Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Dalil-dali dari Al-quran Tentang Haramnya Nyanyian

Dalil-Dalil Alqur'an tentang haramnya nyanyian

Nyanyian sering dilantunkan oleh sebagian orang, baik dikalangan tua, muda, laki-laki maupun perempuan. Kemudian bagaimana hakikat hukum tentang nyanyian itu sendiri berdasarkan tinjauan islam :

Firman Allah Subhanahu Wata’ala :

 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (6) وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (7)

 

Artinya:

‘’ dan  diantara  manusia  (ada)  orang-orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan allah tanpa ilmu dan menjadikan nya olok-olokan. Merkaitu akan memperoleh adzab yang menghinakan . dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami , dia berpaling dan mennyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengar nya, seakan – akan ada sembatan di kedua telinganya ; makagembirakanlah dia dengan adzab yang pedih.’’  (QS. Lukman: 6-7 )

 

Kalimat  lahwal  hadis  (  percakapan  kosong  )  dalam  ayat  ditafsirkan  oleh  para  ulama  tafsir  dengan  nyanyian.

 

  1. Dari abu  shahba  al-bakri  bahwasanya  mendengar  abdullah  bin  masud  di tanya  tentang  tafsir  dari  ayat  Beliau mengatakan,” (  percakapan  kosong  )  adalah  nyanyian  demi  allh  dzat  yang  tidak  ada  ila  selain  dia”. Beliau  mengulang  perkataannya  tiga kali.
  2. Ibnu abbas  (  wafat    68  h  )  juga  menafsirkan  lahwal  hadis  dengan  nyanyian  dan yang sejenisnya.
  3. Mujahid bin  jabr  (  wafat    103  h  )  seseorang  imam  ahlitafsir  ternama  dikalangan  tabi’in.  Dalam  menafsirkan  ayat  ini  beliau  mengatakan  bahwa  yang  di  maksud  denganlahwal  hadis  adalah  nyanyian  di dalam  suatu  riwayat  belau  mengatakan,  ‘’membayar  (  menyewa  )bidun  dan  biduanita  dengan  biyaya  yang  mahal,  sertamendengarkannya.  Nyanyianya  atau  yang  sepertinya  termasuk  dari  perkara-perkara  yang  bahtil.
  4. ikramah (  wafat    105  h)  seorang  murit  ibnu  abbas  juga  mnafsirkan  lahwal  hadis  dengan  nyanyian.
  5. Ibnu jarir  ath-thabari  (  wafat    301  h  )telah  menyebutkan  beberapa  perkataan  para  ulama  salaf  yang  mengatakan  bahwa  maksut  dari  lahwal  hadis  adalah  semua  perkataan  (  pembicaraan  )  melainkan  seseorang  dari  jalan  allah  serta  yang  di  larang  olah  allah  dan  rasulnya.  Termasuk  jugan yanyian.
  6. Imam al-wahidi  (   wafat    468  h  )  berkata ,  ‘’  aya  ini  menurut  tarsir  ini  (  yakni  tafsir  para  sahabat  ),  menujukan  tentang  haramnya  nyanyian.’’
  7. Imam asy-syaukani  (wafat    1255  h  )  mengatakan  dalam  kitap  tafsirnya  bahwa  makna  dari  lahwal  hadis  adalah  semua  yang  melalaikan  seseorang  dari  kebaikan  contohnya  seperti  nyanyian,  permainan,  dongeng-dongeng , dan  setiap  perbuatn  yang  mungkar.  Beliau  mengatakan  ‘’imam  al-qurthubi  ( wafat  th.  671   h  )  mengatakan,  ‘  sesunguhna  tafsir  yang  tepat  untuk  lahwal  hadis  adalah  nyanyian  dan  ini  merupakan  tafsir  para  sahabat  dan  tabi’in.

