Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Terapi Penyakit Wahn (Part I)

TERAPI PENYAKIT WAHN

 

TERAPI PENYAKIT WAHN (DUNIA)-PART SATU-Sesungguhnya segala pujian hanyalah milik Allah semata . Kami memuji-Nya,memohon pertolongan,juga memintak ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami serta  keburukan amal perbuatan kami.

Siapa saja yang diberi hidayah oleh Allah maka tiada seorangpun yang mampu menyesatkanya .Serta siapa saja yang disesatkan oleh Allah, tiada seorangpun yang dapat memberikan pentunjuk kepadanya

Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak dibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu baginya , dan aku bersaksi bahwa nabi muhammad adalah hambah dan utusan Allah

Sesungguhnya perjalanan hidup manusia terbagi menjadi tiga fase: sebelum hidup,setelah mati,dan fase antara dua keadaan tersebut.berikut uraiannya.

Pertama, keadaan sebelum menjadi sesuatu pun,yaitu keadaan sebelum dia di ciptakaan atau hidup .

Kedua, Keadaan  sesuai jasadnya sebelum mati. Pada waktu keluar jasad, roh akan  melalui perjalanan panjang yang tidak bisa kita terka ataupun kira berapa lamanya Hinggah akhirnya dia dikembalikan lagi kejasadnya,latas diberi balasan sesuai amal perbuatanya .Maka dia akan menetap pada salah satu tempatn tinggal yang kekal dan abadi, Surga yang di penuhi kenikmatan atau Neraka yang penuh dengan azab mengerikan.

Ketiga, keadaan antara keadaan pertama dan kedua. Yaitu keadaan setelah manusia diciptakan di dunia dan sebelum dia mati atau meninggal dunia. Itulah hari-hari kehidupannya selama berada di dunia.

Kalau seorang insan memperhatikan kadar waktu hidupnya di dunia dan membandingkannya dengan dua keadaan sebelum dan sesudahnya,maka dia pasti akan menyadari bahwa kehidupannya di dunia amat singkat. Lebih singkat dari pada kedepan mata jika dibandingkan masa-masa yang lainya

HAKIKAT DUNIA MENURUT AL-QUR’AN

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِه نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ ۗ حَتّٰى اِذَآ اَخَذَتِ الْاَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَآ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَآ اَتٰىهَآ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.” (QS. Yunus: 24).

HAKIKAT DUNIA MENURUT AS-SUNNAH

Demikian pula Rasulullah, sosok teladan yang menjelaskan di dalam hadits-hadits beliau tentang hakikat dunia yang hina lagi fana.

Abu hurairah menukilkan bahwa Rasulullah Shallallahu Aialihi Wasallam bersabda:

ملعونة ملعون ما الدنيا فيها الا ذكر الله وما والاه وعالما او متعلما

Artinya: “Dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya terkecuali dzikrullah, amal ketaat kepada Allah, dan seorang alim ulama atau penuntut ilmu.”[1]

Beliau pun memberikan gambaran tentang nilai dunia ini di sisi Allah melalui perbandingan yang begitu dalam berikut :

“ demi Allah dunia itu dibandingkan dengan akhirat hanyalah seperti seseorang diantara kalian yang mencelupkan jarinya ini kelautan , maka lihatlah apa yang dapat diambil jarinya itu.”

Beliau Shallallahu Aialihi Wasallam juga bersabda:

لوكانت الدنيا تعدل عند الله جناح بعوضة ما سقى كافرا منها شربة ماء.

Artinya: “Kalaulah dunia ini disisi Allah (nilainya) sebanding dengan sayap nyamuk ,tentu dia tidak akan memberikan kepada orang kafir walaupun hanyan seteguk air.”[2]

 

Suatu ketika Rasulullah melewati sebuah pasar,sedang para sahabat berada di sekeliling beliau.beliau melewati bangkai anak kambing yang telinganya kecil.Beliaupun mendekatinya lalu menariknya dengan menenteng telinganya.Beliau kemudian bertanya:

“Adakah di antara kalian orang yang hendak membeli (bangkai kambing) ini dengan harga satu dirham?”

