Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Hikmah Allah Menguji Para Hamba-Nya Dengan Berbagai Musibah

hikmah ujian hamba dengan berbagai musibah

Hikmah Allah Menguji Para Hamba-Nya Dengan Berbagai Musibah – Allah menganugerahkan kepada kita berbagai kenikmatan dan kebaikan yang terpenting dan yang paling agung adalah nikmat Islam. Inilah nikmat teragung yang tidak bisa disamai oleh apa pun jua. Orang yang memahaminya lalu mensyukurinya dan istiqamah (konsisten) berpegang dengannya, baik dengan ucapan maupun perbuatan, maka dia pasti akan beruntung di dunia dan akhirat.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَءَاتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلتُمُوهُۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحصُوهَاۤۗ إِنَّ ٱلإِنسَـٰنَ لَظَلُوم كَفَّار

Artinya: “Dan dia telah memberikan kepadamu (keperluan) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya dan jika kamu menghitung nikmat Allah, kalian tidak akan dapat menghitungnya.” (QS. Ibrahim/14; 34)

Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعمَة فَمِنَ ٱللَّهِۖ  ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيهِ تَجْئَرُونَ

Artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu di timpa kemudhorotan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl/16/53)

Oleh karena itu, kita semua wajib bersyukur kepada Allah atas berbagai kenikmatan yang telah dianugerahkan dan kita wajib menghindari perbuatan tidak bersyukur.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَٱللَّهُ أَخرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُم لَا تَعلَمُونَ شَيئا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمعَ وَٱلأَبصَـٰرَ وَٱلأَفئدَةَ لَعَلَّكُم تَشكُرُونَ

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan dia memberi kamu pendengaran , penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” ( QS. An-Nahl 16: 78)

Bersyukur kepada Allah atas berbagai kenikmatan ini merupakan pengikat bagi kenikmatan itu sendiri yang menjadi faktor langgengnya kenikmatan tersebut serta menjadikannya semakin bertambah.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَإِذ تَأَذَّنَ رَبُّكُم لَئن شَكَرتُم لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ  وَلَئِن كَفَرتُم إِنَّ عَذَابِی لَشَدِيد

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangatlah pedih.” (QS. Ibarhim/14: 7)

Dalam ayat lain Allah ta’ala berfirman, Artinya: “karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu ibadahi dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur!.” (QS. Az-Zumar/39: 66)

Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman:

فَٱذكُرُونِیۤ أَذكُركُم وَٱشكُرُوا۟ لِی وَلَا تَكفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku akan ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah/2: 152)

Juga firman-Nya :

يعمَلُونَ لَهُۥ مَا يَشَاۤءُ مِن مَّحَـٰرِيبَ وَتَمَـٰثِيلَ وَجِفَان كَٱلجَوَابِ وَقُدُور رَّاسِيـٰتٍۚ ٱعمَلُوۤا۟ ءَالَ دَاوُدَ شُكراۚ وَقَلِيل مِّن عِبَادِیَ ٱلشَّكُورُ

Artinya: “Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari pada hamba-Ku yang berterima kasih.” (QS. Saba’/34: 13)

Rasulullah juga pernah mewasiatkan kepada Muadz bin Jabal untuk membaca doa berikut ini di akhir setiap shalat.

Artinya: “wahai Allah! Bantulah aku dalam mengingat-Mu dalam bersyukur kepada-Mu dan dalam memperbaiki ibadah ku kepada-Mu.”

Dengan bersyukur kepada Allah, atas berbagai kenikmatan dan dengan mempergunakan semua nikmat itu pada hal-hal yang bisa mendatangkan rida Allah, maka semua masalah akan baik dan keburukan akan berkurang.

Bersyukur kepada Allah, atas limpahan nikmat juga termasuk perilaku luhur yang menjadi perhiasan terbaik para Nabi dan pengikutnya. Mereka senantiasa memohon hidayah taufik kepada Allah, agar bisa bersyukur. Allah Subhanahu Wata’ala menceritakan tentang Nabi Sulaiman:

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكا مِّن قَولِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوزِعنِیۤ أَن أَشكُرَ نِعمَتَكَ ٱلَّتِیۤ أَنعَمتَ عَلَیَّ وَعَلَىٰ والديّ وَأَن أَعمَلَ صَـٰلِحا تَرضَاهُ وَأَدخِلنِی بِرَحمَتِكَ فِی عِبَادِكَ ٱلصَّـٰلِحِينَ

Artinya: “Wahai Rabbku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugerahkan kepada ku dan kepada dua orang ibu bapakku dan (berilah aku ilham) untuk mengerjakan amal shaleh yang engkau Ridhai. Dan masukkanlah aku dengan Rahmat-Mu ke dalam golongan para hamba-Mu yang shaleh”. (QS. An-Naml/27: 19)

BAGAIMANA BESYUKUR

Diantara indikasi besyukur atas limpahan nikmat tersebut adalah memanfaatkan nikmat-nikmat tersebut dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan tidak mempergunakan untuk melakukan maksiat kepada-Nya, indikasi lainnya adalah menceritakan atau membicarakan nikmat-nikmat tersebut sebagai bentuk pengakuan bahwa nikmat-nikmat itu dari Allah dan dalam rangka memuji Allah, bukan dalam rangka, membanggakan diri di hadapan orang yang tidak mendapatkan kenikmatan tersebut, tidak juga dalam rangka riya’ dan sum’ah( pamer).