Ibnu  qayim  al-jauziyyah  (  wafat  th  751  h  )  menatakan  ‘’telah  berkata  abu  abdillah  (al-hakim  )di  kitabut  tafsir  dalam  kitabnya  al-mustadrak  ‘  hendaklah  orang  yang  mengetahui  bahwa  tafsir  sahabat  yang  menyaksikan  turunya  wahyu  menurut  ai-bukhari  dan  muslim  merupakan  hadis  musnat  di  tepat  lain  beliau  mengatakan  ‘  hadis  (  tafsir  sahabat  menurut  kami  merupakan  hukum  marfu’.’’’

Al-hafiz  abul  fida  ismail  bin  katsir  al-qurasyi  (  wafat  th.  774  h  )  berkata  dalam  tafsir nya  ‘’ketika  menyebutkan  keadan  orang-orang  yang  bahagia  yaitu  orang-orang  yang  mendapat kan  petunjuk  dengan  kitabullah  dan  mengambil  manfaat  dengan  mendengar  kanya

 

Sebagai mana firman  allah. 

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

 

Artinya:

‘’Allah  telah  menurunkan  perkataan  yang  paling  baik  (  yaitu  )  al-qur’an  yang  serupa  (  ayat-ayatnya  )  lagi  berulang – ulang  gemetar  karenanya  kulit  orang-orang  yang  takut  kepada  rabbnya  kemudian  menjadi  tenang  kulit  dan  hati  mereka  untuk  mengingatkan  allah.’’’  (QS. Az-zumar:  23)

 (  maka  kemudian  )  allah  menghubungkanya  dengan  menyebutkan  keadaan  orang-orang  yang  celaka,  yaitu  orang-orang  yang  tidak  bisa  mengambil  manfaat  dengan  mendengarkan  al-quran  sebaliknya.  Mereka  lebih  senang  menghibur  diri  dengan  seruling,  nyanyian,  dan  alat – alat  musik.

 

Allah Subhanahu Wata’ala  berfirman,

 

وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (7)

 

Artinya:

‘’  dan  apabila  dibacakan  kepadannya  ayat-ayat  kami  dia  berpaling  dan  menyombongkan  diri  seolah-olah  dia  belum  mendengarnya  seakan-akan  ada  sumbatan  di  kedua  telinganya … ‘’’  ( QS.  Lukman :  7 )

 

Maksutnya  kelompok  ini  yang  selalu  menghibur  diri  dengan  pernainan ,nyanyian  dan  musik,  jika  dibacakan  ayat – ayat  al-quran  mereka  berpaling  seakan  mereka  tuli,  tidak  mendengarnya  karena  merekamerasa  sakit  (  jengkel  )  jika  mendengar  ayat-ayat  al-quran  itu  dibacakan.  Lalu Allah  berfirman, ‘’  maka  gembirakanlah  dia  dangan  adzab  yang  pedih.’’ ( QS.  Lukman :  7 )

 Maksutnya  mereka  akan  di  adzab  (disiksa)  pada  hari  kiamat  dengan  (  adzab  yang  )  menyakitkan  sebagaimana  ia  merasa  sakit  jika  mendengar  kitabullah  dan  ayat-ayat  nya.’’

 

  1. firman allah Subhanahu Wata’ala :

 

أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ (59) وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ (60) وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ (61) فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا (62)

 

Artinya:

‘’  maka  apakah  kamu  measa  heran  terhadap  pemberiaan  ini?  Dan  kamu  tertawakan  dan  tidak  menags  sedang  kamu  lengah (  bernyanyi  )  maka  bersujtlah  kamu  kepada  Allah  dan  beribadahlah  (  kepadanya  ).’’  (QS.  An-najm  :59-62 )

 

Kata  saamiduna  berasal  dari  kata  asumuudu  yang  berarti  nyanyian  dan  permainan.

Ibnu  abbas  mengatakan  ‘’  itu  adalah  nyanyian  .  yakni  jika  mendenar  ai-quran  mereka  bernyanyi  dan bermain –main.  Kata  as-sumuud  berasal  dari  bahasa  yaman.’’

Mujahid  mengatakan  ‘’maksutnya  adalah  nyanyian.

