
Jangan Biarkan Hati Anda Menderita Karena Dengki – Dengki merupakan penyakit hati yang berbahaya bagi manusia, karena penyakit ini menyerang hati si penderita dan meracuninya, membuat dia benci terhadap kenikmatan yang telah di peroleh oleh saudaranya, dan merasa senang jika kenikmatan tersebut musnah dari tangan saudaranya.
Pada hakikatnya, penyakit ini mengakibatkan si penderita tidak ridha dengan qadha dan qadar Allahعز ؤجل , sebagaimana perkatan Ibnul Qoyyim رحم الله : sesungguhnya sikap dengki adalah bagian dari menentang Allah, karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hambahnya,: padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya. Dengki juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya. Jadi, hasad itu hakikatnya menentang qadha dan qadar Allah.
Penyakit ini sering dijumpai di antara sesama teman sejabatan, seprofesi, seperjuangan, atau sederajat. Oleh sebab itu, Tak jarang di jumpai ada pegawai kantor yang hasad kepada teman sekantornya, tukang bakso hasad dengan tukang bakso lainya, guru hasad kepada guru, orang ahli ibadah atau ustadz iri kepada yang sederajat dengannya. Jarang dijumpai hasad tersebut pada orang beda kedudukan dan derajatnya, seperti tukang bakso yang dengki kapada guru, meskipun tidak munafikan terjadi hal tersebut.
Penyakit hasad hendaknya di jauhi oleh setiap muslim, karena mudharatnya sangat besar, terutama bagi si penderita baik mudharat dari sisi agama maupun dunianya. Tidakkah kita ingat, kenapa iblis di laknat oleh Allah? Tidak lain karena sikap dengki dan sombongnya kepada Allah yang sama-sama mahkluk Allah.
Dari sisi lain dengki juga merupakan sifat sebagian besar orang yahudi dan nasrani, sebagaimana firman Allah.:……………
“Ataukah mereka (orang yahudi ) dengki kepada manusia ( Muhammad dan orang-orang mukmin ) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada mereka?.. ( QS An-Nisa /4:54 ).
Allah juga berfirman tentang dengki mereka :…………………….
“ Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri , setelah nyata bagi mereka kebenaran”. ( QS Al-Baqorah ).
Oleh sebab itu , Rasulallah melarang orang muslim dari sifat hasad tersebut, beliau bersabda: ……………………
“Janganlah kalian memutuskan tali persaudaraan, saling berpaling ketika bertemu dan saling membenci serta saling dengki. Jadilah kalian bersaudara sebagaimana yang telah di perintahkan Allah”. (HR. MUSLIM).
SEBAB-SEBAB HASAD (DENGKI)
Sumber dan penyebab dengki adalah cinta dunia, baik cinta harta benda, kedudukan, jabatan maupun pujian manusia.
Dunia memang sempit, sering menyempitkan mereka yang memburu dan mencintainya, sehingga tak jarang mereka berjatuhan pada lembah kedengkian, karena tabiat kekayaan dunia tidak akan bisa memiliki kecuali ia berpindah dari tangan satu ketangan lainya dan berkurang jika di belanjakan. Berbeda dengan akhirat yang sangat luas, seperti langit yang tak berujung dan seperti lautan yang tak bertepi. Karena sangat luanya, sehingga tidak menyempitkan orang yang memburu dan mencintainya, sebagaimana kita tidak menjumpai orang berjejal-jejal untuk melihat keindahan langit di waktu malam, karena luasnya dan cakupanya terhadap setiap mata yang memandang.
Ibnu Sirin Rahimahullah berkata: Aku tidak pernah hasad kepada seorang pun dalam masalah dunia, karena jika dia termasuk ahli surga, maka bagaimana aku dengki kepadanya dalam masalah dunia, padahal dia akan masuk surga? Dan jika dia termasuk ahli neraka, maka bagaimana aku dengki kepadanya dalam hal dunia, sedangkan dia akan masuk neraka?.
Jika tujuan seseorang adalah akhirat, maka hatinya bersih dari hasad, tenang, jernih seperti air yang memancar dari mata air pegunungan, lembut bagaikan sutera, tidak ada tempat bagi hasad di dalamnya. Akan tetapi jika tujuanya adalah dunia, maka hati sangat rawan terjangkit hasad, mudah ternoda dan keruh. Oleh sebab itu bagi mereka yang mempunyai belas kasian terhadap hatinya, hendaknya dia meninggalkan cinta dunia dan menghentikanya dengan cinta akhirat. Karena kenikmatan akhirat tidaklah menyempitkan orang yang memburunya. Ia adalah kenikmatan yang sesungguhnya, kenikmatan yang luar biasa, tidak sebanding dengan kenikmatan-kenikmatan dunia. Kenikmatan tersebut bisa dirasakan oleh orang yang sangat mencintainya, mencari dan memburunya didunia ini. Jika seseorang tidak ingin memburu kenikmatan hakiki tersebut, atau lemah keinginanya, maka dia bukanlah kesatria, karena yang memburu kenikmatan yang hakiki tersebut adalah para kesatria.
OBAT HASAD/DENGKI
Setelah kita mengetauhi bahwa hasad adalah penyakit hati yang berbahaya. Maka, tentunya kita ingin mengetauhi obat dan terapi hasad tersebut.
