Anjuran Memperhatikan Tetangga (Bagian 2)

anjuran membperhatikan tetangga

Anjuran Memperhatikan Tetangga (Bagian 2). Berbuat baik kepada tetangga adalah tanda iman kepada Allah dan hari akhir.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Syuraih al-Khuza’ bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليحسن إلى جاره

Artinya:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya berbuat baik kepada tetangganya.” [1]

Berbuat baik kepada tetangga bersifat umum. Kebaikan apa saja yang bisa kita lakukan kepada tetangga, maka hendaknya kita melakukannya. Allah tidak menyebutkan agar berbuat baik dengan harta, tenaga atau materi yang lain. Namun, Allah menyebutkan kebaikan secara umum.

Nabi Muhammad mengawali sabdanya dengan mengingatkan bahwa jika seorang hamba sungguh-sungguh beriman kepada Allah dan hari pembalasan, maka hendaknya dia tidak bersikap pelit dan justru harus berbuat baik kepada tetangganya.

  1. Orang terbaik di sisi Allah adalah orang yang berbuat baik kepada tetangganya

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu Anhuma, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

خير الأصحاب عند الله تعالى خيرهم لصاحبه، وخير الجيران عند الله تعالى خيرهم لجاره

Artinya:

“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang terbaik bagi sahabatnya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik bagi tetangganya.” [2]

Sejatinya banyak pintu menjadi orang terbaik di sisi Allah, di antaranya adalah dengan menjadi tetangga yang terbaik. Hal itu bisa diketahui ketika tetangga kita merasa nyaman dengan keberadaan kita. Dia merasa senang bertetangga dengan kita. Di antara kebaikan yang dapat dilakukan kepada mereka adalah dengan memberikan perhatian kepadanya, jika dia mendapati keperluan dan kesusahan, maka kita memberikan bantuan kepadanya atau dengan tidak mengganggunya. Sehingga, jika kita menjadi tetangga yang terbaik bagi tetangga kita, maka kita akan menjadi orang terbaik di sisi Allah ».

  1. Tanda keimanan seseorang adalah mencintai tetangganya sebagaimana mencintai diri sendiri

Diriwayatkan dari Anas, dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

والذي نفسي بيده، لا يؤمن عبد حتى يحب لجاره ما يحب لنفسه

Artinya:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba beriman sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai bagi dirinya sendiri.” [3]

Jika seseorang mencintai kebaikan kepada dirinya, maka dia juga berharap tetangganya mendapatkan kebaikan yang serupa. Dia ingin menghadirkan kebaikan yang dia rasakan, dirasakan juga oleh tetangganya.

Ancaman syariat berbuat buruk terhadap tetangga

Di samping syariat memberikan perhatian dan keutamaan berbuat baik terhadap tetangga. Sebaliknya, banyak dalil yang menjelaskan tentang ancaman kepada orang-orang yang berbuat buruk atau zalim terhadap tetangga, di antaranya adalah:

  1. Tidak beriman orang yang mengganggu tetangganya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

والله لا يؤمن، والله لا يؤمن، والله لا يؤمن قالوا: وما ذاك يا رسول الله؟ قال: الجار، جار لا يأمن جاره بوائقه

Artinya:

“Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Para sahabat bertanya, ‘Siapa itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda, ‘Seorang tetangga yaitu orang yang tetangganya tidak pernah aman dari gangguannya”. (Muttafaqun Alaih)

Rasulullah memperingatkan dengan ancaman yang besar bagi siapa saja dari umatnya yang tidak menjaga hubungan baiknya dengan tetangga atau bahkan mengganggu tetangganya. Banyak gangguan yang bisa dirasakan oleh tetangga, baik dari suaranya, sampahnya, celotehan gibahnya atau namimahnya.

  1. Barang siapa yang mengganggu tetangganya, maka dia termasuk penghuni neraka.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata,

قيل للنبي صلى الله عليه وسلم: يا رسول الله، إن فلانة تقوم الليل وتصوم النهار، وتفعل، وتصدق، وتؤذي جيرانها بلسانها؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا خير فيها، هي من أهل النار ، قالوا: وفلانة تصلي المكتوبة، وتصدق بأثوار، ولا تؤذي أحدا؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: هي من أهل الجنة

Artinya:

“Dikatakan kepada Nabi, Wahai Rasulullah sesungguhnya Fulanah selalu salat malam, berpuasa, berbuat kebaikan, bersedekah dan mengganggu tetangganya dengan lisannya?’ Rasulullah bersabda, ‘Dia tidak memiliki kebaikan sama sekali dan dia termasuk penghuni neraka. Mereka berkata, ‘Adapun Fulanah hanya mengerjakan salat fardu, bersedekah dengan susu yang dikeringkan, tetapi tidak pernah mengganggu seorangpun?’ Rasulullah bersabda, ‘Dia termasuk penghuni surga” [4]

Ancaman yang sangat luar biasa bagi orang yang berbuat buruk kepada tetangga. Seseorang bisa masuk neraka hanya gara-gara menzalimi tetangga (296) Karena berbuat zalim kepada tetangga tidak sama dengan berbuat zalim kepada orang jauh dari kita. Berbuat zalim kepada tetangga memiliki dosa dua kali lipat.

