
Dengan Bening Hati Mengharap Ridha Ilahi – Banyaknya dalil di dalam Al Qur’an dan Sunnah yang membicarakan tentang masalah hati dan menganjurkannya untuk dijaga agar senantiasa bersih dan suci.
Ingatlah wahai saudaraku, engkau akan mempertanggungjawabkan terhadap hatimu, Didalam firman Allah Ta’ala berikut ini :
وَلَا تَقفُ مَا لَيسَ لَكَ بِهِۦ عِلمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمعَ وَٱلبَصَرَ وَٱلفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuannya akan dimintai pertanggungjawabanya.” (QS al-Isra’[17]: 36)
Maksudnya setiap badan yang disebutkan dalam ayat ini akan ditanya terhadapapa yang ia perbuat. Hatinya ditanya tentang apa yang terlintas dan ia pikirkan serta yakini, pendengaran dan penglihatan akan ditanya dari yang ia lihat dania dengar. (Al Jami’ li Ahkam al Qur’an 5/169)
Hati ibarat raja dalam sebuah jasad, baik buruknya tingkah polah seorang insan tergantung pada hatinya. Rasulullah bersabda:
“Ketahuilah bahwasannya didalam jasad itu terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya, ketahuilah ia adalah hati. ” (HR al- Bukhari: 52; Muslim: 1599).
Sahabat mulia Abu Hurairah mengatakan: “Hati ibarat seorang raja dan anggota badan sebagai prajuritnya. Apabila rajanya baik maka baik pula prajiritnya. Apabila rajanya jelek maka jelek pula seluruh prajuritnya. ”(Majma Fatawa 10/15).
RACUN HATI
Apabila kita menginginkan hati yang bersih, bening, dan sehat, maka kita harus berusaha membuang racun – racun yang merusak hati. Apa saja racun hati itu?
Al Imam Ibn al – Mubarak mengatakan: “Aku melihat dosa – dosa itu mematikan hati, membinasakannya, dan menyebabkan kehinaan. Meninggalkan perbuatan dosa adalah kehidupan bagi hati, selalu menjauhinya adalah terbaik bagimu.”1
Al Imam ibn Al Qayyim mengatakan: “hendaknya seseorang menjauhi banyak makan , banyak bicara, banyak tidur, dan banyak bergaul. Sesungguhnya kerugian yang akan didapat dari racun – racun ini akan menyebabkan hilangnya kebaikan dunia dan akhiratnya. ”2
Berikut penjelasannya:
- Banyak Bicara
Lisan mempunyai pengaruh yang sangat besar. Keimanan dan kekafiran bias tampak melalui lisan yaitu ucapan Syahadat. Banyak sekali dalil dari al Qur’an, sabda Rasulullah, dan ucapan al- salaf al – shalih yang memperingatkan kita dari bahaya lisan.
Allah Ta’ala berfirman:
مَّا يَلفِظُ مِن قَولٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ۬
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapakannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. ” (QS Qaf [50]: 18).
Berawal dari perbincangan yang tidak bermanfaat, maka racun-racun yang tidak baik bias merusak kebersihan hati. Seperti : ingin dikenal, perasaan ingin dikenal, perasaan ingin didengar, ingin selalu menang dalam pembicaraan dan lain–lain dari penyakit hati.
Rasulullah bersabda:
ومن كان يؤمن با لله واليوم الا خر فليقل خيرا أو ليصمت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka berbicaralah yang baik atau diamlah.” (HR al – Bukhari; 6018 dan Muslim ; 47)
- Banyak Memandang
Yang dimaksud dengan banyak memnadang, yaitu memandang kepada yang tidak halal untuk dipandang. Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman; ‘ Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memellihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang diperbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya.” (QS al–Nur [24] : 30-31)
Rasulullah bersabda:
“Telah ditetapkan kepada manusia bagiannya dari perzinaan, ia pasti melakukan hal itu. Kedua mata, zinanya ialah memandang, lidah, zinanya adalah berbicara. Hati zinanya adalah berangan–angan. Dan kemaluan yang membenarkan dan menggagalkan semua itu.”3
- Banyak Makan dan Minum
Karena, hal itu daapat menimbulkan bahaya yang tidak ringan. Dengan banyak makan, jiwa akan menjadi malas dan susah diatur.
Sesungguhnya kemaksiatan itu lebih dekat kepada orang yang kekenyangan daripada orang yang lapar. Karena Allah memerintahkan agar kita maka secukupnya saja tidak berlebihan.
Allah Taa’ala berfirman: “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih–lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang berlebih–lebihan.” (QS al-A’raf [7]; 31)
- Banyak Bergaul
Ini merupakan racun berbahaya bagi hati. Bergaul tanpa memilah – milahakan mendatangkan keburukanbagi hati dan jiwa. Karena ada teman yang baik dan yang buruk. Pikirlah dengan matang sebelum memilih teman, jangan sampai menyesal dikemudian hari.
Allah Ta’ala berfirman:
وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيهِ يَقُولُ يَـٰلَيتَنِى ٱتَّخَذتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلاً۬ (٢٧) يَـٰوَيلَتَىٰ لَيتَنِى لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلاً۬ (٢٨) لَّقَدۡ أَضَلَّنِى عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعدَ إِذۡ جَآءَنِىۗ وَكَانَ ٱلشَّيطَـٰنُ لِلإِنسَـٰنِ خَذُولاً۬ (٢٩)
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yangzalim mengigit dua tangannya, seraya berkata, “Aduhai kiranya (dahulu) aku mengambil jalan bersama- sama Rasul.” Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dahulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya Dia yang menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS al Furqan [25]; 27 -29)
AGAR HATI SEBENING KACA
- Ilmu yang bermanfaat
Ilmu yang bermanfaat akan membawa jiwa yang bersih dan hati yang bening. Karen, ilmu ini bersumber dari wahyu, al qur’an dan sunnah. Ilmu yangakan membawa rasa takut kepada Allah Ta’ala. Dan mendorong untuk beramal sholeh.
