Jagalah Adabmu Kepada Allah dan Rasulnya

jagalah adabmu kepada allah dan rasulnya

Jagalah Adabmu Kepada Allah dan Rasulnya – Ketahuilah wahai saudaraku bahwasanya adab terpenting yang harus diperhatikan oleh setiap muslim adalah adab kepada Allah ‘azza wa jalla dan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasalam. Karena adab ini merupakan adab paling agung yang mencakup seluruh adab-adab Islam, baik perkataan maupun perbuatan. Adab ini merupakan dasar acuan dan pendorong bagi seluruh adab yang lainnya.

Dan ketahuilah bahwasanya seseorang tidak akan dapat beradab secara benar kepada makhluk, baik dalam ucapan maupun perbuatan tanpa didasari adab yang benar kepada Allah dan Rasul-Nya. Diantara adab-adab itu adalah:

Pertama, Hendaknya engkau menujukan ibadah hanya kepada Allah subhanahu wata’ala semata.

Ketahuilah bahwasanya ini merupakan adab teragung kepada Allah set dan buah teragung dari iman serta ma;rifah seseorang kepada-Nya, iman kepada rububiyah-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dan pengkhususan ibadah hanya kepada-Nya, karena Dia adalah raja, pengatur, dan penguasa.

Dialah yang menciptakan segenap makhluk dan melimpahkan rezeki kepada mereka, tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu hanya Dialah dzat yang berhak untuk disembah. Engkau tidak boleh memalingkan satu bentuk ibadah pun kepada selain Allah ‘azza wa jalla, siapapun dia, baik malaikat yang dekat, seorang nabi yang diutus, wali yang shalih, batu, pohon, bintang, atau yang selainnya. Dan ketahuilah bahwasanya segala sesuatu yang disembah selain Allah tidaklah mampu mendatangkan manfaat ataupun mudharat bagi manusia. Allah ‘azza wa jalla berfirman:

إن الذين يعبدون من دون الله لايملكون لكم رزقا فابتغوا عند الله الرزق واعبدوه واشكروا له إليه ترجعون

Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan riski kepadamu; maka mintalah rizki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (QS. Al-Ankabut:17)

Kedua: Agungkan dan muliakanlah Allah

Ketika seorang mukmin menyaksikan kekuasaan Allah terhadap alam semesta, melihat keagungan rabbaniyah di sekitarnya berupa segenap makhluk dan segala yang ada, yang menunjukkan keagungan Al Khaliq az dan qudrah-Nya yang tiada batas, mengimani bahwasanya Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna dan bersih dari segala kekurangan, makhluk tidak dapat meliputi ilmu-Nya dan tidak juga mengetahui hakikatnya. Ketika dia menyaksikan semua itu dan mengimaninya niscaya hatinya akan dipeuhi rasa pengagungan terhadap Allah subhanahu wata’ala. Pengagungan yang tiada bandingnya dan segenap makhluk terasa kecil dalam hatinya. Dia tidak melihat sesuatu yang memiliki keagungan dan kemuliaan yang hakiki kecuali Allah ‘azza wa jalla.

Ketika: Hendaknya engkau senantiasa takut kepada Allah subhanahu wata’ala

Rasa takut ini akan muncul dalam lubuk hatimu disebabkan ma’rifahmu terhadap qudrah dan kekuasaan-Nya terhadap makhluk, keagungan qudrah-Nya, kerasnya siksaan dan hukuman Allah terhadap musuh-musuh para rasul dan wali-wali-Nya. Azab yang diturunkan kepada mereka di dunia. Serta dengan memperhatikan ayat-ayat ancaman. Memikirkan apa yang telah disediakan oleh Allah bagi musuh-musuh-Nya berupa azab di dalam kubur dan di neraka jahannam. Tidak ada yang dapat menolak keputusan-Nya. Dan tidak ada yang dapat terlepas dari hukum-Nya. Bahwasanya azab Allah subhanahu wata’ala tidak dapat dibayangkan dahsyatnya, niscaya hatimu akan dipenuhi rasa takut dan khasyyah kepada Allah. Rasa takut itu akan mengalir seperti aliran darah. Hingga rasa takut itu akan mencegamu dari perbuatan maksiat kepada Allah ‘azza wa jalla. Dan mencegahmu dari perkara yang Dia benci. Allah ta’ala berfirman:

Dan demikianlah kami menurunkan al-qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebagahian ancaman, agar mereka bertaqwa atau (agar) al-qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (QS Thaha:113)

Keempat: Cintailah Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya

Cinta ini akan bersemi ketika engkau menyaksikan dengan mata hati dan bashirahmu akan keagungan qudrah Allah ta’ala, hikmah serta keluasan ilmu-Nya.

