Fase Kehidupan Manusia

fase kehidupan manusia-1

Fase Kehidupan Manusia – Sesungguhnya jika manusia memperhatikan perjalanan hidupnya, sejak ia diciptakan sampai akhir hidupnya di dunia ini, pasti akan mendapati banyak bukti kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala sering mengingatkan manusia akan hal ini, agar mereka ingat dan waspada dalam menjalani hidup ini, yaitu supaya tetap beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Semata tidak beribadah kepada selain-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْن .وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ

Artinya: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS.adz-Dzariyat/51: 20-21)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman :

اَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللّٰهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُه  ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْر قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ بَدَاَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللّٰهُ يُنْشِئُ النَّشْاَةَ الْاٰخِرَةَ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر ٌيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَاِلَيْهِ تُقْلَبُوْنَ ۚ   ٌ

Artinya: “Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia permulaannya, kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah, “Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah Bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Ankabut/29: 19-20)

 MASA KUAT DIANTARA DUA MASA LEMAH

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan bahwa manusia mengalami dua kali masa lemah yaitu di awal dan di akhir penciptaannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ

Artinya: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi maha kuasa. (QS.ar-Rum/30: 54)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan perpindahan manusia dalam fase-fase penciptaannya, dari satu keadaan di bidang saraf ke keadaan berikutnya. Asal manusia adalah dari tanah, lalu dari nutfah (setetes mani), lalu segumpal darah, lalu segumpal daging. Hidupkan roh padanya, lalu dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan lemah tanpa daya dan kekuatan. Kemudian dia tumbuh sedikit demi sedikit hingga menjadi bayi, dia menjadi anak muda, lalu menginjak puber, lalu menjadi pemuda yang kuat. Inilah masa kuat setelah masa lemah. Kekuatannya mulai berkurang, lalu menjadi tua, bertambah tua, lalu jadi pikun. Inilah masa lemah setelah masa kuat. Keinginan menjadi melemah, juga beruban, sifat-sifat lahir dan batin juga berubah.” ( tafsir al-Quranil ‘Azhim, Ibnu Katsir, surat ar-Rum/30:54)

MASA LEMAH PERTAMA

Allah Subhanahu Wa Ta’ala banyak menerangkan masalah lemah yang pertama pada manusia, yaitu sejak Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakannya dalam perut ibu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

اَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍ فَجَعَلْنٰهُ فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْن  ٍاِلٰى قَدَرٍ مَّعْلُوْمٍۙ  فَقَدَرْنَاۖ فَنِعْمَ الْقٰدِرُوْنَۙ

Artinya: “Bukankah kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian kami meletakkannya dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan, lalu kami tentukan bentuknya, maka Kamilah sebaik-baik yang menentukan. (QS. al-Mursalat/77: 20-23)

Ketika menjelaskan ayat ke-54 dari surat ar-Rum, Syaikh Abdurrahman Nashir as-sa’di rahimahullah, berkata, “Allah memberitahukan keluasan ilmu-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memulai penciptaan manusia dari masa lemah, fase-fase awal dari penciptaannya, mulai setetes air mani, lalu segumpal darah, lalu segumpal daging, sehingga menjadi janin dalam rahim sampai dilahirkan, sebagai bayi. Saat itu dia berada dalam kondisi sangat lemah tidak memiliki kekuatan dan kemampuan. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu menambahkan kekuatan sedikit demi sedikit sehingga mencapai usia pemuda, kekuatannya sampai puncaknya, jadi sempurna kekuatan lahiriah dan batiniyahnya. Kemudian manusia berpindah dari fase ini dan kembali menuju kelemahan beruban dan kepikunan”. (taisirul karimir Rahman, surat ar-Rum/30:54)

MASA KUAT MANUSIA

Diri manusia adalah lemah bukan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala niscaya manusia tidak akan memiliki kekuatan dan kemampuan. Dan kekuatan manusia itu jika selalu bertambah sering menjadikan mereka lupa kepada sang pencipta.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Artinya: “Dialah telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (QS.an-Nahl/16: 4)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ. وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ. قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Artinya: “Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakan dari setetes air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penentang yang nyata! Dan Ia membuat perumpamaan bagi kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; Iya berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh? “Katakanlah: “dia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali pertama. Dan dia maha mengetahui tentang segala makhluk. (QS. Yasin/36: 77-79)

Lihatlah bagaimana manusia dikelilingi kelemahan dalam fase-fase hidupnya, ketika berada dalam masa kuat, dia membantah Robnya yang maha perkasa! Alangkah indahnya manusia ini! Dia merupakan nikmat Rab-nya lalu mengingkari kekuasaan-Nya!

