![wanita teladan sepanjang zaman yaitu aisyah binti abu bakar wanita teladan sepanjang zaman yaitu aisyah binti abu bakar](https://kuncikebaikan.com/wp-content/uploads/2025/02/Copy-of-cover-artikel1-678x381.png)
Wanita teladan sepanjang zaman yaitu aisyah binti abu bakar – Lembaran-lembaran berikut ini akan menyebutkan beberapa keistimewaanya dan keutamaanya, dengan berbagai keindahanya ia mengungkapkan kepada kita, ”Aku telah di karunia 9 hal yang tidak perah diberikan kepada Wanita lainpun setelah Maryam binti Imran”
- Jibril turun dalam rupaku dsaat Rasulillah istirahat, sehingga ia memerintahkan beliau unutk menikahiku.
- Beliau menikahiku di saat aku masih gadis ,dan beliau tidak pernah menikahi Wanita yang masih gadis selain diriku.
- Beliau diwafatkan saat berada di pangkuanku.
- Beliau di kubur di dalam rumahku.
- Para malaikat mengitari rumahku.
- Aku adalah putri khalifah dan teman beliau.
- Persaksian akan ketidak bersalahanku atas tuduhan perbuatan keji telah turun dari langit.
- Aku diciptakan dalam kondisi baik, sebagai pendamping di sisi orang yang baik.
- Aku telah mendapatkan janji ampunan dan karunia yang mulia.
Guru Kaum Wanita Beriman
Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam telah memberikan keistimewaan yang tiada du aini kepadanya, Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
كمل من الرجال كثير ولم يكمل من النساء غير مريم بنت عمران وآسية امرأة فرعون وإن فضل عائشة على النساء كفضل الثريد على سائر الطعام.
Artinya:
“Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, namun yang mulia dari kalangan wanita hanyalah Maryam binti Imran dan Asiyah istri Fir’aun, dan keutamaan ‘Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Aisyah adalah Wanita yang paling di cintai oleh Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam Amru bin Ash menceritakan” Aku pernah di utus oleh Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk memimpin pasukan pada perang Dzatul Salasil. Lalu aku menemui beliau dan bertanya, siapakah orang yang paling engkau cintai beliau menjawab “Aisyah, kemudian aku bertanya lagi, siapakah orang lelaki yang paling engkau cintai beliau menjawab ayahnya ,lalu beliau menyebutkan beberapa oranghingga aku menghentikan beliau karna khawatir beliau menempatkanku di paling terakhir.
Pernikahan Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Aisyah
Wajah Aisyah senatiasa menghampiri Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam sebelum beliau menikahinya. Aisyah menuturkan: “Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Aku melihatkmu dalam mimpi selama tiga malam, malaikat mendatangiku dengan membawanya seraya menutupinya dengan sehelai kai sutra, ia berkata, Inilah istrimu maka akupun membuka wajahnya, dan ternyata engkaulah yang tertutupi kain itu, maka aku katakanan, Bila ini dari Allah dia pasti akan menemuhinya.
Situasi hidupnya Bersama Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam sangatlah Panjang namun, kami di sini hanya akan menyebutkan dua situasi yang menunjukan keutamaan Aisyah.
Siatuasi pertama : Memilih antara kehidupan dunia beserta kegemerlapanya ataukah diri Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Umar menuturkan “Aku berkata kepada budak Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam “Mintakanlah izin bagi umar untuk asuk menemui Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam maka masuklah budak tersebut ,kemudian dia Kembali menemuiku saya berkata, aku telah berbicara kepada beliau dan menyebutkan permintaanmu, namun beliau hanya diam,
Aku pun berlalu meninggalkan tempat tersebut hingga akhirnya aku duduk Bersama sekumpulan orang yang ada di sisi mimbar. Ternyata di sana ada sekumpulan orang dan Sebagian mereka sedang menangis , sejenak aku duduk Bersama mereka lalu, perasaan hatiku begitu menguasiku sehingga aku Kembali menemui budak tadi seraya berkata” mintakanlah izin bagi Umar untuk masuk ! ia pun masuk lalu Kembali menemuiku, seraya berkata ‘aku telah menyampaikan permintaanmu, namun beliau tetap diam.
