TAKWA ADALAH JALAN MENUJU KESUKSESAN ABADI

takwa-dalah-jalan-menuju-kesuksesan-abadi

Takwa adalah jalan menuju kesuksesan abadi, segala puji bagi Allah yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada kita semua, dari semenjak kita dilahirkan didunia sampai sekarang ini. Dan ketahuilah, bahwasanya diantara nikmat Allah yang paling besar yang Allah anugerahkan kepada kita semua adalah nikmat Islam, nikmat iman dan  nikmat untuk tetap istiqamah diatas jalan hidayah. Dan kewajiban kita adalah untuk selalu mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua, karena dengan bersyukur maka Allah akan menambah kenikmatan-Nya kepada kita, akan tetapi jikalau kita kufur terhadap nikmat Allah maka ingatlah sesungguhnya azab Allah sangatlah pedih.

Wahai saudaraku, ketahuilah bahwasanya ketakwaan merupakan sebab terpenting bagi seseorang untuk meraih keberuntungan didunia dan akhirat. Allah Ta’ala memerintahkan umat-umat terdahulu ini agar senantiasa bertakwa kepada-Nya. Bahkan Allah juga telah memerintahkan Nabi dan Rasul-Nya untuk senantiasa bertakwa kepada-Nya.

Allah Ta’ala didalam Al-Qur’an telah memerintahkan Nabi Muhammad untuk bertakwa kepada-Nya. Sebagaimana didalam firman-Nya,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Wahai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan orang-orang kafir dan orang-orang munafik.sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Al- Ahzaab: 1).

Nabi Muhammad sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya beliau adalah manusia yang paling mulia yang ada dimuka bumi, namun beliau tetap diperintahkan oleh Allah untuk sesantiasa bertakwa kepada-Nya, maka bagaimana dengan kita? Yang mana kita tidak ada apa-apanya ه Rasulullah, oleh karena itu kita-lah yang  lebih berhak untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala.

Mungkin muncul dibenak kita pertanyaan, bahwasanya kita diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, maka apa pengertian atau definisi takwa tersebut?

Saudaraku, ketahuilah takwa secara bahasa berarti menjaga diri atau berhati-hati.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

هُوَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ

“Dia-lah (Allah) yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan Dia-lah yang berhak memberi ampunan.” (Qs. Al-Muddatstsir: 56).

Maksud dari ayat diatas adalah hanya Allah sajalah yang paling berhak untuk ditakuti siksa-Nya dan hanya Allah-lah yang berhak untuk diperlakukan dengan apa saja yang dapat mendatangkan ampunan-Nya.” {Lisanul-‘Arab (XV/378), karya Ibnu Manzhur}.

Al-Hafidz Ibnu Rajab menambahkan, “Termasuk takwa yang sempurna adalah melaksanakan seluruh kewajiban dan meninggalkan segala bentuk keharaman dan syubhat lalu disertai dengan melaksanakan amalan sunnah dan meninggalkan yang makruh. Itulah derajat takwa yang sempurna.”

Imam al-Qurthubi menafsirkan firman Alah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya…” (Qs. Ali-‘Imran: 102).

Bahwa ayat tersebut telah dijelaskan oleh firman Allah Ta’ala,

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menuruti kesanggupanmu…” (Qs. At-Taghaabun: 16)

Beliau melanjutkan, “Maksudnya bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa sesuai dengan kemampuanmu. Inilah yang lebih benar.” (Tafsir Qurtubhi IV/157)

Takwa yang hakiki ialah hendaklah seorang hamba bersungguh-sungguh menjauhi seluruh dosa, yang besar maupun yang kecil serta bersungguh-sungguh melakukan seluruh bentuk ketaatan, baik yang wajib maupun yang sunnah semampunya dengan harapan semoga ibadah sunnah yang dia lakukan dapat menutupi kekuranag pada saat mengerjakan kewajiban, dan menjauhi dosa-dosa kecil sebagai benteng yang kuat antara seorang hamba dengan dosa-dosa besar. (At-Taqwa Ghaayatul Mansyuudah, hlm 15)

KIAT MERAIH TAQWA KEPADA ALLAH

Setelah kita mengetahui definisi dari taqwa, sekarang kita akan mengetahui kiat-kiat agar bisa bertaqwa kepada Allah Ta’ala, diantaranya adalah:

1). Mempelajari Ilmu Agama

Saudaraku, ketahuilah bahwasanya ilmu syar’I adalah sebab terbesar bagi seorang hamba untuk bisa meniti jalan menuju ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Sebab, dengan ilmu syar’I sajalah seorang hamba mampu membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, serta dapat selalu menahan diri dari hal-hal yang diharamkan dan berusahah untuk selalu mengerjakan perintah Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwasanya diantara hamba yang takut kepada Allah adalah para ulama. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“…Diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama…” (Qs. Faathir:28)

Diantara manusia ada yang menguasai berbagai macam disiplin ilmu dunia, akan tetapi mereka lalai terhadap akhirat, mereka tidak tahu bagaimana cara beribadah kepada Allah dengan benar, bagaimana cara mentauhidkan Allah, bagaimana tata cara shalat yang benar, dan lain sebagainya, lantas bagaimana dia akan mencapai derajat takwa?

