Sejarah Khalifah Umar bin Al-Khaththab – Bagian 1 Keutamaan Umar
Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji hanya bagi Allah, milik-Nyalah kemuliaan, karunia yang agung, kenikmatan, dan kebahagiaan yang hakiki hanya ada di sisi-Nya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi terakhir, Nabi Muhammad beserta seluruh keluarga dan sahabat beliau, termasuk juga untuk orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat. Amma ba’du:
Salah satu metode belajar para orang-orang shalih adalah mengambil pelajaran dari sejarah kehidupan orang-orang sebelum mereka, baik itu dari kalangan orang shalih maupun orang yang durhaka. Mempelajari sejarah hidup memiliki banyak faedah yang sangat penting, di antaranya: mengambil pelajaran dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang yang durhaka kepada Allah maupun mengambil pelajaran dari kebaikan yang dilakukan orang shalih untuk ditiru. Di antara banyaknya kisah salafush shalih, ada seorang sahabat Nabi sekaligus khalifah yang nama dan kisahnya sangat masyhur di kalangan muslim maupun orang-orang kafir. Dia adalah Umar bin Al-Khaththab -semoga Allah meridhainya-.
Artikel kali ini akan membahas sekilas mengenai kisah beliau yang sangat apik sebagai seorang khalifah. Kita mulai dari mengetahui keutamaan-keutaman beliau -semoga Allah meridhainya-.
Nama beliau adalah Umar bin Al-Khaththab bin Naufal bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafsh al-‘Adawi. Julukan beliau adalah al-Faruq. Ada yang menyebutkan bahwa gelar itu berasal dari Ahli Kitab. Berikut keutaman-keutaman beliau:
- Umar Adalah Penduduk Surga
Mengenai keutamaan ini ada beberapa dalil dari hadits yang menyebutkannya, diantaranya:
- Diriwayatkan dari Sa’id bin Musayyib bahwa Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- berkata, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tiba-tiba beliau berkata:
بينا أنا نائم، رأيتني في الجنة، فإذا امرأة تتوضأ إلى جانب قصر، قلت: لمن هذا القصر؟ قالوا: لعمر بن الخطاب، فذكرت غيرته فوليت مدبرا. فبكى عمر بن الخطاب ثم قال: أعليك، بأبي أنت وأمي يا رسول الله؟
Artinya: “Sewaktu tidur, aku bermimpi seolah-olah aku berada di surga. Kemudian seorang wanita berwudhu di samping istana, maka aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Malaikat menjawab, ‘Milik Umar bin Al-Khaththab.’ Maka aku teringat akan kecemburuan Umar, segera aku menjauhi istana itu’ Maka Umar menangis dan berkata, ‘Apakah (pantas) aku cemburu padamu wahai Rasulullah?”[1]
- Diriwayatkan dari Anas bin Malik -semoga Allah meridhainya-, beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam perah menaiki gunung Uhud beserta Abu Bakar, Umar dan Utsman, tiba-tiba gunung itu berguncang, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menghentakkan kaki beliau dan bersabda:
اثبت أحد فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان
Artinya: “Diamlah wahai Uhud, di atasmu ada seorang Nabi, seorang Shiddiq, dan dua orang Syahid.”[2]
- Diriwayatkan dari Anas -semoga Allah meridhainya- bahwa seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alahi wasallam tentang Hari Kiamat. Ia bertanya:
متى الساعة؟ قال: وماذا أعددت لها؟ قال: لا شيء، إلا أني أحب الله ورسوله صلى الله عليه وسلم، فقال:أنت مع من أحببت. قال أنس: فما فرحنا بشيء، فرحنا بقول النبي صلى الله عليه وسلم: أنت مع من أحببت. قال أنس:فأنا أحب النبي صلى الله عليه وسلم وأبا بكر، وعمر، وأرجو أن أكون معهم بحبي إياهم، وإن لم أعمل بمثل أعمالهم
Artinya: “Kapan datangnya hari kiamat?” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam balik bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?” Ia menjawab, “Aku tidak memiliki persiapan apa pun, hanya saja aku mencintai Allah dan RasulNya.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Engkau kelak (akan dibangkitkan) beserta orang-orang yang kau cintai.” Anas berkata, “Tidakkah kami merasa senang sebagaimana senangnya kami mendengar sabda Nabi, ‘Engkau kelak (akan dibangkitkan) beserta orang-orang yang kau cintai.’ Anas berkata, “Aku mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam, Abu Bakar serta Umar. Aku berharap agar dikumpulkan beserta mereka, walaupun aku tidak mampu beramal seperti mereka.”[3]
