10 Kunci Keselamatan

10 KUNCI KESELAMATAN (PART 1)

10 Kunci Keselamatan

Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb Al-Alamin shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad berikut juga kepada para keluarga semua sahabatnya dan orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.

Keselamatan di dunia dan akhirat adalah tujuan agung yang didampakkan oleh setiap orang beriman. Ia akan sibuk memikirkannya dan mencari cara agar bisa meraih keselamatan tersebut. Bahkan generasi terbaik umat ini yaitu 3 khalifah pertama juga memiliki keinginan yang besar untuk bisa meraih keselamatan.

Utsman bin ‘Affan menceritakan “ketika aku sedang duduk di bawah bayangan sebuah bangunan Umar lewat di hadapanku. Lalu beliau pun mengucapkan salam kepadaku, namun aku tidak merasa jika beliau lewat dan memberi salam.

Beliau pun pergi hingga bertemu dengan Abu Bakar, lalu berkata, ‘Ada sesuatu yang akan mengejutkanmu! Sesungguhnya aku telah bertemu dengan ‘Utsman, lalu aku pun memberi salam kepadanya namun dia tidak membalas salamku!’.

Kemudian Abu Bakar dan ‘Umar menemuiku dan keduanya memberi salam kepadaku. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Abu Bakar. Abu Bakar pun mengatakan, ‘Saudaramu ‘umar telah datang kepadaku dan mengatakan bahwa dirinya telah lewat di hadapanmu dan memberikan salam, namun engkau tidak membalasnya. Apa yang menyebabkanmu melakukan hal tersebut?’

Aku pun menjawab, ‘Demi Allah, aku tidak merasa bahwa engkau (‘Umar) lewat di hadapanku dan memberi salam.’

Abu Bakar berkata. “Utsman telah jujur. Pasti engkau telah disibukkan oleh suatu perkara!’

Aku pun mengatakan, ‘Benar’.

‘Umar bertanya, ‘Perkara apa itu?’

Aku pun menjawab, ‘Allah telah mewafatkan Nabinya sebelum kita menanyakan kepadanya tentang bagaimana cara selamat dalam kehidupan ini.’

Abu Bakar membalas, ‘sesungguhnya aku sudah pernah menanyakan tentang hal itu.’

Aku pun berdiri mendekati Abu Bakar dan mengatakan, ‘Aku akan menebusmu dengan ayah dan ibuku![1] Engkau memang orang yang pantas mendapatkannya.’

Abu Bakar menjelaskan, ‘Aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah bagaimanakah cara agar meraih keselamatan?’ Maka Rasulullah pun menjawab,

من قبل منّي الكلمة الّتي عرضت على عمّي فردّها علّي, فهي له نجاة

Artinya: “Barangsiapa yang menerima dariku sebuah kalimat yang pernah aku tawarkan kepada pamanku namun dia menolaknya, maka dirinya akan meraih keselamatan.”[2]

Barangsiapa yang merenungi kisah tersebut, maka ia akan menyadari bahwa keselamatan merupakan perkara yang sangat agung. Sehingga, akan membuat orang yang jujur keimanannya disibukkan untuk memikirkanbagaimana meraihnya.

Disini akan dibahas tentang 10 perkara penting bagi seorang hamba untuk meraih keselamatan.

  1. Mengesahkan Allah

Mengesahkan Allah dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya merupakan kunci utama untuk meraih keselamatan pada hari kiamat. Bahkan, keselamatan pada hari itu hanya bisa diraih dengan sebab tauhid. Hal ini berdasarkan kisah istimewa yang telah disebutkan sebelumnya, dimana Nabi  Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

من قبل منّي الكلمة الّتي عرضت على عمّي فردّها علّي, فهي له نجاة

Artinya: “Barangsiapa yang menerima dariku sebuah kalimat yang pernah aku tawarkan kepada pamanku namun dia menolaknya, maka dirinya akan meraih keselamatan.”

Maksud dari kalimat tersebut adalah kalimat tauhid la ilaha illallah.

Seseorang tidaklah cukup hanya mengucapkan kalimat di lisan saja. Akan tetapi, yang dituntut adalah merealisasikan kandungan dari kalimat tersebut, yaitu mempersembahkan seluruh ibadah hanya untuk Allah.

