“Neraka” adalah sebuah kata yang menggetarkan hati orang-orang yang benar-benar merasa takut kepada Alloh Pencipta alam semesta. Membahas mengenai neraka seringkali akan mengingatkan kita agar tidak berbuat sesuka hati dan menyilisihi perintah Al-Bâri (Alloh Pencipta alam).
Keberadaan neraka:
Neraka telah Alloh ciptakan, dan kewajiban seorang muslim untuk mengimaninya. Hal itu berdasarkan firman Alloh Ta’ala :
فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“(Neraka itu) disediakan bagi orang-orang kafir”. (QS. Al-Baqorah : 34).
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melihatnya, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam :
اِطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاء وَ اطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء
“Aku pernah melihat ke surga, maka aku lihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir. Dan pernah aku melihat neraka, dan aku lihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.”[1]
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
فَلَمَّا خَلَقَ اللهُ النَّارَ قَالَ : يَا جِبْرِيْلُ ! اِذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا، فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا، ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لاَ يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلُهَا فَحَفَّهَا بِالشَّهَوَاتِ ثُمَّ قَالَ: يَا جِبْرِيْلُ، اِذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا فَقَالَ: أَيْ رَبّ، -وَعِزَّتِكَ- لَقَدْ خَشِيْتُ أَنْ لاَ يَبْقَى أَحَدٌ إِلاَّ دَخَلَهَا
“Ketika Alloh menciptakan neraka, Alloh berfirman: Wahai Jibril, pergilah dan lihatlah, kemudian iapun pergi dan melihatnya, kemudian datang dan mengatakan: “Demi Keagungan-Mu, tidak ada yang mendengar tentangnya seorangpun, lalu ia akan memasukinya. Lalu Allohpun mengelilinginya dengan syahwat. Kemudian berfirman: “Wahai Jibril, pergilah dan lihatlah. Lalu iapun pergi dan melihat, lalu mengatakan: “Wahai Robb-ku, Demi keagungan-Mu, sungguh aku khawatir tidak tersisa seorangpun melainkan akan memasukinya”. (Shohîhul-Jaami’, no. 5210). [2]
Kekalnya Neraka.
Alloh subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan tentang kekalnya neraka ini dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqoroh : 39).
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
يُدْخِلُ اللهُ أَهْلَ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلَ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُوْمُ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ، فَيَقُوْلُ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، لاَ مَوْتَ وَيَا أَهْلَ النَّارِ، لاَ مَوْتَ كُلٌّ خَالِدٌ فِيْمَا هُوَ فِيْهِ
“Alloh memasukkan penduduk surga ke surga, dan memasukkan penduduk neraka ke neraka. Kemudian ada penyeru yang berdiri di antara mereka, mengatakan: “Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian. Wahai Penduduk neraka, tidak ada lagi kematian. Masing-masing berada dalam posisinya.” [3]
Dari hadits di atas jelas bagi kita, bahwa neraka saat ini telah ada. Bagaimana halnya dengan keadaan neraka dan yang ada padanya? Berikut ini sebagian dari kondisi yang ada di neraka sesuai dengan apa yang telah dikhabarkan Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita:
Adzab neraka yang paling ringan
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallan bersabda:
أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَنْتَعِلُ بِنَعْلَيْنِ مِنْ نَارٍ يَغْلِيْ دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ
“Penduduk neraka yang paling ringan adzabnya adalah seseorang yang memakai sandal dari api, lalu otaknya mendidih disebabkan panasnya kedua sandalnya.” [4]
Makanan Penduduk Neraka.
Makanan mereka adalah pohon yang berduri. Alloh berfirman:
لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS. Al-Ghôsyiyah : 6-7).
أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى الْجَحِيمِ
“ (makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum? Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala-kepala syetan. Maka Sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.” (QS. Ash-Shoffât : 62-68).