Para sahabat menanggapi:”Beberapa pun harganya,kami tidak mau membelinya.Lagi pula,untuk apa bangkai ini?”beliau bertanya lagi:”Adakah di antara kalian yang hendak mengambilnya secara Cuma-Cuma?

Mereka kembali menjawab :”Demi Allah, meski ia hidup .tetap saja dianggap cacat,sebab telinganya kecil,lebih-lebih saat sudah menjadi bangkai saat ini.”beliau pun Shallallahu Aialihi Wasallam bersabda:

فوالله للدنيا أهون على الله من هذا عليكم.

Artinya: “Demi Allah, sesungguhnya dunia ini lebih hina dari pada (hinanya) bangkai kambing ini di mata(menurut pandangan) kalian.”[3]

Atas dasar itu Rasulullah  senantias memperingaktkan umatnya agar berhati-hai terhadap fitnah dunia.

PERMISALAN TENTANG HAKIKAT DUNIA

PERTAMA, Syahwat dunia dalam hati seperti syahwat makanan dalam lambung

Nabi bersabda: ” sunguh makanan anak adam itu dijadikan sebagai perumpamaaan bagi dunia.Coba liat apa yang keluar dari perut anak adam.Meskipun mereka membumbui dan mengarami makanan mereka,sungguh dia tahu akan mejadi apa makanan tersebut,”

KEDUA, penyesalan mendalam dirasakan para pencinta dunia disebabkan oleh kesibukan mereka terhadap berbagai kenikmatanya sehinggah lalai terhadap akhirat.

KETIGA, Rasullah memberi perumpamaan hidup di dunia seperti seorang yang mengadakan perjalanan sangat panjang menujuh Allah .Lantas ,di tengah panas yang begitu terik dia berteduh sejenak di bawah naungan di bawah pohon. Dan tidak lama kemudiian ,dia meranjak pergi meninggalkan pohon tersebut.

KEEMPAT, Nabi shalallahu alaihi wasalam memberikan perumpamaanan di dunia seperti seseorang yang memasukan jari tangannya ke dalam lautan. Seberapa lama air yang menempel pada jarinya, itulah permisalanan dunia jika dibandingkan dengan akhirat.

KELIMA, Dunia ini bagaikan lautan yang harus diseberangi oleh semua makhluk, supaya mereka sampai ke negeri  dan tempat tinggal yang nyaman lagi indah. Akan tetapu, mereka tidak mengkin mengarunginya tanpa adanya kapal penyelamat.Allah mengutus para rasul –Nya untuk memberitahu para umat manusia cara menemukan kapal tersebut, sehinggah mereka  menaikinya. Kapal penyelamat itu tidak lain ialah ketaatan kepada Allah serat  Rasul-Nya , beribadah kepada-Nya  semata-matadan mengikhlaskan amal perbuatan hanya untuk-Nya, semangat beramal semi akhirat,juga berusah dengan sungguh-sungguh dalam meraih nikmat abadinya. Lantas orang-orang yang mendapatkan taufik dari Allah pun bangkitdan menaiki kapal penyelamat itu.mereka tidak suka menyelami lautan,karena merekam mengetahui lautan itu tidak dapat di seberangi dengan menyelam maupun berenang. Adapun dengan orang-orang yang dungu merasa berat untuk membuat kapal dan alat-alat pelengkapnya lagi enggan menaikinya.Mereka berseru :”kami akan menyelami lautan, jika tidak mampu kami akn mengarunginya dengan berenang.” Demikian seruan mereka yang mayoritasnya pencinta dunia,lalu mereka menyelam .saat gagal menyembarang dengan cara ini mereka berusaha untuk mengarungi lautan dengan berenang :mereka terus berenang hinggah letih dan akhirnya tengelam.sementara para penumpang kapal bisa selamat sebagaimana oaring-orang beriman selamat bersama nabi Nuh manakala semua penghuni bumi tengelam akibat air bah.