- Tinggi dan Nafi’-nya Ilmu Umar
Diriwayatkan dari Az-Zuhri, beliau berkata, aku diberitahu oleh Hamzah bin Usaid dari bapaknya, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
بينا أنا نائم، شربت، يعني، اللبن حتى أنظر إلى الري يجري في ظفري أو في أظفاري، ثم ناولت عمر. فقالوا: فما أولته؟ قال: العلم
Artinya: “Ketika aku tidur, aku bermimpi minimum -susu- hingga aku melihat berkas-bekas susu tersebut melekat pada kuku-kukuku, kemudian aku berikan kepada Umar. Para sahabat bertanya, “Dengan apa engkau menakwilkannya wahai Rasulullah?” Maka beliau menjawab, “Ilmu.”[4]
- Luasnya Penyebaran Islam pada Masa Umar
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar -semoga Allah meridhai mereka berdua- bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
أريت في المنام أني أنزع بدلو بكرة على قليب، فجاء أبو بكر فنزع ذنوبا، أو ذنوبين نزعا ضعيفا، والله يغفر له، ثم جاء عمر بن الخطاب فاستحالت غربا، فلم أر عبقريا يفري فريه حتى روي الناس، وضربوا بعطن
Artinya: “Aku bermimpi bahwa aku mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur tua, maka datanglah Abu Bakar mengambil dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah menarik timba tersebut -semoga Allah mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin Al-Khaththab (mengambil air) dengan beralih ke timba yang besar, hingga aku belum pernah melihat seorang pemimpin ‘Abqari yang begitu gesit hingga seluruh manusia dapat minum sepuasnya dan memberikan minum unta-unta mereka.”[5]
Benar, pada masa Umar banyak daerah-daerah kaum musyrikin ditaklukan oleh kaum Muslimin. Alhamdulillah.
- Kemuliaan dan Kekuatan Kaum Muslimin dengan Keislaman Umar
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata:
ما زلنا أعزة منذ أسلم عمر
Artinya: “Kami senantiasa menjadi kuat sejak Umar masuk Islam.”[6]
- Kedekatan Umar dengan Rasulullah Dimana pun Berada
Diriwayatkan dari Ibnu Abi Mulaikah, dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas -semoga Allah meridhai mereka berdua- berkata, “Umar ditidurkan di atas kasurnya, sementara manusia berada di sekelilingnya mendokan dirinya sebelum diangkat -ketika itu aku hadir di antara mereka- aku terkejut ketika seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata dia adalah Ali bin Abi Thalib. Ali mengucapkan doa untuk Umar semoga dirahmati Allah, kemudian Ali berkata, “Engkau tidak meninggalkan seorang yang lebih aku cintai untuk bertemu Allah dengan amalnya dari dirimu. (Aku berharap dapat menjadi seperti dirimu ketika akan menghadap Allah). Demi Allah, aku merasa yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu dengan keuda sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar). Aku banyak mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ذهبت أنا وأبو بكر، وعمر، ودخلت أنا وأبو بكر، وعمر، وخرجت أنا وأبو بكر، وعمر
Artinya: “Aku pergi bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, dan aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar.”[7]
- Kesungguhan dan Kedermawanan Umar dengan Harta
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar -semoga Allah meridhai mereka berdua- beliau berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang pun setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang begitu bersungguh-sungguh dan paling baik dalam menggunakan hartanya hingga wafat selain Umar bin Al-Khaththab.”[8]
- Umar adalah Seorang Sahabat yang Mendapatkan Ilham
Diriwayatkan dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersada:
لَقَدْ كَان فِيما قَبْلَكُمْ مِنَ الأُممِ نَاسٌ محدَّثونَ، فَإنْ يَكُ في أُمَّتي أَحَدٌ، فإنَّهُ عُمَرُ
Artinya: “Sungguh di antara kaum-kaum sebelum kalian terdapat orang-orang yang mendapatkan ilham. Apabila ada salah seorang dari umatku yang mendapatkannyam maka Umarlah orangnya.”[9]
Zakaria bin Abi Zaidah menambahkan dari Sa’ad dari Abi Salamah, dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لقَدْ كانَ فِيمَن كانَ قَبْلَكُمْ مِن بَنِي إسْرائِيلَ رِجالٌ يُكَلَّمُونَ مِن غيرِ أنْ يَكونُوا أنْبِياءَ، فإنْ يَكُنْ مِن أُمَّتي منهمْ أحَدٌ فَعُمَرُ
Artinya: “Sungguh orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika ada salah seorang dari umatku yang mendapatkannya, maka Umarlah orangnya.”
