Kita semua pasti punya harapan agar bisa masuk ke surga, terlebih lagi sudah pernah ada yang masuki ke surga di awal penciptaan manusia, yaitu Nabi Adam dan juga istrinya (Hawa’), ketika keduanya diturunkan oleh Allah ke muka bumi, maka Allah menjanjikan kepada Adam, hawa’ beserta keturunan-keturunannya yang bertakwa kepada Allah untuk bisa masuk ke surga lagi di akhirat kelak, dikecualikan bagi yang tidak mau masuk ke dalam surga karena kekufurannya, kemaksiatannya, dll. Allah تعالى berfirman:
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ (27) فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (28) وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (29) وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (30) وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ (31) وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ (32) لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ
Artinya: “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu, Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri. Dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya. Dan naungan yang terbentang luas. Dan air yang tercurah. Dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti buahnya dan tidak terlarang mengambilnya (QS. Al-waqi’ah: 27-33). Begitu pula dalam ayat lainnya:
ذَوَاتَا أَفْنَانٍ
Artinya: “Kedua surga itu mempunyai pohon- pohonan dan buah- buahan (QS. Arrahman: 48 ). Dan juga dalam ayat lainnya:
فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ
Artinya: Di dalam keduanya ada ( bermacam- macam ) buah- buahan dan kurma serta buah delima (QS. Arrahman: 68 )
Maksud dari kata Almakhdud adalah pohon yang telah terpotong durinya sehingga bersih dari duri. Ini pendapat ibnu ‘abbas, mujahid, muqatil, Anu Ahwash, Qasamah bin Zuhair, dan ulama lainnya. Mereka berhujjah dengan dua dalil,
Pertama bahwa kata al khaddadu artinya adalah alqhot’u yang berarti terpotong. Kullu rhutobin qadabtahu maksudnya adalah setiap rumput yang telah anda potong. Termasuk pecahan dari kata di atas ialah kata alkhadadu yang berarti potongan kayu. Alkhadadu yaitu kayu lembek yang tidak berduri.
Kedua Ibnu abu Daud berkata kepada kami Muhammada al-musaffa yang berkata bahwa berkata kepada kami muhammad bin mubarok yang berkata bahwa berkata kepada kami Yahya bin hamzah yang berkata bahwa berkata kepada kami tsaur bin yazid yang berkata bahwa berkata kepada kami habib bin abid dari utbah bin assulami yang berkata:
كنت جالسا مع رسول الله صلى الله عليه ويلم فجاء أعرابي فقال: يارسول الله أسمعك تذكر في الجنة شجرة لا أعلم شجرة أكثر شوكا منها يعني الطلح ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه ويلم: إن الله جعل مكان كل شوكة منها ثمرة مثل خصوة التيس الملبود, فيها سبعون لونا من الطعام لا يشبه لونا آخر
Artinya: Aku sedang duduk- duduk bersama dengan Rasulullah, tiba- tiba datanglah orang badui. Katanya Rasullah, aku dengar baginda mengatakan bahwa di surga terdapat pohon yang durinya sangat banyak. Menurut sepengetauanku tidak ada pohon yang durinya lebih banyak daripada pohon Ath-Thalhu? Rasulullah menjawab: Sesungguhnya Allah menggantikan bekas setiap tempat duri dengan buah- buahan persis seperti domba yang bulunya lebat. Di dalam buah-buahan tersebut terdapat 70 rasa dan rasa yang satu berbeda dengan rasa yang lainnya ( Diriwayatkan Abu nu’aim )
Abdullah bin mubarok berkata bahwa berkata kepada kami Shofwan bin Amr dari salim bin amir رضي الله عنه yang berkata:
Para sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم berkata: Kalau Allah menghendaki, Ia memberi syafaat kepada kita melalui pertanyaan- pertanyaan orang badui. Selang waktu kemudian orang badui datang. Katanya wahai Rasulullah, Allah menyebutkan bahwa di surga terdapat pohon yang menyakitkan. Padahal menurut sepengetahuanku di surga tidak ada pohon yang menyakitkan penghuni surga? Rasulullah menjawab pohon apa yang di maksud? Orang badui berkata: pohon bidara berisi banyak buah- buahan yang mempunyai duri menyakitkan. Rasulullah bersabda: Bukankah Allah telah berfirman: pohon bidara tidak berduri? Allah telah memotong durinya kemudian menggantinya dengan buah- buahan di setiap bekas tempat duri tersebut ( Diriwayatkan hakim )
Sebagian orang berpendapat bahwa almkhdudu adalah pohon yang berisi banyak buah- buahan. Pihak lain menyangkal pendapat ini dengan mengatakan bahwa alkhadadu tidak pernah dikenal dengan arti alhimlu ( penuh dengan buah- buahan ) dalam bahasa arab. Pendapat yang menyangkal kelompok ini juga tidak benar. Justru pendapat yang benar adalah pendapat tadi. Buktinya ketika Allah mencabut duri dari pohon tersebut. Kedua hadits di atas secara tegas mengandung dua pengertian tersebut.