Allah Ta’ala berfirman,

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Meraka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.”(Qs.ar-Ruum: 7)

Imam Hasan Al-Bashri mengatakan, “Demi Allah, sampai salah seorang diantara mereka membolak-balikkan dirham diatas kukunya lantas mengabarkan berat timbanngannya kepadamu, namun mereka tidak benar didalam shalatnya.” {Tafsir Ibnu Katsir (VI/305)}

Hal ini menunjukkan bahwa kita wajib menuntut ilmu syar’I yang akan menjadikan termasuk kedalam golongan orang-orang yang bertakwa dan takut kepada Allah Ta’ala.

2). Bersungguh-sungguh Didalam Bertakwa Kepada Allah Ta’ala

Allah Ta’ala akan senantiasa menolong dan membukakan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam menuju jalan takwa kepada-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mat kecuali dalam keadaan muslim.” (Qs. Ali-Imraan: 102)

3). Mentadabburi Al-Qur’an dan As-Sunnah

Orang yang senatiasa mentadabburi Al-Qur’an dan As-Sunnah dia akan selalu ingat kepada Allah Ta’ala dan dia akan selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan ketaatan, serta selalu berusaha untuk menjauhkan diri dari dosa dan juga maksiat.

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Maka tidaklah mereka mengahyati Al-Qur’an, ataukah hati meraka sudah terkunci?” (Qs. Muhammad: 4)

4). Berdo’a

Do’a merupakan sarana bagi seorang muslim untuk mendapatkan pertolongan dan penjagaan dari Allah Ta’ala, bahkan Nabi selalu berdo’a kepada Allah agar selalu dikarunai ketakwaan. Diantaranya beliau berdo’a kepada Allah,

5). Berteman Dengan Orang-Orang Yang Bertakwa

Rasulullah bersabda,

“Seseorang itu dilihat dari agama sahabat karibnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa dia bersahabat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan al-Hakim)

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk berteman dan bergaul dengan orang-orang shalih, karena hal itu mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan ilmu, keimanan dan juga ketakwaan.

6). Menjauhkan Diri Dari Dosa Dan Maksiat

Konsekuensi dari takwa adalah meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat. Karena meninggalkan dosa dan maksiat adalah hakikat dari takwa. Dan kewajiban seorang musliam adalah meninggalkan dosa-dosa besar. Dan dosa yang paling besar adalah syirik, bid’ah, durhaka kepada kedua orang tua, meninggalkan shalat dan lain sebagainya.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya akan Kami hapskan kesalahan-kesalahanmu, dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (Qs. An-Nisa’: 31).

7). Selalu Merasa Diawasi Oleh Allah Ta’ala                      

Allah Ta’ala berfirman,

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Dan Dia bersama kamu dimanapun kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Hadiid: 4)

Mengenai ayat diatas, al-Hafidz Ibnu Katsir berkata, “Maksudnya Dia (Allah) senantiasa mengawasi kalian dan menyaksikan amal perbuata kalian, bagaimana pun keadaan kalian dan dimana pun kalian berada, baik didaratan maupun dilautan, siang maupun malam, dirumah maupun di padang pasir.semua itu berada dalam pengetahuan, pengawasan dan pendengaran-Nya. Dia senantiasa mendengar ucapan kalian, melihat tempat kalian, serta mengetahui rahasia kalian.” {Tafsir Ibnu Katsir (VIII/9) cet. Dar Taybah}

Demikianlah ke tujuh kiat-kiat yang bisa kita lakukan agar kita bisa kita lakukan dengan harapan agar kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang bertakwa.

REFERENSI:

Demikianlah artikel yang saya buat dengan meringkas buku karangan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang berjudul “Takwa Adalah Jalan Menuju Kesuksesan Abadi” Pustaka At-Taqwa Cet. Ke-6: Rabiul Awwal 1439 H/Desembar 2017

Nama: Husain Gati Rianto

Baca juga artikel berikut:

“UMMUL MUKMININ “ZAINAB BINTI JAHSY BIN RI’AB “

LAKSANA TETESAN AIR YANG TERGELINCIR DI ATAS BATU

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.