Kewajiban Orang Fakir Dan Miskin

kewajiban orang fakir dan miskin

Kewajiban Orang Fakir Dan Miskin – Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang senantiasa memberikan kepada kita begitu banyak kenikmatan, diantaranya nikmat islam, nikmat iman, nikmat sehat dan juga waktu luang. Yang mana wajib bagi kita untuk senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut, karena jikalau kita bersyukur terhadap nikmat Allah Ta’ala niscaya Dia akan menambahkan nikmat tersebut kepada kita, namun jika kita kufur terhadap nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan maka ingatlah sesungguhnya azab Allah amatlah pedih.

Kemudian pada pembaharuan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai kewajiban seorang fakir dan miskin yang harus dia tunaikan.

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh orang-orang yang ditakdirkan Allah sebagai orang fakir dan miskin. Diantaranya adalah:

1). Wajib Mengimani Qadha dan Qadar dan Wajib Meyakini Bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Adil dan Maha Bijaksana dalam Setiap Perkara yang Ditakdirkan-Nya

Hendaknya seseorang yang diuji dengan kefakiran dan kemiskinan dia yakin dengan sebenar-benarnya bahwa Allah Ta’ala Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Kasih Sayang kepada hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah Ta’ala meletakkan setiap perkara pada tempatnya. Karena, Dia-lah Allah Yang Maha Mengetahui kondisi makhluk-Nya, Maha Mengetahui akibat-akibat yang timbul kepada mereka, Dia-lah yang menciptakan kita dan Dia juga Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik dan terburuk untuk hamba-Nya. Bisa jadi seorang manusia senang terhadap suatu pekara, misalnya kekayaan, tidak berjihad di jalan Allah Ta’ala , namun itu mudaharat (bahaya) untuk dia. Dan sebaliknya bisa jadi dia benci atau tidak senang terhadap suatu pekara, misalnya kemiskinan atau berjihad di jalan Allah, namun perkara itu baik untuk dia. Maka dari itu Allah Ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an,

… وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم, وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم, والله يعلم وأنتم لا تعلمون

Artinya: “… Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Allah Ta’ala berfirman,

إن ربك يبسط الرزق لمن يشاء ويقدر, إنه كان بعباده خبيرا بصيرا

Artinya: “Sungguh, Rabb-mu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); Sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Israa’: 30

Allah Ta’ala berfirman,

ولو بسط الله الرزق لعباده لبغوا فى الأرض ولكن ينزل بقدر ما يشاء, بعباده خبير بصير

Artinya: “Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melapaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 27)

Ibnu Katsir Rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Seandainya Dia memberikan kepada mereka rezeki di atas kebutuhan mereka, niscaya hal itu akan membawa mereka berlaku sewenang-wenang dan saling menzhalimi satu dengan yang lainnya karena angkuh dan sombong. . . Akan tetapi Dia memberikan rezeki kepada mereka sesuatu yang dipilih-Nya untuk kemaslahatan mereka. Dia Maha Mengetahui tentang hal tersebut. Dia menjadikan kaya orang yang berhak menerima kekayaan dan menjadikan fakir kepada orang yang berhak menerima kefakiran.”

Maka, apabila seorang yang miskin melihat dan memikirkan dengan pandangan yang benar bahwa semua yang terjadi ini ada hikmahnya, maka kesedihannya pun akan hilang dan dia yakin bahwa ini yang terbaik untuk dia. Akan tetapi, jika seorang itu tetap sedih maka dia akan malas dalam berusaha, bekerja, dan mencari nafkah.

2). Sabar Atas Ujian Yang Menimpa

Seorang yang ditimpa kefakiran dan kemiskinan wajib bagi dia untuk bersabar atas ujian yang menimpanya. Jangan sampai dia marah atau tidak ridha dengan takdir Allah Ta’ala. Dan hendaknya dia mengeluhkan kemiskinannya kepada Allah Ta’ala sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an tentang Nabi Ya’qub ‘Alaih salam,

قال إنمآ أشكوا بثى وحزنى إلى الله وأعلم من الله ما لا تعلمون

Artinya: “Dia (Ya’qub) menjawab, ‘Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.’” (QS. Yusuf: 86)

Dan ketahuilah, bahwa sabar tatkala musibah pertama kali memang pahit rasanya, tetapi kesudahannya sangat manis. Karena itu, Allah Ta’ala menjadikan orang-orang yang bersabar kesudahannya sangat manis dan indah. Yang dimaksud sabar ialah pertama kali terjadi musibah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

 إنما الصبر عند الصدمة الأولى.

Artinya: “Sesungguhnya sabar itu ketika pertama kali terjadi musibah.” (HR. muslim)

Allah Ta’ala akan menguji manusia dengan berbagai ujian, dan Allah Ta’ala memuji orang-orang yang sabar. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami pasti menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata’Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya-lah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Rabb-nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)

Allah Ta’ala juga berfirman,

… إنما يوفى الصبرون أجرهم بغير حساب

Artinya: “… Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

3). Jangan Melihat Kepada Orang yang Lebih Kaya

Hendaknya orang yang fakir dan miskin tidak melihat kepada orang yang lebih kaya daripadanya, tetapi hendaklah dia melihat ke bawah, kepada orang yang lebih fakir dan lebih miskin daripada dia. Nabi memerintahkan untuk melihat kepada orang yang di bawah, agar dia tidak menyepelekan atau meremehkan nikmat Allah Ta’ala (seperti penghasilan, kesehatan, rumah, dll) yang telah Allah Ta’ala berikan kepadanya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

انظروا إلى من هو أسفل منكم, ولا تنظروا إلى من هو فوقكم, فإنه أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم.