ATH- THALHU
Tentang maksud kata aththalhu, para pakar tafsir berpendapat bahwa pohon tersebut adalah pohon pisang. Mujahid berkata: mereka terbuat denga pisang kampung dan pesonanya.
Kelompok lain beranggapan, bahwa athtalhu adalah pohon besar dan tinggi. Ia hidup di padang pasir dan banyak duriny.
Pengantarnya memberi kabar gembira dengan mengatakan, besok pagi Anda akan melihat pohon thalhu ( pohon yang besar lagi tinggi ) dan gunung- gungung.
Pohon tersebut bercahaya harum dan rindang. Ia di lengkapi dengan buah- buahan di bekas tempat duri. Kata ibnu kutaibah pohon tersebut penuh dengan buah- buahan dan dedaunan dari bawah hingga atasnya. Batangnya tidak meyempal.
Masyruq berkata: dedaunan surga tersusun rapi dari bawah hingga atasnya. Sungai- sungainya mengalir tanpa melewati aliran sungai.
Kata laits, athalhu adalah pohon sejenis ummu ghailan yang tidak ada duri bengkok padanya. Ia termasuk pohon berduri yang paling besar. Batangnya paling kokoh dan sangat indah.
Abu ishdiaq berkata: tidak ada salahnya kalau pohon athtalhu di artikan dengan pohon ummu ghailan. Karena pohon ummu ghailan bercahaya dan aromanya sangat wangi mereka di iming-iming dengan apa yang di gandrunginya. Nilai pohon tersebut di bandingkan dengan bumi seperti halnya nilai lebih apa saja yang ada di surga di bandingkan dengan dunia dan seisinya. Amalan di surga jauh lebih tinggi nilainya daripada amalan di dunia. Kelihatannya, orang yang menafsiri athalhu mandzhudu dengan pengertian pohon pisang itu hanya membuat perumpamaan dengannya karena memang susunan buah pisang sangat indah. Kalaupun toh tidak begitu, sesungguhnya arti athalhu dalam bahasa arab adalah pohon tinggi besar yang hidup di padang pasir. Wallhu a’lam.
Dalam Shahih al bukhori dan shahih muslim, di sebutkan hadit dari Abu zayyad dari al a’raj dari dari abu khuroiroh yang berkata bahwa rasulullah bersabda:
إن في الجنة شجرة يسير الراكب في ظلها مائة عام لا يقطعها, فاقرأوا إن شئتم: وظل ممدود
Artinya: Sesungguhnya di surga, terdapat satu pohon. Penunggang kuda berjalan di bawah naungannya selama 100 tahun. Namun ia tidak kuasa melewatinya. Kalau kalian tidak keberatan, silahkan baca ayat, dan naungan yang terbentang luas ( di riwayatkan bukhori dan muslim ).
Dalam shahih bukhori dan muslim, di sebutkan hadits dari abu hazim dari sahl bin sa’id Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah yang bersabda:
إن في الجنة لشجرة يسير الراكب في ظلها مائة عام لا يقطعها
Artinya: “Sesungguhnya di surga, terdapat satu pohon. Penunggang kuda berjalan di bawah naungannya selama 100 tahun. Namun ia tidak kuasa melewatinya “. ( di riwayatkan oleh bukhori dan muslim )
REFERENSI:
Judul artikel: pohon di surga
Dari kitab: Tamasya ke surga
Karya: ibnu qayyim al- jauziyyah
Cetakan: ke-19
Peringkas: Muslihan (Pengajar ponpes DQH OKU Timur)
BACA JUGA :
Leave a Reply