Orang-orang  yaman  mengatakan  ‘  samada  fulan  ‘ apabila  si  fulan  tersebut bernyanyi.’’

 

  1. firman allah Subhanahu Wata’ala kepada iblis:

 

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا (64)

 

Artinya:

 “Dan  perdayakanlah  siapa  saja  diantara  mereka  yang  engkau  ( iblis )  sanggupi  dengan suaramu  ( yang  memukau ) , kerahkanlah  pasukanmu  terhadap  mereka  yang  berkuda 

Dan  yang  berjalan  kaki,  dan  bersekutula  dengan  mereka  pada  harta  dan  anak-anak  lalu berjanjilah  kepada  mereka.  Padahal  setan  itu  hannya  menjanjikan  tipuan  belaka  kepada mereka.’’  (QS.  Al-issra   : 64 )

 

Imam  mujahid  mengatakan  bahwa  yang  di  maksud  dengan  shutika  (  suaramu  memukau  )              Ialah  nyayian  dan  suara  seruling.Imam  ibnu  jarir  ath-thabari  dalam  menafsirkan  kalimat  bin  shutika  (  dengan  suaramu  ),setelah menceritakan fatwaulama yang menafsirkan kalimat bisautika dengan makna bermain-main dan nyanyian beliau berkata .’’ allah berfirman ke pada iblis, ‘gerakanlah dari kalangan bani adam, orang-orang yang engkau kuasai dengan suaramu. Allah tidak menentukan satu suara dari suara yang lain. Semua suara yang mengajak kepada nyanyian dan bermain-main dan tidak mengajak kepada mentaati Allah termasuk dalam suara setan.”

 

Tiga ayat inilah yang digunakan sebagai dalil oleh para ulama atas dibenci dan dilarangnya nyanyian sebagaimana di katakan oleh imam al-qurthubi dalam tafsirnya.

 

Imam al-qurthubi ( wafat th. 671 h ) berkata; abuth thayyib ath-thabari berkata, ‘’ mendenarkan nyanyian dan wanita yang bukan mahram maka para sahabat imam asy-syafii tidak memperbolekan hal tersebut baik wanita itu merdeka maupun hamba sahaya.’’

 

Ath-thabari berkata: imam asy –syafi’i berkata, dan pemilik hamba sahaya wanita apabila ia mengumpulkan manusia untuk mendengarkan nyanyian hamba sahayanya itu maka dia adalah orang yang bodoh yang di tolak persaksiannya.’ Kemudian beliau berkata denga nada keras, dia adalah germo.’ Imam ay-syafii menganggap orang tersebut bodoh karna dia mengajak manusia kepada kebatilan. Barang siapa mengajak manusia kepada kebatilan maka dia orang yang bodoh.

 

  1. 4. Firman Allah Subhanahu Wata’ala :

 

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (72)

 

Artinya:

“Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. Al furqan : 72)

 

Mengenai firman Allah “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan az-zuur,” Imam mujahid berkata, “Mereka tidak mendengarkan nyanyian.”

Imam muhammad bin Ali bin abi thalib yang terkenal dengan ibnu hanafiyah berkata tentang tafsir ayat di atas,”Maksudnya, merek tidak menyaksikan nyanyian.”

 

Imam Abu ja’far at thabari berkata “Asal arti dari az-zuur ialah menjadikan indah sesuatu dan menyifatinya dengan selain sifat aslinya sehingga di hayalkan kepada orang yang mendengarkannya berbeda dengan aslinya. Syirik terkadang masuk dalam pengertian ini karena ia di jadikan indah bagi pelakunya hingga ia mengira bahwa itu adalah kebenaran padahal kebatilan. Nyanyian juga termasuk dalam pengertian ini karena ia termasuk seuatu yang di perindah dengan pengulangan alunan suara sehingga pendengarnya merasa nikmat mendengarkannya. Demikian pula kedustaan masuk dalam pengertian ini karena pelakunya memperindahnya sehingga mengira bahwa kedustaan itu adalah haqq. semua itu masuk dalam pengertian az zuur.

 

Apabila demikian pengertian az zuur.

