Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Keutamaan Islam dan keindahannya

keutamaan islam dan keindahannya

Keutamaan Islam dan keindahannya – Pada kali ini kita akan membahas bab kedepalan dari buku yang berjudul “Perinsip dasar Islam menurut Al-qur’an  dan As-Sunnah” karangan ustadz Yazid bin abdul qodir jawaz, yaitu tentang Keutamaan Islam dan Keindahanya berikut pembahasannya.

A. Keutamaan Islam

Islam adalah agama yang memiliki banyak keutamaan yang agung dan membuahkan hal-hal yang terpuji dan hasil-hasil yang mulia. Di antara keutamaan dan Keindahan Islam adalah:

  1. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala,

قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ

Artinya: “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu”. (QS. Al-Anfal: 38)

Sahabat ‘Amr bin al-‘Ash yang menceritakan kisahnya ketika masuk Islam, Beliau berkata,

فَلَمَّا جَعَلَ اللهُ اْلإِسْلاَمَ فِى قَلْبِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ. فَقُلْتُ: ابْسُطْ يَمِيْنَكَ فَلأُ بَايِعْكَ. فَبَسَطَ يَمِيْنَهُ. قَالَ فَقَبَضْتُ يَدِى قَالَ ((مَا لَكَ يَا عَمْرُو؟)) قَالَ قُلْتُ: أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِطَ قَالَ ((تَشْتَرِطُ بِمَاذَا؟)) قُلْتُ: أَنْ يُغْفَرَلِى. قَالَ ((أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الإِسْلاَمَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ ؟ وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَاكَانَ قَبْلَهَا؟ وَ أَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ؟))

Artinya: “Ketika Allah menjadikan Islam dalam hatiku, aku mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan aku berkata: ”Bentangkanlah tanganmu. Aku akan berbai’at kepadamu.” Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam membentangkan tangan kanannya. Dia (‘Amr bin ‘Ash) berkata: ”Maka aku tahan tanganku (tidak menjabat tangan Nabi shallallahu alaihi wasallam).” Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya: ”Ada apa, hai ‘Amr?” Dia berkata: ”Aku ingin minta syarat.” Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya: ”Apakah syaratmu?” Maka aku berkata: ”Agar (dosa-dosa dan kesalahan) aku diampuni.” Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: ”Apakah engkau belum mengetahui, bahwa sesungguhnya (masuk) Islam itu menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya. Hijrah itu menghapuskan dosa-dosa sebelumnya. Dan haji itu menghapuskan dosa-dosa sebelumnya?” (HR. Muslim)

  1. Apakah Bila seseorang masuk Islam kemudian baik keislamannya, ia tidak disiksa atas perbuatannya pada waktu dia masih kafir, bahkan Allah Ta’ala akan melipatgandakan pahala amal-amal kebaikan yang pernah dilakukannya. Dalam sebuah hadis dinyatakan,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

”إِذَ أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ . وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِمِثْلِهَا حَتَّى يَلْقَى اللهَ

Artinya: ”Jika salah seorang diantara kalian membaguskan (kwalitas) Islamnya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya akan ditulis (oleh Allah)sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Adapun keburukan yang dilakukannya, akan ditulis (oleh Allah)satu kali (saja) sampai ia berjumpa dengan Allah (maksudnya hingga ia mati, pent).” (HR. Muslim)

  1. Islam tetap menghimpun amal kebaikan yang pernah dilakukan oleh seseorang baik ketika masih kafir maupun ketika sudah Islam.

Disebutkan dalam hadits;

عَنْ حَكِيْم بْنِ حِزَامٍ قَالَ: قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَيْتَ أَشْيَاءَ كُنْتُ أَتَحَنَّثَُ بِهَا فِى الْجَاهِلِيّةِ مِنْ صَدَقَةٍ أَوْ عَتاقَةٍ أَو صِلَةِ رَحِمٍ ، فَهَلْ فِيْهَا مِنْ أَجْرٍ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ :”أَسْلَمْتَ عَلَى مَا سَلَفَ مِنْ خَيْرٍ

Artinya: Dari Hakim bin Hizam, ia berkata: ”Wahai Rasulullah, apakah engkau memandang perbuatan-perbuatan baik yang aku lakukan sewaktu masa jahiliyah (kafir), seperti: shodaqoh, membebaskan budak atau silaturahim tetap mendapat pahala?” Maka Nabi bersabda: ”Engkau telah masuk Islam beserta semua kebaikanmu yang terdahulu.” (HR. Al-Bukhari)

  1. Islam sebagai sebab terhindarnya seseorang dari siksa neraka.

Disebutkan dalam hadits;

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ. فَقَالَ لَهُ : ((أَسْلِمْ)) فَنَظَرَ إِلَى أَبِيْهِ وَ هُوَ عِنْدَهُ. فَقَالَ لَهُ : أطِعْ أَبَا الْقَاسِمْ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ وَهُوَ يَقُولُ : (الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ ))