Tujuan Allah menciptakan seluruh makhluk adalah agar mereka mewujudkan tauhid. Sebagaimaan Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka hanya beribadah kepada-Ku.”[3]

Adapun keselamatan yang kelak akan diraih dengan sebab tauhid ada 2 bentuk, yaitu :

1). Selamat dari neraka

Seseorang yang mewujudkan tauhid dengan sempurna tidak akan pernah masuk neraka. Bahkan, dia termasuk orang yang pertama-tama masuk surga, tanpa dihisab dan diazab.

2). Selamat dari kelak di neraka.

Keselamatan jenis ini didapatkan bagi orang yang tauhidnya tidak sempurna. Meskipun bertauhid, namun dirinya terjatuh pada beberapa maksiat dan dosa besar yang melemahkan tauhid dan keimanannya. Oleh karena itu, dia layak untuk dimasukkan ke neraka. Namun, tauhid akan menyelamatkannya dari kekal di neraka. Sehingga, akhitnya dia akan dimasukkan ke dalam surga.

Adapun orang yang tidak bertauhid, maka dia tidak memiliki harapan untuk mendapatkan keselamatan pada hari kiamat selamanya. Selain itu, dia juga tidak akan mendapatkan kasih sayang dan ampunan dari Allah. Sebagaimana Allah berfirman tentang ucapan Nabi Isa Alaihis Salam:

مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ ٱلنَّارُ

Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah (dengan suatu apapaun), maka sungguh Allah mengharamkan surga baginya dan tempat tinggalnya adalah neraka.”[4]

Allah  telah menyebutkan 3 golongan manusia tersebut[5]

Pada beberapa ayat adapun 2 golongan pertama, disebutkan dalam firman-Nya,

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِه وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ

Artinya: “Kemudian kami memberikan Kitab(al-Qaur’an) kepada hamba-hamba yang telah Kami pilih, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, lalu ada yang muqtasid (pertangahan) dan ada pula yang sabiq bi al-Khairat (berlomba di dalam kebaikan) denga izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”[6]

Golongan pertama, berdasarkan firman Allah,

ومنهم مّقتصد ومنهم سابق بالخيرات

Artinya: “Di antara mereka ada yang muqtasid (pertengahan) dan ada pula yang sabiq bi al-Khairat (berlomba di dalam kebiakan).”

Mereka adalah golongan yang selamat dari mask neraka. Mereka termasuk golongan yang pertama-tama masuk surga, tanpa dihisab dan diazab.

Adapun perbedaan antara almuqtasid dengan sabiq bi al-Khairat adalah:

  1. Al-Muqtasid adalah orang yang melaksanakan seluruh kewajiban dan meninggalkan seluruh larangan.
  2. As-Sabiq al-Khairat adalah orang yang melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan, namun ditambah juga denga mengerjakan amalan-amalan yang dianjurkan (hukumnya sunnah).

Golongan kedua, berdasarkan firman Allah,

فمنهم ظالم لّنفسه

Artinya: “Di antara mereka ada yang Zalimun li Nafsihi (menzalimi diri sendiri).”

Mereka adalah golongan yang selamat dari kelak di neraka, ketika mereka masuk kedalamnya disebabkan oleh dosa-dosanya. Orang yang termasuk pada golongan ini, dia menzalimi dirinya sendiri dengan maksiat dan dosa yang tingkatannya di bawah kekufuran.

Sehingga, dia layak dihukum dan dimasukkan ke neraka. Namun, meskipun dia masuk ke neraka, tapi tidak akan kekal di dalamnya.

Allah akan menyelamatkannya dengan sebab tauhid dan keikhlasan dalam beribadah kepada-Nya.

Sedangkan golongan ketiga, berdasarkan firman Allah pada ayat berikutnya,

وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا۟ وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُم مِّنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى كُلَّ كَفُورٍ

Artinya: “Sedangkan orang-orang yang kafir, bagi mereka adalah neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mati.[7] Azab bagi mereka pun tidak pula diringankan. Demikianlah Kami membalas orang yang sangat kafir.”[8]

Golongan ini tidak ada harapan lagi untuk meraih keselamatan di hari kiamat kelak. Hal itu disebabkan karena mereka tidak menauhidkan Allah. Bahkan mereka melakukan kesyirikan dan kekufuran yang meniadakan tauhid.

Tauhid adalah kunci meraih keamanan dan hidayah.