Artinya: “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang demikian itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kalian.”

4). Jangan Minta-minta kepada Orang Lain, Kecuali karena Sangat Terpaksa

Hendaknya orang yang fakir dan miskin jangan sekali-kali minta kepada makhluk untuk menghilangkan kemiskinannya kecuali dalam kedaan darurat.

Dari Qabishah bin Mukhariq Al-Hilali, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk tiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram.”

Hadits ini menunjukkan bahwa meminta-minta adalah haram, tidak dihalalkan, kecuali untuk tiga orang: (1) Seseorang yang menanggung hutang dari orang lain, baik disebabkan menanggung diyat orang maupun untuk mendamaikan antara dua kelompok yang saling memerangi. Maka ia boleh meminta-minta meskipun ia orang kaya. (2) Seseorang yang hartanya tertimpa musibah, atau tertimpa paceklik dan gagal panen secara total, maka ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. (3) Seseorang yang menyatakan bahwa dirinya ditimpa kemelaratan, maka apabila ada tiga orang yang berakal dari kaumnya memberi kesaksian atas hal itu, maka ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda,

من سأل من غير فقر فكأنما يأكل الجمر

Artinya: “Barangsiapa meminta-minta (kepada orang lain) tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda,

من سأل الناس أموالهم تكثرا, فإنما يسأل جمرا, فليستقل أو ليستكثر

Artinya: “Barangsiapa meminta harta kepada orang lain untuk memperkaya diri, maka sungguh ia hanyalah meminta bara api, maka silahkan ia meminta sedikit atau banyak.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

المسألة كد يكد بها الرجل وجهه, إلا أن يسأل الرجل سلطانا أو في أمر لا بد منه.

Artinya: “Meminta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu.”

4). Senantiasa beribadah, Berdo’a dan Memohon kepada Allah Ta’ala Rahmat, Rezeki, dan Karunia-Nya

Hendaknya orang yang fakir dan miskin meminta kepada Allah Ta’ala, berdo’a kepada-Nya karena Dia Maha Pemberi rezeki. Allah Ta’ala berfirman,

إنما تعبدون من دون الله أوثنا وتخلقون إفكا, إن الذين تعبدون من دون الله لا يملكون لكم رزقا فابتغوا عند الله الرزق واعبدوه واشكروا له, إليه ترجعون

“Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-hala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan Sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Ankabuut: 17)

Yakinilah bahwa rezeki itu seluruhnya milik Allah گ. Karena itu kita diperintahkan oleh Allah untuk meminta rezeki hanya kepada-Nya saja dan tidak kepada yang lain-Nya. Dan ingat, jangan sekali-kali berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

يأيها الناس أنتم الفقراء إلى الله, والله هو الغني الحميد

“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Mahaterpuji.” (QS. Faathir: 15)

Dan hendaklah berdo’a,

اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.”

اللهم إني أسألك من فضلك ورحمتك, فإنه لا يملكها إلا أنت

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu karunia-Mu, dan rahmat-Mu, karena tidak ada yang memilikinya kecuali hanya Engkau.”

5). Menjauhkan Diri dari Cara-cara yang Haram dalam Memperoleh Rezeki

Hendaklah menjauhkan dirinya dengan sejauh-jauhnya dari menempuh perkara-perkara atau cara-cara yang tidak halal. Misalnya berbohong, menipu, mencuri, korupsi, berjudi, undi nasib, lotere, jual beli barang haram, minta ke tukang sihir, dukun, minta ke kuburan, dan lain sebagainya. Ini tidak diperbolehkan. Dan janganlah orang miskin terburu-buru untuk menjadi kaya karena dikhawatirkan dia menjual agamanya untuk mendapatkan kekayaan!! Seorang Muslim wajib meyakini bahwa rezeki sudah ditakdirkan oleh Allah. Dan kita wajib mencarinya dengan cara yang halal dan tidak boleh dengan cara yang haram dan maksiat.

Rasulullah ﷺ bersabda,

“Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan ke dalam hatiku: bahwa sesungguhnya jiwa seseorang tidak akan meninggal dunia sebelum ajalnya sempurna dan rezekinya disempurnakan, maka perbaikilah dalam mencari rezeki, janganlah keterlambatan datangnya rezeki membawa seseorang di antara kalian untuk mencari rezeki itu dengan cara bermaksiat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Ta’ala, apa yang ada di sisi-Nya tidak bisa diraih kecuali dengan mentaati-Nya.”

Demikianlah, hal-hal yang harus dilakukan oleh orang-orang fakir dan miskin, mudah-mudahan kita bisa mengambil faidah dan manfaat dari penjelasan diatas. Aamiin.

 

SUMBER :

DARI KITAB YANG BERJUDUL “KIAT-KIAT ISLAM MENGATASI KEMISKINAN”

PENULIS: YAZID BIN ABDUL QADIR JAWAS

BAB KE-3 : KEWAJIBAN ORANG FAKIR DAN MISKIN

PUSTAKA : AT-TAQWA

 Peringkas: Husain Gati Rianto (Staf/Pengajar Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)

 

BACA JUGA:

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.