Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Dzikir dengan Lisan, Hati, dan Perbuatan

Bentuk ibadah dan tanda syukur kepada Allah  ‘Azza wa Jalla adalah berdzikir dengan lisan, hati, dan perbuatan. Dzikir merupakan bentuk ibadah hati dan lisan yang tidak terbatas waktu.

Dzikir dengan Lisan, Hati, dan Perbuatan
Dzikir dengan Lisan, Hati, dan Perbuatan

Dzikir ke pada Allah ‘Azza wa Jalla merupakan ibadah yang paling agung, dan merupakan amalan yang paling utama. Dzikir merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada Rabb-Nya yang telah memberikan,  menganugrahkan, dan melimpahkan begitu banyak nikmat kepada makhluknya. Seluruh nikmat yang tersebar pada seluruh makhluk-Nya didarat dan di laut, di bumi dan di langit dan pada setiap orang yang terlahir ke dunia ini.pada seluruh anggota tubuh terdapat kewajiban beribadah.

Bentuk ibadah dan tanda syukur kepada Allah  ‘Azza wa Jalla adalah berdzikir dengan lisan, hati, dan perbuatan. Dzikir merupakan bentuk ibadah hati dan lisan yang tidak terbatas waktu.

Lisan merupakan nimat yang di berikan Allah  ‘Azza wa Jalla yang di berikan kepada hambaNya. Lisan merupakan alat untuk berdzikir, sedangkan hati merupakan sumbernya, dan gerakan merupakan bentuk amalannya. Hati ibaratkan tempat yang sepi maka dzikirlah yang meramaikanya. Dzikir pembersih hati, ia menjadi penawar hati saat hati terkena berbagai penyakitnya dan merupakan sumber ketenangan hati. Allah berfirman ;

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya ; “ Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram”.(QS.Ar-Ra’d:27)

Orang yang selalu berdzikir ke pada Allah akan selalu disebut dengan pujian, di cintai dan dijanjikan akan di ampuni serta mendapat pahala yang besar. Allah  ‘Azza wa Jalla berfirman;

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya;”karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengingat kalian, dan bersyukurlah kalian kepadaKu dan jangan kalian ingkar (kufur) kepadaKu.(QS.Al-Baqarah ; 152)

Dan juga firman Allah Ta’ala:

وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya ;”Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.(QS.Al-Ahzab ; 35)

Dan juga mengingat Allah merupakan ciri orang-orang yang mencintai Allah dan yang di cintai-Nya. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي, وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ

Artinya ;”Aku beserta hamba yang selalu menyebut-Ku dan kedua bibirnya selalu bergerak (berdzikir).(HR.Ahmad (2/540),Ibnu Majah no. 3792, 2/1246, dishahihkan oleh syaikh Al-Bani dalam Shahih Ibnu Majah (no. 93792, 2/317).

 

Ragam Dzikir

Dzikir memiliki banyak ragamnya (dalam pengertian umum) . Setiap orang bisa melakukannya asalkan dia mau melakukannya. Dianatara ragam dzikir tersebut adalah sebagai berikut;

  1. Membaca Al-qur’an

Al-Qur’an merupakan salah satu kitab samawi yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam untuk disampaikan kepada seluruh umat. Di dalamnya terdapat petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam, berupa kabar gembira dan peringatan.

Membaca Al-Qur’an merupakan dzikir yang paling utama. Ketika seseorang membaca al-qur’an, memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka orang tersebut akan mendapatkan banyak keutamaan diantaranya mendapatkan rahmat, mendapatkan barakah, menjadi syafa’at bagi pembacanya, mendapatkan pahala yang begitu banyak, dan berbagai ke utamaan yang lainya.

Semakin banyak seseorang membaca Al-Qur’an dia akan semakin mengenal Rabb-Nya, semakin orang itu tahu betapa Rabb-Nya mencintainya, mengasihinya, menjaganya dari api neraka, karena Al-Qur’an merupakan surat cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada seluruh makhluk-Nya terutama kepada para hamba-Nya yang beriman dan mengamalkanya.