Ketika engkau menyaksikan dengan mata bashirahmu sifat-sifat Allah ta’ala yang indah dan sempurna, yang bersih dari segala aib dan cela, lalu engkaupun mengimaninya. Dan engkau melihat kesantunan Allah ta’ala yang tidak menyegerakan azab dan hukuman kepada para pelaku maksiat, bahkan Dia menangguhkan dan sabar terhadapnya. Ketika engkau menyaksikan rahmat Allah yang maha luas, Dia melimpahkan rezeki kepada para hamba-Nya baik yang mukmin maupun yang kafir, dan tidak memutus limpahan rezeki itu dengan sebab dosa-dosa mereka. Dialah pemilik keutamaan yang agung atas manusia dan pemilik segala nikmat dalam kehidupan mereka. Sebgaimana firman-Nya:

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. An Nahl:53)

Dialah yang telah menciptakan manusia dari ketiadaan. Sebgaiman Dialah yang mengatur segala urusan manusia, dan menetapkan syari’at yang membawa kemaslahatan bagi agama dan dunia merka. Ketika engkau menyaksikan itu semua, niscaya hatimu akan dipenuhi oleh rasa cinta kepada Allah. Cinta yang tiada batasnya. Cinta yang membawamu untuk mentaati Allah dengan ketaatan yang mutlak. Dan selalu berusaha untuk meraih keridhaan-Nya dengan melakukan segala yang Dia ridhai dan meninggalkan segala perkara yang Dia benci.

Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam, beliau adalah manusia yang paling besar kebaikannya. Beliau datang untuk menyampaikan syari’at dan agama Allah ta’ala. Mengajak kepada jalan yang lurus, jalan menuju jannah (sorga) dan kepada seluruh kebaikan. Memperingatkan manusia dari jalan yang buruk yakni neraka. Beliau telah mengerahkan segala daya untuk itu. Dan beliau tidak kurang upaya dalam menyampaikan kebenaran. Setiap muslim di alam ini merupakan hasil dakwah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam. Maka sudah selayaknya beliau menjadi makhluk yang paling engkau cintai. Sebagaimana sabda beliau:

لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب اليه من والده وولده والناس أجمعين

“tidak beriman salah seorang dari kalian hingga aku lebih ia cintai dari orang tua, ananknya dan manusia seluruhnya.” (mutataqqun ‘alaih)

Kelima: Hendaknya engkau bertawakal hanya kepada Allah Ta’ala semata

Serahkanlah seluruh urusanmu kepada Allah dan hendaknya engkau selalu bergantung kepada-Nya. Ini merupakan buah dari ma’rifah kepada Allah ta’ala, iman kepada-Nya, kepada qudrah-Nya yang agung dan maha luas, kekuatan-Nya, hikmah-Nya, dan ilmu-Nya yang meliputi setiap sesuatu.

Buah dari pengetahuan bahwa Allah ta’ala senantiasa membela orang-orang yang beriman. Serta keyakinan bahwasanya jika Allah ta’ala menghendaki sesuatu pasti akan terlaksana. Tidak ada satupun yang dapat menghalanginya. Bahwasanya Dia kuasa menjaga hamba-Nya dari segala perkara yang ia benci serta makar para musuh Allah dari kalangan setan, manusia maupun jin.

Karena itulah selayaknya engkau hanya bertawakal kepada Allah ta’ala semata dan tidak bertawakal kepada selain-Nya. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

وعلى الله فتوكلوا إن كنتم مؤمنين

Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS AL Maidah:23)

Keenam: Hendaknhya engkau selalu mengaitkan hati kepada Allah ‘azza wa jalla

Hendaknya hatimu selalu terkait kepada Rabbmu subhanahu wata’ala dengan penuh cinta, pengagungan, tawakal, inabah, pengharapan, serta rasa takut. Engkau pergi, bergerak da beraktifitas sementara hatimu terkait kepada Rabbmu ta’ala dan angggota badanmu selalu bersama perintah Allah, mengharap rahmat-Nya, takut terhadap azab-Nya, mengharapkan manfaat dan mencegah mudharat.

Bila engkau selalu mengaitkan hatimu kepada Allah, niscaya Allah pasti memenuhi semua hajatmu dan melindungimu dalam segala urusan.