MASA  LEMAH KEDUA

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga mengingatkan akhir fase kehidupan manusia yang memberi umur panjang di dunia yaitu masa pikun, penyakit yang tidak ada obatnya. Hanya kematian yang dia nanti tidak ada lain lagi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰىكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْر

Artinya: “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya.. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha kuasa. (QS. an-Nahl/16: 70)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada kejadiannya (maksudnya: Kembali menjadi lemah dan kurang akal). Maka apakah mereka tidak memikirkan? (QS. Yaasin/36: 68)

RATA-RATA  UMUR UMAT SEKARANG

Umur umat ini lebih pendek bila dibanding dengan umur umat-umat di zaman dahulu. Oleh karena itu selayaknya kita memperhatikan pemanfaatan umur kita yang singkat ini?

Dalam sbuah hadits disebutkan:

عن أبي هريرة قال قال  رسول الله صلى الله عليه وسلم أعمار أمتي ما بين ستين الى سبعين وأقلهم من يجوز ذلك

“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, ” umur umatku berkisar antara 60 tahun sampai 70 tahun, dan sedikit lewatinya.” (HR. Tirmizi dihasankan oleh Al-Albani)

Imam Al Mubarok Fury rahimahullah berkata, “sabda Nabi” umatku berkisar antara 60 sampai 70 tahun”, yaitu akhir mayoritas umur umatku antara keduanya, “dan sedikit yang melewatinya”, ya itu melewati 70 tahun sehingga mencapai 100 tahun atau lebih. Al Qori’ rahimahullah berkata, “paling panjang yang kami ketahui dari kalangan umat ini dari kalangan para sahabat dan para imam yang diberi umur panjang adalah umur Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau wafat ketika berumur 103 tahun. Asma binti Abu Bakar radhiallahu anhuma yang wafat dengan umur 100 tahun, dengan tanpa satu gigi pun yang tanggal dan tanpa mengalami kepikunan. Ada lagi yang umurnya melebihi keduanya yaitu Hasan bin Tsabit radhiyallahu anhu yang wafat dengan umur 120 tahun, beliau hidup 60 tahun di zaman Jahiliyah dan 60 tahun di zaman Islam. Yang lebih panjang lagi umurnya adalah Salman Al Farisi, beliau hidup selama 250 tahun, ada yang mengatakan hidup selama 350 tahun, Mun yang awal lebih benar”. ( Tuhfathul ahwadzi, 9/376-377)

Rata-rata umur umat ini antara 60 sampai 70 tahun, maka barangsiapa telah mencapai usia ini dan sudah datang padanya dakwah, namun dia tetap tidak beriman maka alasannya tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana hadits, dari Abu hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:

أعزر الله آلى امرء أخر أحبله حتى بلغه ستين سنة.

Artinya: “Allah meniadakan hujjah atau alasan seseorang yang dia telah memanjangkan ajalnya (umurnya) sehingga dia memberinya umur 60 tahun. (HR. Bukhari, no. 6419)

Dan inilah jawaban Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada orang-orang kafir penghuni neraka ketika mereka memohon untuk dikembalikan ke dunia sebagaimana firmannya :

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَۚ  لَا يُقْضٰى عَلَيْهِمْ فَيَمُوْتُوْا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِّنْ عَذَابِهَاۗ  كَذٰلِكَ نَجْزِيْ كُلَّ كَفُوْرٍ ۚ

وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَاۚ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ

Artinya: “Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak pula diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan yang di dalam neraka itu,” ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang sholeh berbeda dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah azab kami dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” (QS. Fathir/35: 36-37)

Yang dimaksud dengan “memanjangkan umurmu” di dalam firman Allah “dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir”, adalah umur 60 tahun sebagaimana hadis di atas. Oleh karena itu, orang yang telah berumur 60 tahun ke atas hendaklah waspada, kematian bisa datang secara tiba-tiba, dan menamatkan hidupnya di dunia.

Inilah tulisan ringkas semoga menggugah kita untuk selalu berbenah diri menyiapkan bekal menuju esok hari (akhirat). Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita sehingga meraih kebahagiaan di sisi-Nya… Aamiin

 

REFERENSI:

Disalin dari majalah as-Sunnah 07no.07 thn.xv

Dzulhijjah 1432H/november2011

Nama  : Riduwan

Pengabdian di SD Islam dan Rumah Tahfizh Miftahul Khoir Ulak Pandan Semidang Aji DQH 2

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.