  1. Bertasbih, Bertahmid,Tahlil, Takbir, dan Istigfar

Kata tasbih berasal dari kata sabhu, yang artinya melewati dengan cepat. Asal katanya yaitu sabaha-yasbahu-sibahah berasal dari kata sibahah yakni, beredar diatas air atau diatas udara. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya ; “Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.(QS.Yasin ; 40)

 

Adapun tasbih yang dimaksud dalam ibadah adalah mensucikan Allah. Makna aslinya adalah melintas cepat dalam ibadah kepada Allah.(AlMufradat Fi  Gharib Al-Hadist, Abu Qasim Al-Husain bin Ahmad kata sabaha , halm. 221 cet. Darul Ma’rifat , Beirut.

Bertasbih dapat dilakukan dengan ucapan dan perbuatan dan bisa juga dengan keduanya.

Asal kata tahmid, yaitu dari kata Hamd.  Artinya ” memuji atas keutamaan atau kenikmatan”. Pengertian ini lebih khusus daripada kata al-madh (pujian), dan lebih umum daripada as-Syukr (bersyukur, berterimakasih). Karena kata al-madh di ucapkan terhadap sesuatu yang memiliki sifat-sifat, baik secara sukarela atau terpaksa. Contohnya seorang di puji  (yumdahu) karena keinddahan jasmani dan ruhaninya (akhlak). Adapun kata al-madh di ucapkan pada sifat-sifat yang baik, dengan niat dan sukarela. Kata as-syukr tidak di ucapkan kecuali adanya imbalan kenikmatan atau kebaikan . sedangkan al-madh adalah “pujian atas keutamaan yang dipuji “.

Dalam Al-Qur’an dan Sunnah , sering kali kata tasbih dan tahmid disebut bersamaan. Karena (wallahu’alam), tasbih adalah mensucikan Allah dari segala kekurangan, dan kata al-madh menetapkan semua keutamaan-Nya.

Takbir ucapan Allahu Akbar. Kalimat ini mengandung penetapan sifat Al-Kibriyaa (sombong) , sifat yang mutlak hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kesimpulannya, baransiapa yang banyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena mencintai-Nya, maka Allah akan mencintainya lebih banyak lagi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;

وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya ; “Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaanya dari ibadah yang lainya ). Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.Al-Ankabut ; 45)

 

Waktu Tepat untuk Berdzikir

Berdzikir merupakan ibadah yang tak mengenal batas waktu dan tempat kecuali di tempat-tempat yang kita dilarang berdzikir padanya, seperti di dalam kamar mandi atau di wc.Yang dimaksud al-Adzkarul Mauzhifah adalah beragam wirid khusus dalam kondisi atau keadaan tertentu di siang dan malam. Orang-orang yang selalu menjaga dzikir ini adalah orang yang paling pantas masuk kedalam kategori dalam firman-Nya ;

وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya ; “Laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(Al-Ahzab ; 35)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata; “Yang dimaksud ayat tadi adalah mereka yang selalu mengingat Allah setiap habis shalat  pagi dan petang, ketika berbaring dan bangun dari tidurnya, setiap datang dan pergi dari tempatnya selalu mengingat Allah ‘azawajala.

Imam Mujahid berkata ; “ Tidak mungkin seorang termasuk orang yang banyak mengingat Allah, kecuali dia harus selalu mengingat-Nya dalam keadaan duduk, berdiri, dan berbaring.

Syaikh Abu Umar bin Shalah ketika di tanya tentang batasan berdzikir sehingga seseorang termasuk di kategorikan ayat ini (Al-Ahzab ; 35), melaksanakan dzkir-dzikir al-Matsurat (yang bersumber dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam) setiap pagi dan sore, pada kondisi yang berbeda-beda setiap hari dan malamnya. Hal itu merupakan amal siang dan malamnya. Dengan begitu dia akan termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.