  1. Dosa berzina dengan istri tetangga lebih besar dari pada berzina dengan sepuluh wanita

Rasulullah menggambarkan ancaman yang berat bagi orang yang mengganggu tetangganya. Seseorang yang berzina dengan sepuluh wanita lebih ringan dosanya dari pada dia berzina dengan istri tetangganya sendiri. Sudah seharusnya bagi seseorang untuk terus menjaga tetangganya. Dia harus selalu menjaganya, apalagi jika mereka memiliki keperluan atau suaminya pergi. Seseorang yang berzina dengan istri tetangganya, maka sejatinya dia telah berkhianat.

Para ulama menyebutkan bahwa bisa jadi seseorang merayunya dengan lembut dan pelan-pelan, sehingga akhirnya keduanya terjebak di dalam perbuatan zina. Dosa dari perbuatan ini lebih besar dari pada berzina dengan sepuluh orang wanita.

Bahkan, Ibnul Qayyim Rahimahullah menyebutkan bahwa seseorang yang berzina dengan seratus perempuan yang tidak mempunyai suami lebih ringan dari pada berzina dengan istri tetangganya.

Menzalimi tetangga tidak sama dengan menzalimi orang lain. Begitu juga dengan berbuat baik baik kepada tetangga tidak sama dengan berbuat baik kepada orang lain. Orang yang berbuat baik kepada tetangganya mendapatkan pahala lebih besar dari pada berbuat baik kepada tetangganya yang jauh

  1. Tidak beriman seseorang yang kenyang, sedangkan tetangganya dalam kondisi lapar.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, ‘Aku mendengar Nabi Rahimahullah bersabda,

ليس المؤمن الذي يشبع وجاره جائع

“Bukanlah dikatakan seorang mukmin orang yang dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.[5]

  1. Pada hari kiamat tetangga akan menahan seseorang yang menahan kebaikan kepadanya ketika di dunia.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

كم من جار متعلق بجاره يوم القيامة يقول: يا رب، هذا أغلق بابه دوبي فمنع معروفة

Artinya:

“Betapa banyak tetangga yang menahan tetangganya pada hari kiamat dengan mengadu, ‘Wahai Rabb, ini tetanggaku menutup pintunya menolakku, dia menahan kebaikannya?” [6]

Tetangga kita memiliki hak. Jika kita memiliki kelebihan harta, maka hendakanya kita memberikan sebagiannya kepada tetangga kita. Wajib bagi seseorang untuk membantu tetangganya. Bukanlah seorang mukmin, di mana dia dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar. Inilah konsekuensi dari setiap muslim terhadap tetangganya

Inilah dalil-dalil yang menunjukkan bagaimana perhatian syariat terhadap tetangganya sangat besar. Barang siapa yang berbuat baik kepada tetangganya, maka dia akan mendapatkan pahala yang besar dan barang siapa yang berbuat buruk kepada tetangganya, maka dia akan mendapatkan dosa yang besar.

Hak-hak tetangga

Di antara hak-hak tetangga yang harus ditunaikan kepada tetangga adalah:

  1. Menjawab salam.
  2. Memenuhi undangan jika diundang.

Jika seseorang diundang untuk diajak makan oleh tetangganya, maka hendaknya dia memenuhi panggilannya tersebut selama dia tidak ada uzur untuk menghadirinya. Meskipun dia adalah seorang yang tergolong miskin, hendaknya dia tidak meremehkan undangannya.

Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman,

إن الله لا يحب من كان مختالا فخورا

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sambong dan membangga-banggakan diri.”  (QS. An-Nisa’: 36)

Bisa jadi seseorang yang melakukan kebaikan kepada tetangga dengan tidak memenuhi undangannya sekalipun, disebabkan karena sombong. Karena keangkuhannya dia merasa tidak perlu dan tidak pantas untuk memenuhi undangan tetangganya yang tergolong miskin. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang memiliki sifat seperti ini.

  1. Berbuat baik kepadanya.

Berbuat baik kepada tetangga bersifat umum. Apa saja yang menurut ‘urf adalah suatu kebaikan, seperti memberikan senyuman, memberikan hadiah berupa makanan, perhatian terhadap keluarganya, menengoknya ketika sakit, mencari tahu kondisi dan keperluannya, maka itu adalah kebaikan. Semakin dekat dengan rumah kita, maka semakin utama bagi kita untuk berbuat baik kepadanya.

Perbuatan ini semata-mata untuk mencari pahala dan menjadi orang yang terbaik di sisi Allah. Allah memberikan pintu kebaikan kepada setiap muslim, di antaranya adalah dengan berbuat baik kepada tetangga.

