Hikmah Penciptaan Manusia

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ :

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ) ،

( يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ) ،

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ).

أمَّا بَعْدُ : فَإنَّ أصْدَقَ الحَدِيثِ كتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الهَدْي هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، وَشَرَّ الأمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ، وكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ .

Sidang Jum’at -Rohimakumulloh!

Bertaqwalah kepada Alloh dan ketahuilah bahwanya manusia tidak diciptakan secara main-main dan dibiarkan begitu saja, tanpa pertanggungjawaban! Tetapi mereka diciptakan untuk tugas yang agung dan tujuan yang mulia. Yaitu untuk beribadah kepada Alloh ‘Azza wa jalla. Alloh ‘Azza wa jalla berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyât :56)

Dengan hanya beribadah kepada Alloh yang tidak ada sekutu baginya, Alloh ‘Azza wa jalla memerintahkan manusia. Alloh ‘Azza wa jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai manusia, sembahlah Rabb-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqoroh:21)

Dan Alloh ‘Azza wa jalla berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam(menjalankan) agama yang lurus (QS. Al-Bayyinah:5)

Sidang Jum’at -Rohimakumulloh!

Beribadah kepada Alloh ‘Azza wa jalla adalah intisari dakwah para rosul, yang pertama-tama diserukan dan yang menjadi dasar dalam dakwah mereka.

Alloh ‘Azza wa jalla berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنْ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):”Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu”

(QS. An-Nahl:36)

Sidang Jum’at -Rohimakumulloh!

Sesungguhnya beribadah yang diperintahkankan kepada kita adalah kalimat yang menyeluruh, ungkapan yang universal, cakupan yang luas. Tidak hanya terbatas pada syiar-syiar tertentu, tidak terbatas pada tempat-tempat tertentu dan tidak terbatas pada waktu-waktu tertentu. Yaitu nama yang mencakup setiap sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh dari perkataan dan perbuatan baik lahir maupun batin.

Dengan demikian, maka ibadah mencakup setiap apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim, berupa perbuatan yang disyariatkan baik yang terkait dengan hati, badan dan dan hartanya. Hingga adat kebiasaanpun dapat berubah menjadi ibadah apabila disertai dengan niat yang baik. Dan ibadah itu tidak terputus kecuali dengan kematian. Alloh ‘Azza wa jalla berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. Al Hijr :99)

Sidang Jum’at -Rohimakumulloh!

Sungguh banyak manusia sekarang ini yang memahami ibadah secara keliru karena kebodohan dan jauhnya mereka dari petunjuk. Mereka membatasi ibadah hanya pada beberapa amalan ibadah saja. Mereka bodoh terhadap luasnya makna ibadah dan banyaknya macam-macam ibadah. Lisan hâl mereka mengatakan: “Agama itu hanya di dalam masjid”.

Apakah dinamakan beribadah kepada Alloh secara benar orang yang di dalam ibadanya menjadikan selain Alloh sebagai sekutu bagi-Nya? Apakah dinamakan beribadah kepada Alloh secara benar orang yang menambahkan di dalam agama perkara yang bukan agama?

Dimanakah ibadah pada orang yang terlena dengan keindahan dunia sehingga lalai dari kenikmatan akhirat? Hari-harinya ia sibuk dengan urusan-urusan dunia sedangkan kewajiban-kewajiban dan anjuran-anjuran agama diabaikannya.

Apakah dinamakan beribadah kepada Alloh secara benar orang yang menyia-nyiakan waktunya dan menghabiskan umurnya untuk bermaksiat kepada Alloh? Ia bersenang-senang, berfoya-foya, bernyanyi-nyanyi, menari-nari, mengumbar aurat dan tenggelam dalam syahwat. Dimanakah waktu mereka untuk beribadah kepada Alloh?

Sesunggunya mereka telah meninggalkan ibadah kepada Alloh dan menjadi hamba-hamba hawa nafsu dan setan. Padahal Alloh telah memperingatkan dari menyembah hawa nafsu dan setan. Alloh berfirman:

أَفَرَأَيْتَ مَنْ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya (QS. Al Jatsiyah:23)

Dan Alloh ‘Azza wa jalla berfirman:

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu (QS. Yâsîn:60)

Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku, kaum muslimin, marilah kita bertakwa kepada Alloh dan menegakkan kewajiban beribadah kepada Alloh ‘Azza wa jalla secara benar supaya menjadi orang-orang berjalan di atas jalan yang lurus.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

            [ KHUTBAH KEDUA ]

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اهْتَدَى بِهُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ:

Sidang Jum’at –Rohimakumulloh !

Ketahuilah bahwasannya ibadah itu tidak dinamakan ibadah dan tidak bermanfaat disisi Alloh kecuali apabila terpenuhi 2 syarat:

Pertama: Ikhlas karena Alloh, tidak mengandung syirik dan riya. Nabi bersabda: Alloh ‘Azza wa jalla berfirman:

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Kedua: Ittiba’ kepada Nabi. Yaitu amal ibadahnya sesuai dengan sunah dan petunjuk Nabi bersih dari bid’ah-bid’ah. Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa mengamalkan amalan yang tidak ada dasarnya dalam agama kami, maka amalan tersebut tertolak (HR. Muslim)

Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku seiman, beribadahlah kepada Alloh dengan sebenar-benarnya. Carilah keridhohan Alloh dalam setiap amal perbuatan yang dilakukan. Dan ikutilah tuntunan Rosululloh dalam semua amal ibadah yang dikerjakan. Mudah-mudahan amal-amal kita diterima oleh Alloh, bermanfaat bagi kita pada hari kiyamat dan mendapat balasan pahala yang berlipat di akhirat.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ،

اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ،

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ وَحِزْبِكَ الْمُفْلِحِيْنَ، وَارْزُقْنَا الْعَمَلَ لِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ عَبَدَكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ يَا كَرِيْمُ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ،

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار ،

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .

Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 08 Tahun 03

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.