Sebaliknya, kufur nikmat merupakan bentuk pengingkaran atau tidak mengakui kebaikan dan keutamaan pemberi dan menjadi sebab hilangnya kenikmatan dari orang yang menerima kenikmatan tersebut. Itu juga sebentuk perbuatan Dzalim terhadap diri sendiri yang berakibat sangat buruk.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

قَد أَفلَحَ مَن زَكَّاهَا (9) وَقَد خَابَ مَن دَسَّاهَا

Artinya: “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syam 91: 9-10)

Maksudnya mengotorinya dengan perbuatan maksiat. Dengan takwa kepada Allah, mentaati-Nya dengan menjalankan perintah-perintahn-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, berbagai kebaikan akan terealisasi dan berbagai keburukan dan segala yang tidak di sukai akan tertolak serta akan melanggengkan nikmat-nikmat tersebut.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَلَو أَنَّ أَهلَ ٱلقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتقَوا۟ لَفَتَحنَا عَلَيهِم بَرَكَات مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلأَرضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يكسِبُونَ

Artinya: “Seandainya jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka di sebabkan perbuatanya.” (QS. Al-A’raf/7: 96)

Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يغَيّرُ مَا بِقَومٍ حَتَّىٰ يغَيرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِم

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan.” (QS. Ar-Ra’d/13: 11)

 

HIKMAH UJIAN

Diantara hikmah ujian Allah menguji para hamba-Nya, terkadang dengan kebaikan dan terkadang dengan keburukan, agar keimanan orang-orang yang beriman semakin bertambah, agar dia semakin bergantung kepada Allah (jika) mereka bersabar terhadap semua Qadha’ dan qadar, maka Allah akan melipat gandakan pahala dan ganjaran mereka, juga agar mereka takut terhadap akibat buruk dari dosa-dosa sehingga akhirnya menahan diri dari berbuat dosa-dosa tersebut

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَلَنَبلُوَنَّكُم بِشَیء مِّنَ ٱلخَوفِ وَٱلجُوعِ وَنَقص مِّنَ الأموال وَٱلأَنفُسِ والثمراتۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ (155) ٱلَّذِينَ إِذَاۤ أَصَـابَتهُم مُّصِيبَة قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَيهِ راجعون (156) أُو۟لَـٰۤئِكَ عَلَيهِم صلوات مِّن رَّبِّهِم وَرَحمَةۖ وَأُو۟لَـِٰۤئكَ هُمُ ٱلمُهتَدُونَ (157)

Artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apa bila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, inna lillahi wa inna Ilahi raajiun mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah/2: 155-157)

Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman:

مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذنِ ٱللَّهِۗ وَمَن يؤمِنۢ بِٱللَّهِ يهدِ قَلبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیءٍ عَلِيم

Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.”

Artinya, orang yang tertimpa musibah lalu dia tahu bahwa musibah itu sesuai dengan qhada’ dan qadar Allah, lalu ia bersabar dan berharap pahala dari Allah, dan tunduk kepada ketentuan Allah maka Allah akan membimbing hati orang itu agar menjadi yakin, sehingga hatinya akan mengetahui dan meyakini bahwa apa pun yang telah di tetapkan akan menimpanya, maka itu tidak akan pernah melenceng darinya, dan apa pun yang telah di tetapkan untuk tidak menimpanya, maka itu tidak akan pernah menimpanya, dan dia juga percaya bahwa Allah akan mengganti sesuatu yang di ambil darinya atau terkadang di ganti dengan sesuatu yang lebih baik.

Dan semoga kita semua selalu di berikan kesabaran dan kekuatan untuk bisa melewati ujian yang Allah berikan kepada kita, karena kita yakin selama kita berada di dunia ini, kita pasti akan mendapatkan yang namanya ujian atau cobaan, dan semoga ringkasan ini bisa bermanfaat untuk kami yang meringkas artikel ini dan umum nya untuk kita semua Aamiin.

REFERENSI:

ABU HAMZAH AN-NAYILY/ JANGAN HANYA DI ANGGAP BENCANA ALAM/ MAJALAH AS-SUNNAH Edisi 07/THN XXII/ RABI’UL AWWAL  1440 H/NOVEMBERS 2018 M/ Anas Arlaya

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.