engkau berasal dari murad lalu qaran? Uwais menjawab iya benar. Lalu umar bertanya lagi apakah engkau pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali tinggal sekeping dirham saja tubuhmu? Uwais menjawab iya benar, umar bertanya lagi apa ibumu masih ada? Uwais menjawab iya umar pun berkata sungguh akau mendengar rosulullah shalallahualaihi wasallam bersabda “ akan datang kepada kalian Uwais bin Amir bersama rombongan orang dari yaman yang bersal dari murad kemudian dari qaran. Ia pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali satu bagian sebasar uang dirham, dia memiliki seorang ibu yang ia selalu berbakti kepadanya. Jika ia bersumpah atas nama allah niscaya Allah akan mengabulkan sumpahnya. Maka jika engkau dapat meminta doanya untuk memohonkan ampunan bagimu, lakukanlah!

Umar melanjutkan oleh karna itu, wahai Uwais, mohonkanlah ampun untukku! Uwais pun memohonkan ampunan untuk Umar. (HR. Alhakim dalam Mustadrok (3/455) shahih).

Demikianlah kisah yang sangat luar biasa, semoga dapat menjadi pelajaran dan kita dapat mencontoh sebuah teladan yang ditunjukan oleh seorang anak yaitu seorang tabi’in Uwais Al-Qarni yang selalu berbakti kepada kedua orang tua sehingga namanya telah dikenal jauh sebelum generasinya lahir. Sehingga Allah mengangkat derajatnya didunia dan kahirat.

HARAMNYA DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA

Imam al-Bukhari rohimahullah meriwayatkan dalam kitabul adab, dari jalan abi bakrah rodiayallahuanhu, telah bersabda rosulullah shalallahu alaihi wasallam. “maukah aku beri tahu kepadamu dosa besar yang paling besar? Beliau berkata tiga kali, kami menjawab “ menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” awalnya beliau bersandar kemudian duduk dan bersabda” serta camkanlah juga perkataan bohong dan sumpah palsu.”maka nabi selalu mengulanginya hingga kami berkata (dalam hati) “semoga beliau diam” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod, Shahih).

Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa dosa yang besar yang paling besar setelah syirik adalah ‘uququl walidain (durhaka kepada kedua orang tua) dalam hadits lain rosulullah bersada “ bahwa diantara dosa-dosa yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh diri, dan sumpah palsu. Kemudian diantara dosa-dosa besar yang paling besar adalah seorang melaknat kedua orang tuanya.

Dari Al-mughirah bin Syu’bah Rhodiallahu anhu bahwa rosulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda “sesungguh Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, minta sesuatu yang bukan haknya, mengubur anak hidup-hidup, dan allah membenci atas kalian banyak bicara, banyak bertanya, boros harta (menghambur-hamburkan harta).” hadits ini adalah salah satu hadits yang melarang seorang anak berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang anak tidak akan msuk surga dengan sebab durhaka kepada kedua orang tuanya. Sebagaimana hadis dari Abu Darda rhadiallahuanhu bahwa rosulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

لاَيَدْخُلُ الجَنَّةَ عَاقٌ وَلاَمُدْمِنُ خَمْرٍوَلاَمُكَذِّبٌ بِقَدَرٍ

“ tidak masuk syurga anak yang durhaka, minum khamr (minuman keras) dan orang yang mendustakan taqdir.” (HR. Ibnu Majah, sanadnya hasan).

Diantara bentuk-bentuk durhaka (‘uquq) adalah:

  1. menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik perkataan ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit.
  2. Berkata AH dan tidak tidak memenuhi panggilan orang tua.
  3. Membentak atau menghardik kedua orang tua
  4. Melaknat dan mencaci orang tua
  5. tidak mengurusi orang tua bahkan lebih mementingkan urasan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya padahal orang tua sangat membutuhkan, seandainya emberi nafkah dilakukan penuh perhitungan.
  6. Bermuka masam dan cemberut dihadapan rang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh kolot dan lain-lain
  7. Menyuruh orang tua, misal menyapu, mencuci, atau menyiapkan makanan, pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tapi jika ibi melakukannya dengan kemauanya sendiri, maka tidaklah mengapa dan karna itu seorang anak harus berterima kasih.
  8. Menyebutkan kejelekan orang tua dihadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua
  9. Memasukkan kemungkaran kedalam rumah misalnya : alat musik, rokok dll
  10. Mendahulukan ketaatan kepada istri daripada taat kepada orang tua. Bahkan ada sebagian oarang yang tega mengusir orang tuanya demi menuruti kemauan istri, naudzubilah”
  11. malu mengakui orang tuanya. Sebagian oarang malu deangan keberadaan orang tuanya dan tempat tinggalnya ketika setatus sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.

Semua itu termasuk bentuk-bentuk kedurhakaan kepada kedua orang tua. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam berbicara dan berbuat terhadap kedua orang tua jangan sampai karena ketidak tahuan kita sehingga melakukan sesuatu yang menyebabkan kita melakukan dosa besar yaitu durhaka kepada kedua orang tua. Karena dosa atau akibat dari pebuatan durhaka kepada kedua orang tua akan dirasakan didunia dan lebih-lebih di kahirat. Dan termasuk perbuatan dosa yang Allah cepatkan Adzabnya, sebagaimana Rosulullah Shalallhualaihi wasallam bersabda:

بَابَانِ مُعَجَلاَنِ عُقُوْبَتُهُمَا فِيْ الدُّنْيَا:البَغْيُ وَالعُقُوْقُ

dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan Adzabnya (siksa) didunia: berbuat dzalim dan al-`uquq (durhaka kepada kedua orang tua). (HR. Al-Hakim, sanadnya shahih).

Marilah kita memohon kepada Allah agar di lindungi dari perbuatan dosa-dosa yang besar maupun kecil dan terlebih dari dosa-dosa besar salah satunya yaitu ‘uququl walidain” durhaka kepada kedua orang tua. Dan semoga Allah memasukan kita dalam golongan orang-orang yang senantiasa berbakti kepada keadua orang tua dan mengumpulkan kita bersama kedua orang tua kita didalam syurganya Amiin. SEMOGA BERMANFAAT.

Diambil dari buku yang berjudul BIRRUL WALIDAIN (berbakti kepada kedua orang tua) yang ditulis oleh : Ustad Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, cetakan Pustaka At-Taqwa

Diringkas oleh Ali Shodiqin (Santri I’dad Du’at Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur).

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.