Fikih Shalat Tahajjud

fikih shalat tahajjud

Fikih Shalat Tahajjud – Dikatakan, “Hajada ar-Rajulu” artinya –secara bahasa- adalah lelaki tidur malam. Dikatakan juga, artinya salat di waktu malam. Adapun orang yang bertahajjud, artiya orang yang bangun malam untuk melakukan salat.

B. Hukum Salat Tahajud Adalah Sunnah Mu’akkad

Hal ini dibuktikan dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul serta Ijma’ ulama kaum Muslimin. Allah berfirman,

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-Furqan: 64)

Allah juga berfirman,

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (16) فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (17)

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang meeka selalu berdoa kepada Rabb mereka denga rasa takut dan harap, serta menafkahkan sebahian dari rizki yang telah Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak menetahui apa yang disembunyikan untuk mereka (yakni macam-macam nikmat) yang menyedaplan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang yang mereka kerjakan.” (As-Sajdah:16-17).

Juga firman Allah,

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)

“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.” (adz-Dzariat: 17-18)

Allah juga berfirman,

لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ (113)

“Mereka membaca ayat-ayat Allah di pertengahan malam, sedangkan mereka dalam keadaan sujud.” (Ali-Imran: 113).

Sementara dalam ayat lain, Allah juga berfirman,

……. وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ (17)

“Dan orang-orang yang memohon ampun kepada Allah diwaktu sahur (sebelum fajar menyingsing mendekati Shubuh).” (Ali-imran: 17).

Allah menceritakan karakter orang-orang yang sempurna imannya yang selalu menjalankan salat malam, sebagai orang berilmu, dan meninggikan derajat mereka. Allah berfirman,

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (9)

“Apakah kamu wahai orang –orang yang mustik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya? Katakanlah, ‘Adakah sama orang-rang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (az-Zumar: 9).

Karena demikian agungnya persoalan salat malam ini, dalam ayat lain Allah berfirman kepada Nabi-Nya,

يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)

“Wahai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah untuk salat di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya). Yakni seperdua dari padanya, atau kurangilah dari seperduanya sedikit. Atau lebihkan dari seperdua, dan bacalah al-Quran dengan perlahan-lahan.” (al-Muzammil:1-4).

Dalam ayat lain, Allah juga berfirman,

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79)

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat Tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Rabbmu akan mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (al-Isra: 79).

Sebagaimana juga dalam Firman-Nya,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلًا (23) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِمًا أَوْ كَفُورًا (24) وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (25) وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا (26)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang berdosa dan orang kafir di antara mereka. Dan sebutlah nama Rabbmu pada setiap pagi dan petang. Dan pada sebagian malam, maka bersujudlah kepadaNya dan bertasbihlah kepadaNya pada bagian yang panjang di malam hari. (al-Insan: 23-26).

Dalam ayat lain, Allah berfirman,

وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ (40)

“Dan pada sebagian malam, maka bertasbihlah dan pada akhir sujud (salat).” (Qaf: 40).

Dalam ayat lain,

وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ (49)

“Dan bertasbihlah kepadaNya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” (ath-Thur: 49).

Rasulullah sendiri telah memberi anjuran untuk melakukan salat malam melalui sabda beliau,

“Puasa yang paling utama setelah pasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram, dan Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat sunnah malam.” (HR. Muslim).

C. Keutamaan Salat Malam Sangatlah Besar

Dalilnya adalah beberapa hal berikut:

1. Perhatian Rasulullah terhadap salat malam sampai kedua telapak kaki beliau bengkak-bengkak.

Rasulullah selalu bersungguh-sungguh melakukan salat malam, dari Aisyah diriwayatkan,

“Bahwasanya Nabi biasa melakukan salat malam hingga kedua telapak kaki beliau bengkak. Maka Aisyah bertanya, ‘Kenapa Anda lakukan semua ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa Nda yang terdahulu dan yang akan datang? ‘Beliau menjawab, ‘(Justru itu), apakah tidak selayaknya aku menjadi hamba yang bersyukur?” (Muttafaqun ‘alaihi)

Dari al-Mughirah diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Nabi biasanya melakukan salat malam hingga kedua telapak kaki beliau bengkak. Maka ditanyakan kepada beliau, ‘(Bukanlah) Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang terdahulu dan yang akan datang?’ Beliau menjawab, ‘(Justru itu), apakah tidak selayaknya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Sungguh bagus yang diungkapkan oleh salah seorang sahabat Nabi yang menyatakan,

“Di antara kami ada Rasulullah yang selalu membacakan ayat-ayat Rabbnya,

Bila cahaya fajar mulai menyingsing dari ufuk dunia.

Beliau berada di malam hari dengan menjauhkan tubuhnya dari pembaringan

Kala orang-orang kafir sudah terenyak pulas di tempat tidur mereka

2. Salat Malam adalah Penyebab Terbesar Masuk Ke Dalam Surga.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Salam bahwa ia menceritakan,

“Ketika Nabi tiba di Madinah kaum muslimin berkumpul mengerumuni beliau. Sebagian di antara mereka berkata, ‘Rasullah sudah datang, Rasulullah sudah datang, Rasulullah sudah datang,’ sebanyak tiga kali. Aku pun ikut datang di tengah kerumunan irang banyak untuk dapat melihat beliau. Ketika wajah beliau terlihat jelas olehku, aku pun segera menyadari bahwa wajah beliau bukanlah wajah seorang pendusta. Dan yang pertama kali terdengar olehku dari ucapan beliau adalah,

“Wahai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, berikanlah makan (kepada fakir miskin), peliharalah hubungan silaturahim, salat-lah di waktu malam ketika manusia sedang tidur lelap; niscaya kalian kan masuk surge dengan selamat’. (HR. Ahmad, dan Tirmidzi)

3. Salat malam termasuk penyebab terangkatnya derajat di kamar-kamar surga.

Dalilnya adalah hadits Abu Malik al-Asy’ari yang menceritakan, Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya di dalam surge itu terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalamna, dan bagian dalamnya terlihat dari luarnya; yang Allah persiapkan bagi orang yang suka memberi makan (fakir miskin), berbicara lemah lembut, berpuasa berkesinambungan, menyebarkan salam, dan salat malam kala orang banyak sedang tertidur nyenyak. (HR. Ahmad, dan Tirmidzi)

5. Allah memuji orang-orang yang bangun malam termasuk hamba-hambanya yang shalih dan hamba-hamba ar-Rahman.

Allah berfirman,

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

“dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (al-Furqan: 64)

6. Allah berfirman memberi persaksian terhadap uman mereka yang sempurna.

Firman-Nya,

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (16)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-prang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila dipeingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih, serta memuji Rabbnya sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya,sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepada mereka.” (as-Sajdah: 15-16)

7. Salat malam termasuk Sunnah yang sangat dianjurkan. Ia termasuk ciri-ciri orang yang bertakwa. Dari Abu Malik al-Asy’ari Radiallahu ‘Anhu, Nabi bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat beberapa ruang yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar. Allah menyediakannya bagi orang yang suka memberi makan, melunakkan perkataan, senantiasa berpuasa, dan salat malam saat manusia tidur.” HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.

REFERENSI:

Referensi: Amalan sunnah setahun karya Ustadz Yazid Bin Abdul Qodir Jawaz

Penerbit: Khazanah Fawaid

Oleh Sahl Suyono

BACA JUGA:

Be the first to comment

Ajukan Pertanyaan atau Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.