Sebenernya, penyakit hati yang satu ini tidaklah dapat diobati dengan pil atau kapsul dari apotik atau suntik, herbal atau pijit urat, akan tetapi penyakit hati ini hanya dapat di obati dengan ilmu dan amal
Adapun obat yang pertama adalah ilmu. Ilmu yang bermanfaat untuk mengobati hasad adalah pengetauhan tentaang hakikat hasaad itu sendiri. Di antaranya, mengetauhi bahwa hasad itu berbahaya bagi si penderita, baik bagi agamanya maupun dunianya. Di dunia, hatinya selalu menderita dan tersayat-sayat, boleh jadi dia mati karenanya. Bagaimana tidak? Dia membenci orang lain yang mendapat kenikmatan dan mengharap nikmat tersebut musnah darinya. Padahal, hal itu telah di takdirkan oleh Allah dan tidak akan musnah sampai saat yang telah di tentukan.
Orang yang hasad ibarat orang yang melempar boomerang kepada musuh. Bumerangnya tidak mengenai sasaran, tetapi boomerang itu kembali kepadanya, sehingga mengenai mata kananya dan mengeluarkan bola matanya. Lalu dia pun bertambah marah dan kembali melempar kedua kalinya dengan lebih kuat. Akan tetapi boomerang itu seperti semula, tidak mengenai sasaran dan kembali mengenai mata sebelah kirinya sehingga dia buta. Kemarahnyapun bertamabh menyala-nyala, kemudia dia melempar ketiga kalinya dengan sekuat tenaga, akan tetapi boomerang tersebut kembali mengenai kepalanya sampai hancur, sedangkan musuhnya selamat dan menertawakan dia, karena dia mati atas perbuatanya sendiri. Sedangkan di akhirat nanti, di akan mendapat azab dari Allah, jika hasad tersebut melahirkan perkataan dan perbuatan, karena setatusnya adalah orang yang telah mendholimi orang lain ketika di dunia. Perlu diketauhi pula bahwa hasad juga tidak berbahaya bagi orang yang di hasad, baik bagi agamanya maupun dunianya. Dia tidak berdosa dengan hasad orang lain kepadanya. Bahkan, dia mendapatkan pahala jika hasad tersebut keluar berwujud perkataan dan perbuatan, sebab dia termasuk orang yang di zholimi. Kenikmatan yang ada padanya tidak juga akan musna karna hasad orang lain kepadanya, sebab kenikmatan tersebut telah di takdirkan untuknya. Adapun obat kedua : Amal perbuatan. Amal perbuatan yang manjur untuk mengobati hasad melakukan perbuatan yang berlawanan dengan perbuatan yang di timbulkan oleh hasad. Misalnya : Gara-gara dengki seseorang ingin mencela dan meremehkan orang yang di dengki. Jika seperti ini, hendaknya ia melakukan hal yang berbeda yaitu memuji orang yang di dengki tersebut. Kemudian jika hasad itu membuatnya sombong kepada orang yang dia hasad, maka hendaknya dia tawadhu” kepadanya. Jika dengki tidak membuatnya baik atau tidak membuatnya memberi hadiah kepada orang yang di dengki, maka hendaknya dia melakukan sebaliknya, yaitu berbuat baik dan memberikan kepadanya hadiah. Dengan seperti ini inya Allah hasad di hati akan segera lenyap dan hati kembali sehat dan normal.
DENGKI YANG DI PERBOLEHKAN
Mungkin diantara kita ada yang bertanya-tanya. Apakah bener hasad itu ada yang di perbolehkan? Jawabanya, marila kita simak sabda Rasulallah :…………………………………………….
“tidak ada hasad kecuali kepada dua orang, yang pertama : kepada seseorang yang telah di beri harta kekayaan oleh Allah dan ia habiskan di jalan yang benar, yang ke dua : Kepada seseorang yang telah di beri hikmah ( ilmu ) oleh Allah dan ia memutuskan perkara denganya serta mengajarkanya. ( hadist riwayat mutafaqun alaih ).
Akan tetapi, hasad dalam hadist ini berbeda pengertianya dalam hasad yang telah di sebutkan di atas. Hasad yang ini di sebut oleh para ulama dengan sebutan ghibtah, yaitu menginginkan kenikmatan seperti yang telah di peroleh oleh orang lain dengan tanpa membeci orang tersebut, serta tidak mengharapkan kenikmatan itu musnah darinya Sheih Abdul muhsin Al-Abad dalam menjelaskan hadist di atas berkata : yang di maksud hasad di sisni adalah ghibtha.
Imam An-Nawawi mengatakan, ghibtah adalah ingin mendapatkan kenikmatan sebagaimana yang di peroleh oleh orang lain dengan tanpa mengharapkan kenikmatan tersebut musnah darinya. Jika perkara yang di ghibtah tersebut adalah perkara dunia, mka hukumnya adalah mubah ( boleh ). Jika perkara tersebut perkara akhirat, maka hukumya adalah mustahab (sunnah ), dan makna hadist di atas adalah tidak ada ghibtah yang di cintai oleh Allah kecuali pada dua perkara yang tersebut di atas dan yang semakna denganya. Dengan demikian, hendaknya seorang muslim senantiasa meninggalkan dengki dan menggantikanya dengan ghibtah.
DI DARI MAJALAH AS-SUNNAH EDISI 06-07/THN. XIII/RAMADHAN-SYAWWAL 1430H/SEPTEMBER-OKTOBER 2009M.
DI SALIN OLEH: ABDUL HADI (ABU HIZAM)
BACA JUGA :
Ajukan Pertanyaan atau Komentar