Ketujuh: hendaknya engkau selalu tunduk kepada Allah Ta’ala dan merasa butuh kepada-Nya

Setelah egkau menyaksikan hikmah Allah ta’ala, kekuatan-Nya yang tidak dapat dilawan, fenomena keagungan Allah ‘azza wa jalla, tanda-tanda kekayaan-Nya atas makhluk, qayyumiyah-Nya dalam kerajaan-Nya, dan keagungan-Nya yang baha besar. Kemudian engkau kembali dan memikirkan keadaan dirimu sendiri serta seluruh makhluk Allah ‘azza wa jalla. Engkau dapati semua bertolak belakang dan berkebalikan dengan Allah. Semua hina, lemah, fakir, banyak kekurangan, dan sangat membutuhkan Allah ‘azza wa jalla dalam seluruh urusan kehidupan. Mereka tidak dapt terlepas dari Allah sedikitpun. Telah ditetapkan atas mereka kefanaan. Maka jika engkau merasakan hal itu pada dirimu dan alam sekitarmu, kaan bertambahlah ketundukanmu kepada Allah, kerendahan, ketawadhu’an, tasa butuh dan luju’ kepada-Nya, untuk menutupi segara kerendahan dan kekurangan dirimu, agar Dia berkenan mengampuni kesalahanmu, serta memperbaiki cacat dan aibmu.

Kedelapan: hendaknya engkau luju’ (kembali) kepada Allah ‘azza wa jalla

Bilah telah tertanam dalam jiwamu bahwasanya Allah ta’ala merupakan raja diraja, di tangan-Nyalah kekuasaan langit dan bumi, dan dia maha kuasa atas segala sesuatu. Maka ketika itu hendaknya engkau luju’ kepada Allah ‘azza wa jalla, kepada raja diraja, pemilik kemuliaan dan kesombongan. Datangilah pintu-Nya. Seraya mengakui semua nikmat yang telah Allah karuniakan kepadamu. Mengakui kelemahan dan kekurangan dirimu. Dengan penuh pengharapan dan rasa takut kepada-Nya.

Karena engkau mengetahui bahwasanya tidak ada yang memiliki sesuatu pun di alam semesta ini kecuali Allah ‘azza wa jalla. Dan sikap kembali dan bergantung kepada Allah ini merupakan inti dan hakikat ubudiyah.

kesembilan: Hendaknya engkau merasa malu kepada Allah ‘azza wa jalla.

Ketahuilah, ini merupakan adab yang sangat agung kepada Allah ta’ala. Sesungguhnya jika telah tertanam dalam jiwamu bahwasanya Allah ‘azza wa jalla mendengar setiap ucapan, melihat setiap amal perbuatan, mengetahuia seluruh perkara baik yang tersembunyi maupun yang nyata, selalu mengawasimu, mengetahui seluruh keadaanmu, dan mengawasi setiap apa yang dilakukan masing-masing jiwa, maka ketika itu hendaknya engkau merasa malu kepada Allah yang melihatmu mengucapkan kata-kata yang buruk, melakukan perbuatan jelek, atau berbuat kerusakan. Hendaknya rasa malu ini ada dalam setiap keadaanmu.

Kesepuluh: amalkanlah konsekwensi makna-makna asma dan sifat Allah

Ini merupkan buah keimanan yang sangat agung kepada Allah ‘azza wa jalla. Karena bila engkau beriman kepada Allah ‘azza wa jalla, meyakini apa-apa yang ditetapkan bagi Allah dari nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang ‘ulya, dan menetapkan bagi-Nya kesempurnaan makna-maknanya yang hakiki, dan makna-makna ini tertanam dalam jiwamu serta meresap ke dalam hatimu, maka keimanan ini akan membuahkan hasil yang nyata dalam perilaku mu’amalahmu (pergaulanmu), tampak pada anggota badanmu dan tercermin dari perkataan dan perbuatanmu. Maka apabila engkau mengimani bahwasanya Allah ta’ala maha mendengar niscaya engkau tidak akan berbicara dengan ucapan yang dapat menundang kemurkaan Allah ta’ala, takut Allah akan mencatatnya dan mengazabmu dngena sebab hal itu. Bila engkau menimani bahwasanya Allah mala melihat, manyaksikan dan mengawasi, niscaya engkau akan takut Allah melihatmu berbuat maksiat dan mengazabmu dengan siksa yang pedih. Maka engkaupun tercegah dari perbuatan maksiat dan berhendi melakukannya.

Demikian halnya dengan semua nama-nama dan sifat Allah yang lain. Hendaknya kita merasakan hakikat maknanya secara sempurna dan mengamalkan seluruh konsekwensinya. Nilah hakikat menghitung nama-nama Allah ta;ala yang disebutkan oleh Rasulullah.

Penulis Ummu Ihsan

Diringkas dari majalah As-Sunnah Edisi 10/tahun IX/1426H/2005M

Oleh Fauzan Alexander

BACA JUGA :

Be the first to comment

Ajukan Pertanyaan atau Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.