
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الحَقِّ فِي الغَضَبِ وَالرِّضَى وَأَسْأَلُكَ القَصْدَ فِي الغِنَى وَالفَقْرِ وَأَسْأَلُكَ نَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لاَ تَنْقَطِعُ
Allôhumma Innî As-Aluka Khosyyataka fil Ghoibi wasy Syahâdah, wa As-Aluka Kalimatal Haqqi fil Ghodhobi war Ridhô wa As-Alukal Qoshda fil Ghinâ wal Faqri wa As-Aluka Na`îman Lâ Yanfadu wa Qurrota `Ainin Lâ Tanqothi`[1]
“Ya Alloh, aku memohon rasa takut kepada-Mu disaat tidak terlihat maupun disaat terlihat manusia, dan aku memohon kepada-Mu ucapan yang benar di saat sedang marah maupun saat ridho, dan aku mohon kepada-Mu sifat hemat di saat berkecukupan maupun di saat kekurangan, dan aku memohon kepada-Mu kenikmatan yang tidak akan habis, serta penyejuk mata yang tidak akan terputus.”
Mutiara doa: Seorang hamba seringkali terpedaya dengan kehidupan dunia, sehingga ia lupa akhirat dan apa yang telah Alloh persiapkan bagi hamba-Nya yang durhaka. Maka hendaknya seorang hamba memohon kepada Alloh agar diberikan rasa takut kepada-Nya agar terhindar dari murka Alloh. Karena tidaklah seorang hamba mampu merasakan takut kepada Alloh melainkan atas pertolongan Alloh.
Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 04 Tahun 04
[1] Syarhul `Aqîdatith Thohâwiyyah juz.1 ; Syaikh Albani.
Ajukan Pertanyaan atau Komentar