
Penuntut Ilmu dan Waktu Luang – Waktu yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan lebih mahal daripada emas karena ia adalah kehidupan bagi kita. seorang penuntut ilmu tidak layak menyia-nyiakan waktu luangnya untuk bercanda, bergurau, bermain-main, dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat Karena Iya tidak akan pernah bisa mengganti waktunya yang telah berlalu.
Siapa yang lalai terhadap waktunya, semakin besarlah kerugiannya sebagaimana orang yang sakit merasa rugi kehilangan kesehatan dan kekuatannya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari, no: 5933)
Seorang muslim yang terkumpul dua nikmat ini pada dirinya kesehatan badan dan waktu luang, maka seharusnyalah menunaikan hak keduanya yaitu bersyukur kepada Allah dengan memanfaatkan keduanya untuk melakukan ketaatan dan meraih keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Jika ia menyia-nyiakan maka ia adalah orang yang tertipu alias merugi besar dan bangkrut. sebab, kesehatan akan digantikan dengan sakit dan waktu luang akan digantikan dengan kesibukan. sebagaimana seorang pedagang yang memiliki modal ia harus meraih keuntungan dengan modal nya itu.Begitu juga seorang muslim memiliki modal, yaitu kesehatan dan waktu luang, maka Iya tidak boleh menyia-nyiakannya pada selain ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang merupakan perdagangan yang paling menguntungkan.
Seorang penuntut ilmu harus memanfaatkan waktu luangnya dengan sebaik-baiknya ia tidak boleh menunda-nunda melakukan berbagai Kebaikan.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam memegang kedua pundak ku Seraya bersabda:
كن في الدنيا كأنك غريب، أو عابر سبيل وكان ابن عمر – رضي الله عنهما – يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك
Artinya: “Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)
Imam an-nawawi Rahimahullah berkata , hendaknya seorang penuntut ilmu berkemauan keras untuk belajar ilmu syar’i, senantiasa menggunakan seluruh waktunya untuk menuntut ilmu, baik malam maupun siang, dia tidak mau sedikitpun waktunya hilang sia-sia dengan tidak memperoleh ilmu kecuali sekedar keperluan makan, kan tidur, dan hal-hal yang mesti dia lakukan .
Muhammad bin Abdul Baqi rahimahullah mengatakan Aku tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang pernah berlalu dari umurku untuk bermain-main dan berbuat yang sia-sia.
Ketahuilah sesungguhnya waktu itu dibagi menjadi beberapa bagian, Al Khalil bin Ahmad rahimahullah mengatakan, waktu itu ada tiga bagian, waktu yang Telah berlalu darimu dan takkan kembali, waktu yang sedang kau alami dan lihatlah bagaimana ia akan berlalu darimu, Dan Waktu yang engkau tunggu bisa jadi engkau tidak akan mendapatkannya.
Ada riwayat yang sangat mengagumkan, yang menunjukkan kesungguhan mereka dalam menggunakan waktu, yaitu riwayat yang disebutkan oleh Imam ADz-dzahabi tentang Daud bin Abi Hindun rahimahullah, Daud berkata, ketika kecil aku berkeliling pasar, Ketika pulang aku usahakan diriku untuk berdzikir kepada Allah ta’ala hingga tempat tertentu, jika telah sampai tempat itu kuusahakan diriku untuk berdzikir kepada Allah hingga tempat selanjutnya, hingga sampai di rumah tujuannya adalah menggunakan waktu dari umurnya.
Diantara beberapa kesempatan yang sering di sia – siakan adalah :
- Banyak Berkunjung
Banyak berkunjung dan berkumpul adalah merupakan tali pengikat dan penguat rasa kasih sayang dan persaudaraan. Selain itu ,ia juga dapat menambah keimanan seorang hamba ketika dekat dengan saudaranya. Tetapi apabila perkumpulan itu tidak dimanfaatkan untuk menambah ilmu dan saling menasehati,maka pada beberapa kesempatan kita wajib meninggalkan nya.
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan, berkumpul bersama teman itu dibagi menjadi dua : salah satunya adalah berkumpul untuk kesenanagn dan menghabiskan waktu, maka hal ini bahaya nya lebih besar dari manfaat nya,minimal hal ini akan merusak hati dan menyia nyiakan waktu. Dan yang kedua berkumpul bersama mereka untuk saling bekerja sama dakam meraih kesuksesan hidup dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.Hal ini termasuk perbuatan yang mulia dan bermanfaat ,namun menimbulkan tiga bahaya : Saling berbasa basi,banyak bicara dan berkumpul lebih dari kebutuhan.Hal ini menjadi kecenderungan hati dan kebiasaan sehingga menghalangi tujuan utamanya.
Kita dapat membuktikan perkataan ini jika kita memperhatikan perkumpulan sebagian saudara saudara kita bersama teman teman nya. Kita akan mengetahui bahwa mereka menghabiskan satu sampai dua jam bahkan lebih. Seandainya waktu berkumpul itu digunakan untuk membaca buku dangan seksama, niscaya didapatkanlah manfaat dan pengetahuan yang banyak.
- Sibuk dengan Urusan yang Tidak Terlalu Penting
Orang yang sibuk dengan urusan yang tidak terlalu penting dan orang yang apabila telah membaca buku satu jam merasa puas,maka ia akan sering menggunakan waktu luang nya untuk bersantai santai saja. Salah satu kebiasaan buruk yang mesti dijauhi adalah menonton televisi,baca koran,chatigan yang tidak penting dan hal hal yang sepertinya.