Aisyah juga menuturkan “Ketika Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para istri beliau untuk menentukan takhyir ( Pilihan ) maka beliau memulainya dariku, beliau bersabda ‘ Aku ingin menyebutkan suatu perkara kepadamu ,dan janganlah engkau tergesa-gesa memberikan jawabanya, sebelum engkau meminta pertimbngan kedua orang tuamu.
Aisyah melanjutkan, beliau telah mengetahui ahwasanya kedua orang tua tidak akan memerintahkanku untuk berpisah dengan beliau, kemudian beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : ‘’Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (28) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (29)
Artinya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar.” ( QS. Al- Ahzab : 28-29 )
Aisyah melanjutkan “kemudian aku katakan “Dalam hal apa aku harus meminta pertimbangan kedua orang tuaku? Sesungguhnya aku menghendaki Allah ,Rasulnya, dan negeri akhirat, ia melanjutkan ,kemudian istri-istri Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan seperti hal yang aku lakukan.
Allah Subhanahu Wata’ala telah menjelaskan perkara terakhir ini didalam firmanya:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (28) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (29)
Artinya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar”. (QS. Al-Ahzab: 28-29)
Saat Aisyah hanyalah seorang Wanita yang masih belia. Aku belum banyak membaca Al-Qur’an demi Allah ,aku tahu bahwa kalian telah mendengar semua ini dan semuanya telah menancap kuat dalam diri kalian dan kalian membenarkanya bila aku katakana bahwa aku bersih, maka kalian tidak akan mempercayaiku .bila aku mengakui suatu hal pada kalian, maka pasti kalian akan membenarkanya .Demi Allah aku tidak mendapatkan perumpamaan yang lebih tepat untukku dan juga untuk kalian selain seperti yang telah diucapkan oleh ayahanda yusuf ( Ya’qub ). Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗ وَاللّٰهُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ
Artinya:
“Maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS.Yusuf: 18)
Aisyah melanjutkan, maka Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan firmanya :
اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga).” ( QS. An-Nur: 11)
Abu Bakr orang yang telah memberikan nafkah kepada mistha bin Utsatsah karena masih ada hubungan denganya dan ia dalam kefakiran -berkata “’Demi Allah, aku takkan lagi memberi nafkah sedikitpun kepadanya untuk selama-lamanya, setelah segala yang telah ia ucapkan tentang Aisyah.
Kemudian Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan Ayat:
وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)
Sukses Meraih Surga
Perjalanan hidup Aisyah diakhiri dengan sebuah kesuksesan meraih surga dan selamat dari neraka. Hal tersebut lantaran ia telah mencurahkan segenap upaya dalam mengemban dakwah islam berupa ibadah, ilmu, kesabaran, dan mengurus suami. Banyak atsar dan hadist yang memeberikan kabar gembira kepadanay berupa surga.
Dari Hammad bin Uraib bahwa ia berkata: “Pada perang jamal, ada seseorang yang mencaci maki aisyah, lalu, orang-orang berkerumun. Amar bertanya, Ada apa ini, mereka menjawab, ada seseorang yang mencaci maki Aisyah, maka Amar berkata, kepada orang tersebut, Diam kau, wahai orang yang buruk lagi tercela, apakah engkau mencaci maki kekasih Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam, Sesungguhnya beliau adalah istri Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam di surga.
REFERENSI:
Di Tulis Oleh : DR. Mushthafa Murad
Di Ambil Dari : Buku Wanita Teladan Sepanjang Zaman
Di Ringkas Oleh : Anita Sari Ummu Hizam
BACA JUGA :
Leave a Reply