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu mengatakan, “Ketika turun ayat yang berbunyi,

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman, merekalah orang yang akan mendapatkan keamanan dan petunjuk.”[9]

Para sahabat pun merasa berat. Mereka mengatakan, ‘Siapakah di antara kita yang tidak menzalimi dirinya sendiri?’ Maka Rasulullah menjelaskan, ‘Maksud dari ayat tersebut bukanlah seperti yang kalian sangka. Namun, makna kezaliman yang dimaksud adalah sebagaimana nasihat Luqman kepada putranya:

يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Artinya: “Wahai putraku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Sungguh,kesyirikan adalah kezaliman yang sangat besar.”[10]

Nabi telah menjelaskan bahwa maksud dari kezaliman pada ayat tersebut adalah kesyirikan. Sehingga, keamanan[11] yang dimaksud adalah dihindarkan dari azab yang kekal.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah menjelaskan. “Hal yang membuat para sahabat merasa berat adalah karena mereka menyangka bahwa kezaliman yang dimaksud adalah kezaliman terhadap diri sendiri. Sehingga, keamanan dan hidayah hanya akan diraih oleh orang yang tidak menzalimi dirinya sendiri.

Nabipun akhirnya menunjukkan ayat yang menjelaskan bahwa kezaliman yang dimaksud adalah kesyirikan. Maka, keamanan dan hidayah hanya didapatkan oleh orang yang tidak mencampuradukkan imannya dengan kesyirikan.

Barangsiapa yang tidak mencampuradukkam imannya dengan kesyirikan, maka dia akan mendapatkan keamanan dan hidayah (meskipun dia melakakukan dosa-dosa yang tingkatnya di bawah kekufuran). Sebagaimana hamba-hamba yang terpilih yang di sebutkan dalam firman-Nya,

“Kemudian kami memberikan Kitab (al-Qur’an) kepada hamba-hamba yang telah Kami pilih, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri.”

Hal ini tidak memungkiri bahwa orang tersebut akan tetap dihukum karena telah menzalimi dirinya sendiri, apabila ia belum bertaubat. Sebagaimana Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebesar zarah, niscaya dia pun akan melihat (balasannya).”[12]

Nabi menjelaskan bahwa seorang mukmin yang jika bertaubat maka akan masuk surga, bisa jadi keburukannya dibalas di dunia dengan musibah yang pernah menimpanya.

Barangsiapa yang selamat dari 3 jenis kezaliman (zalim kepada Allah dengan berbuat kesyirikan, zalim kepada orang lain, dan zalim kepada diri sendiri), maka ia akan memperolah keamanan dan hidayah yang sempurna. Adapun orang yang menzalimi dirinya sendiri, maka ia akan tetap memperolah keamanan dan hidayah. Artinya, ia akan tetap dimasukkan ke dalam surga sebagaimana telah dijanjikan untuknya.

Allah akan membimbingnya menuju ash-Shirat al-Mustaqin (jalan yang lurus) yang tujuan akhirnya adalah surga. Namun, kadar keamanan dan hidayah yang diperoleh juga akan berkurang, sesuai dengan kekurangan pada imannya akibat kezaliman pada dirinya sendiri.”[13]

REFERENSI:

Diringkas oleh: Dewi Sartika (pengajar di ponpes darul Qur’an wal Hadits Ogan Komering Ulu timur sumsel)

Judul Buku  :  10 kunci keselamatan

Karya : Syaikh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdul Muhsin al-Badr

Penerbit : pustaka el-Minha

Penulis : Abu Ubay Aden S.T.

[1] “Aku akan menebusmu dengan ayah dan ibuku” adalah ungkapan yang sering digunakan oleh orang Arab untuk memuliakan orang yang diajak bicara.

[2] HR. Ahmad, dinilai sahih dengan beberapa penguat

[3] QS. Az-Zariyat : 56

[4] QS. Al-Maidah : 72

[5] 3 golongan tersebut maksudnya adalah orang yang selamat dari masuk neraka, orang yang selamat dari kekal di neraka dan orang yang tidak selamat.

[6] QS. Fatir : 32

[7] Maksudnya mereka tidak akan dibinasakan dengan kematian, karena jika mati, mereka akan terbebas dari azab (lihat tafsir ayat tersebut di kitab al-Mukhtasar fi Tafsir al-Qur’an al-Karim).

[8] QS. Fatir : 36

[9] QS. Al-An’am : 82

[10] QS. Luqman : 13

[11] Maksudnya adalah keamanan yang akan diraih oleh orang yang tidak melakukan kesyirikan. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-An’am :82

[12] QS. Al-Zalzalah : 7-8

[13] Penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tersebut dikutip dari kitab beliau yang berjudul al-Iman

Baca jug artikel:

Indahnya Surga

Bagaimana Kondisi Imanmu

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.