Imam Asy Syafi’i Rahimahullah pernah ditanya : Bagaimana keiginan Anda terhadap ilmu? Beliau menjawab,’ ibarat seorang ibu yang mencari seorang anaknya yang hilang,dan dia tidak memiliki anak kecuali anak tersebut.
- Waktu antara adzan dan iqamat
Diantara waktu yang sering kita sia siakan adalah waktu antara adzan dan iqamat. Siapapun yang menggunakan waktu antara adzan dan iqamat untuk membaca Alqur’an,baik mengulang hafalan nya maupun menghafalkan nya, niscaya ia akan banyak menghafalkan nya.
Gunakan juga waktu antara adzan dan iqamat untuk berdo’a, sebab do’a pada waktu itu tidak ditolak. Sebagaimana Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam :
الدعاء لا يرد بين الاذان ؤ الاقامة
Artinya: “Do’a tidak ditolak antara adzan dan iqamah” (Sahih At Tirmidzi No. 212.3595)
Seandainya kita menggunakan waktu antara keduanya bukan saja karna berharganya waktu ini tetapi juga ingin mendapatkan pahala bersegera menuu shalat,maka kita akan mendapatkan banyak manfaat berupa ketenangan jiwa dan raga, selain manfaat mendapatkan ilmu.
Berusahalah dengan sungguh sungguh , setelah mengiklaskan niat karna Allah Subhaanahu wa Ta’ala ,untuk mengunakan waktu dengan hal hal yang bermanfaat seperti membaca,menulis,murajaah,dan yang bermanfaat lain nya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
من حسن اسلام المرء تركه ما لا يعنيه
Artinya: “Diantara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya”. (Sahih At Tirmidzi No. 2317).
Pentingnya Waktu Dalam Menuntut Ilmu
Waspadalah dari menyia nyiakan waktu untuk sesuatu yang membahayakan atau hal hal yang tidak bermanfaat. Sebab, hari hari itu bagaikan kehidupan kita, Apabila suatu hari telah berlalu,hilanglah sebagian dari kehidupan kita. Bersungguh sungguhlah dalam mengatur waktu dan menggnakannyanuntuk hal hal yang bermanfaat.
Diantara bentuk memanfaatkan waktu adalah bersegera dalam menuntut ilmu dimasa muda karena masa ini adalah masa yang penuh kekuatan,semangat dan tekad yang kuat. Imam Ibnu Jama’ah Rahimahullah mengatakan, Hendaknya seorang penuntut ilmu bersegera memanfaatkan masa muda nya dan seluruh waktu dari umurnya untuk memeperoleh ilmu,janganlah ia tergoyahkan dengan angan angan kosong dan menunda nunda,karena setiap jam dari umurnya akan berlalu,tidak akan pernah kembali dan tidak dapat diganti.
Diantara bentuk memanfaatkan waktu juga adalah mengatur waktu dalam menuntut berbagai ilmu,mengatur waktunya untuk setiap ilmu yang sesuai dan mengaturnya untuk mendapatkan apa yang bermanfaat baginya. Imam Ibnu Jama’ah mengatakan tentang jenis yang kelima dari adab-adab penuntut ilmu terhadap dirinya sendiri, “Hendaklah dia membagi waktu malam dan siang nya,dan memanfatkan umur yang tersisa padanya karna umur yang tersisa tidak ada bandingan nya.
Diantara bentuk memanfaatkan waktu juga adalah meninggalkan berlebih lebihan dala bergaul,keluar ke jalan jalan,kepasar atau ketempat lain nya untuk melakukan hal hal yang tidak peting dan tidak bermanfaat. Karena perbuatan seperti ini bahaya ya lebih besar daripada manfaatnya,dengan demikian wajib berhati hati dari hal ini. Bahaya yang paling kecil adalah menyia nyiakan waktu teman duduknya dan tidak adanya mamfaat yang diperoleh dibalik duduk duduknya itu karena banyak nya canda,berbsa basi,bergurau dan ngobrol yang tidak ada manfaatnya.
Diantaranya juga yaitu meninggalkan berlebih lebihan dakam tidur, tidurlah sesuai dengan kebutuhan. Imam Ibnu Jama’ahmengatakan mengenai adab penuntut ilmu syar’i dengan dirinya sendiri “Hendaklah menyedikitkan waktu tidurselama ridak mendatangkan kemudharatan pada badan dan otaknya.,Janganlah menambah waktu tidurnya melebihi delapan jam,yairu sepertiga waktunya(dari 24 jam). Jika keadaan nya memungkinkan untuk tidur kurang dari waktu tersebut,maka lakukanlah.
Kewajiban seorang penuntut ilmu adalah memelihara waktu,jangan habiskan kecuali untuk perkara – perkara yang bermanfaat karena waktu adalah modal bagi penuntut ilmu,bersungguh sungguhlah menjaganya sebagaimana kesungguhan kita dalam menuntut ilmu.
Imam Ibnul Qayyim mengatakan ‘ ada empat hal yang membuat hati jadi keras, yaitu berlebihan dalam berbicara,berlebihan dalam makan,berlebihan dalam tidur dan berlebihan dalam bergaul.
Wallahul Muwaffiq.
REFERENSI:
Diambil dari Kitab Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga, Karya Utadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Ditulis Ulang Oleh: Husein Adek Putra pada tanggal 24 Desember 2020
BACA JUGA :
Leave a Reply