Bayangkanlah bagaimana perbuatan baik ini diingatkan berulang ulang oleh malaikat Jibril ‘alaihissalam kepada Nabi Muhammad. Bayangkanlah bagaimana sahabat bertanya mengingatkan kepada keluarganya, apakah sudah memberikan hadiah kepada tetangganya seorang Yahudi? Kepada tetangga berupa orang kafir saja, syariat memerintahkan untuk berbuat baik, apalagi kepada tetangga yang merupakan seorang muslim.

  1. Bersabar atas gangguan tetangga.

Memiliki tetangga yang buruk adalah musibah. Oleh karenanya, dalam suatu hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

تعوذوا بالله من جار السوء في دار المقام، فإن الجار البادي تحول عنك

Artinya:

“Mintalah perlindungan kepada Allah dari tetangga yang buruk di tempat tinggalnya.”  [7]

Jika kita memiliki teman yang buruk di dalam safar, mungkin keburukan tersebut akan berlalu setelah safar tersebut berakhir atau beberapa hari setelahnya. Namun, jika yang berbuat buruk adalah tetangga, di mana setiap hari berhubungan kepadanya, tentu saja ini membuat hari-harinya menjadi berat. Oleh karenanya, Rasulullah memerintahkan untuk meminta perlindungan diri kepada Allah dari tetangga yang buruk.

Maka dari itu, sudah seharusnya sebagai seorang yang saleh jika memiliki tetangga yang buruk, maka hendaknya dia berusaha untuk bersabar untuk menghadapinya dengan berharap pahala dari Allah.

  1. Mencari tahu kondisinya.

Jika kita mendapati tetangga kita membutuhkan bantuan atau dalam keadaan serba kekurangan, maka hendaknya kita membantunya selama kita mampu. Terkadang dia membutuhkan seseorang yang mau mendengar keluhannya, maka hendaknya kita mendengarkan.

Jika dia membutuhkan tenaga dan pikiran kita, maka hendaknya kita membantunya. Ini merupakan hak terhadap tetangga.

  1. Menutup aib.

Sesama tetangga pasti mengetahui tentang kekurangan satu dengan yang lainnya. Terkadang terjadi keributan pada tetangga kita, maka hendaknya kita bersikap diam dan tidak menceritakannya kepada orang lain. Antara satu tetangga dan yang lain saling mengetahui aib tetangganya, kekurangannya, kemalasannya atau hal-hal yang menjengkelkannya Jika kita mengetahui aib tetangga kita, maka hendaknya kita cukup mengetahuinya saja dan menyembunyikannya dari orang lain.

  1. Memberikan hadiah.

Hadiah yang bisa diberikan kepada tetangga bisa bermacam macam, bisa berupa kue, makanan, atau buku bacaan yang bermanfaat dan lain sebagainya. Tidak perlu mahal, yang penting adalah menjadi pertanda bahwa kita memiliki perhatian kepada tetangga kita. Seandainya kita sebagai tetangga, tetangga kita memberikan hadiah kepada kita, maka hendaknya kita menerimanya meskipun hadiah itu berupa hal yang ringan.

Oleh karenanya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

يا نساء المؤمنات، لا تحقرن امرأة منكن لجارها، ولو كراع شاة محرق

Artinya:

“Wahai para wanita yang beriman, janganlah salah seorang dari kalian meremehkan pemberian tetangganya, meskipun hanya sekedar kulit kambing yang dibakar.” [8]

Apabila kita memiliki tetanga yang miskin yang hanya bisa berbagi masakan kuah yang banyak dengan daging yang sedikit, maka hendaknya kita menerimanya. Paling tidak tetanga kita telah memberikan perhatian kepada kita dan berusaha memberikan hadiah kepada kita, karena dia telah memiliki niat baik untuk memikirkan kita.

Oleh karenanya, inilah hak-hak terhadap tetangga yang perlu diperhatikan bagi setiap muslim untuk mulai mempraktekkan hal ini. Pintu-pintu kebaikan menuju surga sangat banyak. Seseorang bisa berbagi sedikit hadiah atau kebaikan kepada beberapa rumah atau tetanga yang terdekat dengannya sebagai tanda perhatian kita kepada mereka sekaligus sebagai bentuk pengamalan dari sunah Nabi Muhammad.

REFERENSI:

Diringkas oleh Nurul Latifah

Dari”KITABUL JAMI’”, penjelasan hadits-hadits adab dan akhlak. Karya Al-Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A. Ustadz Firanda Andirja Office.

[1] HR. Muslim

[2] HR. Al-Bukhari

[3] HR. Muslim

[4] HR. Al-Bukhari

[5] HR. Al-Bukhari

[6]  HR. Al-Bukhari

[7] HR. An-Nasa’i

[8] HR. Al-Bukhari

Baca juga :

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.