Apa bila bemkian pengertian az-zuur maka pendapat yang paling layak dibenarkan dalam penaf sirannya hendaklah dikatakan: orang-orang yang tidak menyaksikan sesuatu yang batil baik berupa syirik nyanyian, kedustan , dan selainnya, dan apa saja yang melekat padanya nama az-zuur karena allah menyifatinya secara umum terhadap mereka , bahwa mereka tidak menyaksikan az-zuur .maka tidakboleh dikususkan satupun dari sejumlah pengertian az-zuur tersebut kecuali dengan hujjah yang wajib serah diri kepadanya baik berupa kahbar maupun cara akal.’’

 

Bab 2

 

  1. Diriwayakan dari sahabat abu malik al-asy’ari ’’ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

 

((ليشربن أناس من أمتي الخمر يسمونها بغير اسمها، ويضرب على رؤوسهم المعازف، يخسف الله بهم الأرض، ويجعل منهم قردة وخنازير)) .

 

Artinya:

‘’ sesuguhnya akan ada orang –orang dari umatku yang meminum khmr ( minuman keras ) merekamenamakanya dengan selain namanya . mereka dihibur dengan musik dan (alunan suara ) biduanita, maka allah akan membenamkan mereka kedalam bumi dan dia akan mengubah bentuk sebagian mereka menjadi kera dan babi.” (HR Ibnu Wahb dalam kitabnya “Al-Jami’ (1/45))

 

  1. Diriayatkan dari abdurrahman bin ghanm al-asy’ari dia berkata ‘’ abu amir atau abu malik al-asy’ari telah menceritakan kepadaku demi allah dia tidak berdusta kepadaku dia telah mendengar rasulullah bersabda,

 

«لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي قومٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ يَأْتِيهِمْ لِحَاجَةٍ، فَيَقُولُونَ: ارْجِعْ غَدًا فَيُبَيِّتُهُمْ الله، وَيَضَعُ الْعَلَمَ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ».

 

Artinya:

‘’ sungguh benar –benar akan ada di kalangan ummatku sekelmpok orang yang meng halalkan kemaluan (zina) khamr (ninuman keras) dan alat-alat musik dan beberapa kelompok orang benar-benar akan singgah di lereng di sebuah gunung dengan binatang ternak mereka seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan lalu mereka berkata ,’kembalilah kepada kami pada esok hari .’kemudian allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpa kan gunung kepada mereka serta allah megubah sebagian dari mereka menjadi kera dan babi sampai hari kiamat.’’

Diriwayat kan oleh ai –buqhri secara mualakq dengan lafaz jazm/pasti ( fat-hul baari  no. 5590) ibbnu hibban (no . 6719) al –baihaqi (221), abu daud ( no 4039 ).

 

Hadis ini shahih. Karna itulah para imam ahlu hadis menghukumi hadis ini dengan ke shahihanya.

  1. Dishahihkan oleh al-buqhari ,ibbnu hibban,al-barqani, dan abu abdillah ai-hakim.
  2. Ibush shiah berkata ‘’ hadis ini shahih.’’
  3. Ibnu taimiyyah berkata menganai hadits ini ‘’apa yang di riwayatkan oleh al-buqhari adalah shahih.’’’
  4. Di shahih kan juga oleh al –ismaili dan abu dzarr al- arawi.
  5. Ibnu qayyim berkata ,’’hadits ini sahih .’’
  6. An-nawawai berkata ‘’ hadits ini shahih .’’
  7. Ibnu rajab al- hanbali mengatakan ‘’ makahadits ini adalah shahih.’’
  8. Ibnu hjar berkata ‘’ dan hadits ini shahih tidak ada cacat dan celaan padanya .’’
  9. Asy-syaukani berkata ‘’ hadits ini shahih diketahui sanadnya yang bersambung berdasarkan syarat ash-shahih .’’
  10. Dan ad- dalawi mengatakan ,’’ (sanadnya)besambung dan shahih.

 

Penyusun : RIDHO SAHRUL

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.