Berkaitan dengan dahsyatnya pohon zaqqum ini, Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّ قَطْرَةً مِنَ الزَّقُّوْمِ قُطِرَتْ فِيْ دَارِ الدُّنْيَا لأَفْسَدَتْ عَلَى أَهْلِ الدُّنْيَا مَعَايِشَهُمْ فَكَيْفَ بِمَنْ تَكُوْنُ طَعَامَهُ؟
“Sekiranya setetes dari Zaqqum itu diteteskan di dunia, maka tentu akan dapat merusak kehidupan-kehidupan penduduk dunia. Bagaimana dengan orang yang makanannya adalah zaqqum?” [5]
Minuman di Neraka.
Alloh berfirman:
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
“Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zholim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. Al-Kahfi : 29).
Kulit Penduduk Neraka.
Alloh Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisâ’ : 56).
Pakaian Penduduk Neraka.
Alloh Ta’ala berfirman:
سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ
“Pakaian mereka adalah dari ter dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (QS. Ibrôhîm : 50).
Alloh Ta’ala berfirman:
هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيق
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan), “Rasakanlah adzab yang membakar ini”. (QS. Al-Hajj : 19-22).
Dibesarkan badan penduduk neraka.
إِنَّ الرَّجُلَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَيَعْظُمُ لِلنَّارِ حَتَّى يَكُوْنَ الضِّرْسُ مِنْ أَضْرَاسِهِ كَأُحُدٍ
“Sesungguhnya seseorang penduduk neraka menjadi besar untuk (disiksa)di neraka, sampai gigi di antara gigi-giginya adalah sebesar Uhud.” [6]
Air mata penduduk neraka
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَهْلَ النَّارِ لَيَبْكُوْنَ حَتَّى لَوْ أُجْرِيَتِ السُّفُنُ فِيْ دُمُوْعِهِمْ جَرَتْ وَإِنَّهُمْ لَيَبْكُوْنَ الدَّمَ
“Sesungguhnya penduduk neraka itu benar-benar akan menangis sampai sekiranya dilayarkan perahu-perahu dalam air mata mereka, tentu akan berlayar. Sesungguhnya mereka benar-benar akan menangis darah.” [7]
Neraka memiliki tujuh pintu.
اَلْجَنَّةُ لَهَا ثَمَانِيَةُ أَبْواَبٍ وَالنَّارُ لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ
“Surga itu memiliki delapan pintu, dan neraka memiliki tujuh pintu.” [8]
Malaikat penjaga neraka
رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ مُوْسَى … رَأَيْتُ مَالِكًا خَازِنَ النَّارَ وَالدَّجَّالَ
“Pada malam aku diisra’kan, telah melihat Musa … Aku melihat Malik, penjaga neraka dan Dajjal.” (Shohihul Jâmi`, no. 3477).
Berkaitan denga sifat malaikat yang menjaga neraka ini, Alloh berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrîm : 6).
Perintah untuk takut kepada neraka, meskipun hanya dengan secuil kurma.
Di antara ibadah yang tidak kelihatan adalah memiliki rasa takut kepada Alloh dan neraka-Nya hal ini telah diperintahkan oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
اِتَّقُوا النَّارَ وَ لَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Takutlah kalian dengan neraka, meskipun dengan (beramal) menggunakan secuil kurma.” [9]
Para salaf takut jika mendengar atau memikirkan neraka:
Di antara bentuk ketakutan kaum salaf kepada neraka adalah sebagai berikut:
- Umar bin Khoththob radhiallahu anhu berkata:
لَوْ نَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ : أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ دَاخِلُوْنَ الْجَنَّةَ كُلُّكُمْ إِلاَّ رَجُلاً وَاحِدًا لَخِفْتُ أَنْ أَكُوْنَ أَنَا هُوَ.
“Sekiranya ada penyeru di langit yang berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya kalian masuk surga seluruhnya kecuali satu orang,” maka aku benar-benar takut bahwa akulah orang tersebut.”
- Utsman bin Affan radhiallahu anhu berkata:
لَوْ أَنِّيْ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَلاَ أَدْرِيْ إِلَى أَيَّتِهِمَا يُؤْمَرُ بِيْ – لاَخْتَرْتُ أَنْ أَكُوْنَ رَمَادًا قَبْلَ أَنْ أَعْلَمَ إِلَى أَيَّتِهَا أَصْيِرُ.