- Kuatnya Agama dan Iman Umar
Diriwayatkan dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- beliau berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
بينما راع في غنمه عدا الذئب، فأخذ منها شاة فطلبها حتى استنقذها، فالتفت إليه الذئب، فقال له: من لها يوم السبع ليس لها راع غيري “، فقال الناس: سبحان الله، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: فإني أومن به وأبو بكر، وعمر.
Artinya: “Ketika seorang sedang mengembala kambingnya, maka tiba-tiba datang serigala menerkam kambingnya. Penggembala tersebut mengejarnya hingga berhasil mengambil kembali kambing tersebut darinya. Tiba-tiba serigala tersebut menoleh kepadanya dan berkata, ‘Siapa kelak yang dapat menjaganya ketika tidak ada penggembala selain diriku?’ Maka orang-orang berkata, ‘Subhanallah (karena merasa aneh dan tidak percaya)’ Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya aku percaya dengan kejadian ini, begitu pula Abu Bakar dan Umar’.”[10]
- Wibawa Umar Hingga Setan pun Menghindari Jalan yang Ditempuhnya
Diriwayatkan dari Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari ayahnya, ia berkata, “Umar bin Al-Kaththab memohon agar diizinkan masuk ke rumah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ketika itu ada beberapa orang wanita dari Quraisy sedang berbincang-bincang dengan Rasulullah dan mereka berbicara dengan nada suara keras melebihi suara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ketika Umar masuk mereka segera berdiri dan menurunkan hijab. Setelah diberi izin Umar masuk ke rumah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sementara Rasulullah tertawa. Umar bertanya, ‘Apa yang membuat Anda tertawa wahai Rasulullah?’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab,
عجبت من هؤلاء اللاتي كن عندي، فلما سمعن صوتك ابتدرن الحجابز فقال عمر: فأنت أحق أن يهبن يا رسول الله، ثم قال عمر: يا عدوات أنفسهن أتهبنني ولا تهبن رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ فقلن: نعم، أنت أفظ وأغلظ من رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إيها يا ابن الخطاب، والذي نفسي بيده ما لقيك الشيطان سالكا فجا قط، إلا سلك فجا غير فجك
Artinya: ‘Aku heran terhadap wanita-wanita yang berada di sisiku ini, ketika merka mendengar suaramu, segera mereka menarik hijab.’ Umar berkata, ‘Sebenarnya Anda yang lebih layak mereka segani wahai Rasulullah.’ Kemudian Umar berbicara kepada mereka, ‘Wahai para wanita yang menjadi musuh dirinya sendiri, apakah kalian segan terhadap diriku namun tidak segan terhadap Rasulullah?’ Mereka menjawab, ‘Ya, sebab engkau lebih keras dan lebih kasar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Jangan memulai pembicaraan wahai Ibnul Khaththab, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engaku lalui’.”[11]
Betapa mengagungkannya sosok Umar bin Al-Khaththab ini. Kita akan melanjutkan sejarah hidup beliau, insyaallah. Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, sahabat dan keluarga beliau.
Referensi:
Katsir, Al-Hafizh Ibnu (2017). Perjalanan Empat Khalifah Rasul yang Agung. (A. Abu Ihsan, terjemahan). Hal: 214-221. Jakarta: Darul Haq.
Dinukil oleh: Tamim Abu Zubair, S.T. (Staff Ponpes DQH OKU Timur)
[1] HR. Al-Bukhari.
[2] HR. At-Tirmidzi
[3] HR. Al-Bukhari.
[4] Idem.
[5] Idem.
[6] Idem.
[7] Idem.
[8] Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Fath al-Bari, 7/49, “Perkataan Ibnu Umar khusus berlaku ketika masa pemerintahan Umar.”
[9] HR. Al-Bukhari.
[10] Idem.
[11] Idem.
BACA JUGA :
Leave a Reply