KEENAM, Perumpamaan dunia suatu bejana yang penuh dengan madu dan ia dilihat oelh lalat, maka lalat-lalatpun terbang menjuh kepadanya.Ada yang hinggap dan menghisabsesuai kebutuhan , da nada pula yang tidak mampu menahan diri sehinggah melanpaui batas lalu tengelam di dalamnya.

KETUJUH, Perumpamaan dunia seperti orang yang menyalakan api yang besar pada malam hari sehinggah kupu-kup, berlalang, juga kelekatu (laron) melehat cahaya darinya.Maka mereka mendekati api itu dan berdesak-desakan di sekelilinginya. Sebagian mereka mendekati api itu dan berdesak-desakan di sekelilingnya. Sebagaian mereka mengetahui bahaya panasnya, maka ia cukup mengambil cahaya darinya sambil menghangatkan diri dari kejauhan .

KKEDELAPAN, Dunia ini dianologikan seperti suatu kaum yang pergi bersafar dengan membawa harta benda serta keluarga masing-masing. Mereka melewati lembah berliku-liku yang memiliki banyak air dan buah-buahan. Mereka pun singgah di sana serta memasang tenda-tenda. Bahkan sebagian mereka membangun rumah dan istana. Kemudian seseorang yang di kenal tulus dalam nasiat, jujur, dan amanah lewat. Orang itu berkata : ”Sesungguhnya sungguh aku melihat dengan kepala sendiri atau pasukan musuh yang berbalik di lembah ini, menujuh kalian. Maka itu ikutilah bersamaku, akan aku beri tahu kalian selamat dari kejahatan mereka meski begitu,hanya sebagian kecil dari mereka  yang mendengarkan . lalu dia berteriak menyeru mereka: ”Wahai umurku, selamatkanlah diri kalian!” Sebagian orang yang mendengar seruannya bergegas menyeruh istri, anak –anak, dan keluarganya,Akan tetapi, sebagian  yang alin nya menanggapi sinis: ”Bagaimana mungkin kita pergi meninggalkan lembah ini, sementara binatang –binatang ternak , terlebih lagi kami merasa betah tinggal di sini?”

Sang  peberi nasiat itu pun berkata kepada mereka: ” hendaklah tiap-tiap menyelamatkan diri serta mengambil diri serta mengambil perhiasan yang budah dibawa. Sebab jika tidak,niscaya kalian akan ditawan atau disiksa lantas hartanya akan dirampas oleh musuh. ” Seruan ini terasa begitu berat bagi para pemilik harta dan pemuka kaum agar berpindah serta meninggalkan kenikmatan dan kemegahan yang selama ini  dirasakan. sehinggah orang dungu mengatakan: ”aku akan mengikuti mereka yang tinggal di lembah itu, karena mereka memiliki harta dan keluarga yang lebih banyak dari pada aku. Apa yang menimpa mereka juga akan menimpa diriku.”

Tak lama kemudian ,bangitlah segelintir atau sedikit orang bersama pemberi nasehat itu,mengikutinya dan mereka pun selamat dari tangan-tangan jahat musuh.Esok harinya,musuh menyerang kaum yang memilih nenetap di lembah itu,lalu mebunuh dan merampas harta benda mereka.

Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian Allahu a’lam bi shawab……

REFERENSI:

Diringkas oleh: HELMILIA PUTRI dari kitab TERAPI DARI PENYAKIT WAHN(CINTA DUNIA) penulis Abu ihsan Al-ATSARI &UMMU IHSAN penerbit PUSTAKA IMAM ASY-SYAFI’I

 

[1] Hadits riwayat at-tirimizi(2322)dari abu hurairoh,serta dishohikan al-albani dalam silsilah ash-shahihah

[2] Hadits riwayat hakim (7847) dan at-tirmizi (2320), dishihikan al-albani dalam shihi al-jami (5292)

[3] Hadits riwayat muslim (7607).

Baca juga artikel:

Sudahkah Membangun Rumah Abadi

Hadits Takkan Pernah bisa Dipisahkan Dengan Al-Qur’an 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.