Allah Ta’ala berfirman:
فَٱعلَمۡ أَنَّهُ ۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱستَغفِرلِذَنۢبكَ وَلِلمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤمِنَـٰتِۗ وَٱللَّهُ يَعلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثوَاٰكُمۡ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiada Ilah(sesembahan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu. (QS Muhammad [47]: 19).
Rasulullah bersabda:
“barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan pahamkan dia dalam agama. ” (HR Bukhori;71 dan Muslim ;1037).
Imam nawai berkata, “Hadis ini menunjukkan keutamaan ilmu dan fakih (paham) dalam agama serta anjuran untuk menekuninya karena ilmu dapat menuntun menuju ketakwaan.”4
Ketahuilah wahai saudaraku, agar ilmu ini benar–benar memberikan manfaat bagi hati dan jiwa, harus terpenuhi dua syarat yaitu:
- Amal sholeh diiringi dengan keilkasan.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu ilmu yang membuahkan alam sholeh dan menggiring pemiliknya memiliki adab, membuat hati pemiliknya bertambah takut terhadap Allah Ta’ala. Sehingga menunaikan perintah kewajiban dan meninggalkan larangan, semua ini akan membawa beningnya hati dan bagusnya jiwa.
Diantara do’a yang diucapkan Rasulullah :
“Ya Allah, aku berlindung kepada- Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusuk, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”(HR Muslim: 2722).
- Jauhi debat kusir dalam masalah ilmu.
Syarat ini memberikan menfaat agar orang yang berilmu hatinya yang tidak keras. Dia akan selalu berjalan diatas bimbingan cahaya ilmu, karena debat kusir dalam masalah ilmu akan menimbulkan permusuhan antara teman, hati menjadi keras dan bahkan lebih cenderung saling menyakiti.
Al imam Ibn Hazm berkata: “manfaat ilmu dalam meraih amalan yang utama sangatlah besar. Ilmu akan mengajarkan amalan yang baik walaupun sedikit hingga dia bias mengerjakannya. Dan ilmu akan mengajarkan kejelekannya suatu amalan walaupun sedikit dia meninggalkanya. ” (Al Akhlaq wa al Siyar hlm. 92-93 )
- Amal shaleh
Amal shaleh sangat berandil besar dalam membentuk hati yang bersih. Amal saleh adalah jalan kebaikan bagi kehidupan seorang hamba, jalan cahaya bagi hidup hati dan jiwa.
Allah berfirman: Barang siapa yang mengerjakan amal saleh. Baik laki–laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami berikan balsan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS al Nahl[16];97).
Al imam Ibn Qayyim mengatakan: “Diantara bentuknya adalah cahaya keimanan yang Allah tanamkan pada diri seorang hamba, bila telah tertanam, cahaya ini akan melapangkan dada dan menenangkan hati. Sebaliknya bila cahaya ini hilang mka seorang manusia akan berada dalam kesusahan dan kesempitan bagikan orang yang orang yang berada dalam penjara yang sempit lagi sulit.”(zaad al ma’ad 2/24).
- Berteman dengan teman yang baik
Allah Ta’ala memerintahkan agar kita Bersama–sama orang yang baik dan saleh.
Allah ta’ala berfirman:
ٱلأَخِلَّآءُ يَومَئِذِۭ بَعضُهُمۡ لِبَعضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلمُتَّقِينَ (٦٧)
Teman teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang – orang yang bertaqwa. (QS al Zukruf{43}; 67)
Karena teman mempunyai npengaruh yang sangat kuat dalam membentuk kepribadian, sifat dalam diri seorang muslim. Tidak heran Rasulullah telah memperingatkan jauh–jauh hari agar kita berteman dengan orang yang baik dan menjauhi teman yang jelek.
- Menikah
Orang yang berakal tidak akan ragu perihal manfaat menikah. Karena menikah merupakan benteng yang paling kuat dalam meredam hawa nafsu, membentuk jati diri dalam rangaka menjaga kehormatan, menumbuhkan sifat cinta dan kasih serta ketentraman. Ini semuanya mnfaat nyata dari pernikahan yang bias mensucikan jiwa dan hati.
Rasulullah bersabda:
“Apabila seorang hamba telah menikah, sungguh telah sempurna separuh dari agamanya, maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah sisanya lagi.” (HR At Thabrani . lihat takhrij lengkap dalam al Sahihah :625 karya al Albani)
- Tadabur Al- Qur’an
Al Qur’an Adalah petunjuk kebaikan bagi kehidupan manusia. Jika kita menginginkan hati yang bening dan jiwa yang bersih maka jangan mencari obat ke mana-mana . Al qur’an adalah solusinya. Allah Ta’alka berfirman : Sesungguhnya alqur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang– orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka pahala yang besar. (QS Al Isra’ [17]; 9)
Maka mulailah dari detik ini renungi dan pahamilah al Qur’an, kaji lebih dalam lagi janganlah engkau berpaling darinya.
Semoga dari paparan yang sigkat ini bisa menjadikan kita menjadi manusia yang memiliki hati hati sebening kaca dan jiiwa yang bersih dan sehat. Aamin ya Robal’alamin.
REFERENSI:
Sumber: Dengan Bening hati mengharap rido ilahi, oleh ust. Abu Abdillah Syahrul fatwa bin Lukman. Majalah al Furqon no.142 edisi 06 th ke- XIII hal.49 -54
BACA JUGA:
Ajukan Pertanyaan atau Komentar