“Sekiranya aku berada di antara surga dan neraka, dan tidak tahu kemanakah aku akan diperintahkan, tentu aku benar-benar akan memilih untuk menjadi abu sebelum aku mengetahui kemanakah aku akan kembali.”[10]
- Abdurrahman bin Harits bin Hisyam rahimahullah berkata: ”Aku mendengar Abdullah bin Hanzholah pada suatu hari sedang berada di atas ranjangnya. Aku menjenguknya karena dia sakit. Lalu ada seorang lelaki yang membaca ayat ini di sisi beliau:
لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فوقِهِمْ غَوَاشٌ
Lalu beliau menangis sampai aku mengira bahwa ia akan meninggal dunia. Ia berkata: “Mereka berada diantara nampan-nampan neraka.” Kemudian beliau bangkit dengan kedua kakinya. Lalu seseorang berkata: ”Wahai Abu Abdurrohman, duduklah.”
Beliau menjawab : ”Penyebutan Jahannam telah menghalangiku untuk duduk. Aku tidak tahu, barangkali aku termasuk salah satu orang yang akan masuk ke dalamnya.”[11]
- Dari Abdurrohman bin Harits rahimahullah bahwasanya ada seorang lelaki yang berada di tepi sungai Efrot pada suatu hari. Lalu dia mendengar ada orang yang membaca firman Alloh:
إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.“ (QS. Az-Zukhruf : 74).
Lalu dia sempoyongan (karena takut kepada neraka itu). Ketika terdengar kembali firman Alloh:
لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ
“Tidak diringankan adzab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.” (QS. Az-Zukhruf: 75)
Ia jatuh ke dalam air, lalu meninggal. [12]
Pingsan sampai tengah malam.
- Abu Bakar bin `Iyasy rahimahullah berkata: “Aku pernah sholat Maghrib dibelakang Fudhoil bin `Iyadh rahimahullah . Sedangkan di sisiku ada puteranya yang bernama Ali. Fudhoil membaca Surat At-Takâtsur, ketika sampai kata “latarowunnal jahîm” beliau terjatuh pingsan tak sadarkan diri. Fudhoil tidak dapat meneruskan bacaan ayatnya dan tidak tersadar melainkan setelah tengah malam.” [13]
Berlindung dari Adzab Neraka.
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam seringkali berlindung kepada Alloh dari api neraka, diantara doa beliau adalah:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَ الْمَمَاتِ
“Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, kepengecutan, kebakhilan, kepikunan. Aku berlindung kepada-Mu dari Adzab Qubur dan Adzab Neraka, serta aku berlindung kepada-Mu dari Fitnah hidup dan kematian.” [14]
Semoga Alloh melindungi kita dari panasnya api neraka dan memudahkan bagi kita masuk dalam surga.
[1] (Shohîhul Jâmi`, no. 1030).
[2] (Shohîhul-Jaami’, no. 5210).
[3] (Shohîh Al-Jâmi’, no. 8074).
[4] (Shohîhul Jâmi`, no. 252).
[5] (Shohihul Jâmi’, no. 5250).
[6] (Shohîhul Jâmi’, no. 1628).
[7] (Shohihul Jâmi’, no. 2032).
[8] (Shohihul Jâmi`, no. 3119).
[9] (Shohîhul Jâmi`, no. 114).
[10] (At-Takhwîfu minan Nâr, Ibnu Rojab, hal. 15).
[11] (At-Takhwîfu minan Nâr, Ibn Rojab, hal. 22).
[12] (At-Takhwîf minan Nâr, Ibnu Rojab, hal. 22).
[13] (At-Takhwîf minan Nâr, Ibnu Rojab, hal. 22).
[14] (Shohîhul Jâmi`, no. 1284).
Sumber : Majalah Lentera Qolbu tahun ke-2 edisi ke-6
Leave a Reply