Artinya: “Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata : “Ada seorang anak Yahudi yang selalu membantu Nabi shallallahu alaihi wasallam, kemudian ia sakit. Maka Nabi datang menjenguknya, lalu beliau duduk di dekat kepalanya, seraya mengatakan: ”Masuklah ke dalam agama Islam,” maka anak Yahudi itu melihat ke bapaknya yang berada di sisinya, maka bapaknya berkata kepadanya: ”Taatilah (perintah) Abul Qasim (yakni Nabi).” Maka anak itu akhirnya masuk Islam. Kemudian Nabi keluar, seraya mengucapkan: ”Segala puji hanya milik Allah yang telah menyelamatkannya dari siksa api neraka.” (HR. Al-Bukhari)

Dalam hadis lain yang berasal dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

“…إِنَّهُ لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ وَإِنَّ اللهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّيْنَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ 

Artinya: “…Sesungguhnya tidak akan masuk surga, melainkan jiwa yg muslim. Dan sesungguhnya (bisa saja) Allah menolong agama ini dengan orang-orang fajir (orang muslim yg melakukan dosa-dosa namun tidak menyebabkannya keluar dari Islam).” (HR. Al-Bukhari).

  1. Kemenangan, kesuksesan dan kemuliaan terdapat dalam Islam.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو ابْن الْعَاصِ, أَنَّ رَسُولَ اللهِ قَالَ :”قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ 

Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah bersabda: ”Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam dan diberi rizki yang cukup. Dan Allah memberikan kepadanya sifat Qona’ah (selalu merasa cukup dan puas) atas rizki yang ia terima.” (HR. Muslim)

Umar bin Khathab radhiyallahu anhu berkata: ”Kami adalah suatu kaum yang telah dimuliakan oleh Allah dengan (memeluk) agama Islam. Maka, apabila kami mencari kemuliaan dengan selain cara-cara Islam, niscaya Allah akan menghinakan kami.” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. Dan ia berkata: “(Hadits ini) Shahih.” Dan imam Adz-Dzahabi menyepakatinya).

  1. Kebaikan seluruhnya terdapat dalam Islam titik tidak ada kebaikan baik di kalangan orang Arab maupun non Arab melainkan dengan Islam.

أَيُّمَا أَهْلِ بَيْتٍ مِنَ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ أَرَادَ اللهُ بِهِمْ خَيْرًا، أَدْخَلَ عَلَيْهِمُ اْلإِسْلاَمَ، ثُمَّ تَقَعُ الْفِتَنُ كَأَنَّهَا الظُّلَلُ.

“Setiap penghuni tempat tinggal baik asal kalangan orang Arab atau orang Ajam (non Arab), Bila Allah menghendaki pada mereka kebaikan, maka Allah berikan hidayah pada mereka buat masuk ke dalam Islam, lalu akan terjadi fitnah-rekaan seolah-olah seperti naungan awan.”[Shahih, Dalailun Nubuwwah (555)]

  1. Islam membuahkan berbagai macam kebaikan dan keberkahan di dunia dan akhirat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ اللهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً، يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي اْلآخِرَةِ. وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى اْلآخِرَةِ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا.

Artinya: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menzhalimi satu kebaikan pun berasal seorang mukmin, diberi dengannya di global serta dibalas dengannya di akhirat. Adapun orang kafir diberi makan menggunakan kebaikan yg dilakukannya karena Allah di dunia sehingga Bila tiba akhirat, kebaikannya tersebut tidak akan dibalas.”[Shahihul Jami’; (1853)]

  1. Suatu amal saleh yang sedikit dapat menjadi amal saleh yang banyak dengan sebab Islam yang shohih, ya itu Tauhid yang ikhlas. Beramal sedikit saja namun diberikan ganjaran dengan pahala yang melimpah.

Dalam sebuah hadis dinyatakan,

عَنِ الْبَرَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُولُ: أَتَى النَّبِيَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مُقَنَّعٌ بِالْحَدِيْدِ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أُقَاتِلُ أَوْ أُسْلِمُ؟ قَالَ أَسْلِمْ ثُمَّ قَاتِلْ، فَأَسْلَمَ ثُمَّ قَاتَلَ فَقُتِلَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَمِلَ قَلِيْلاً وَأُجِرَ كَثِيْرًا.

Artinya: Dari al-Bara’ Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, “seorang laki-laki yg memakai sandang besi mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu beliau bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah saya boleh ikut perang ataukah aku masuk Islam terlebih dahulu?’ Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Masuk Islamlah terlebih dahulu, baru lalu ikut berperang.’ Maka, laki-laki tersebut masuk Islam lalu ikut berperang dan akhirnya terbunuh (pada peperangan). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: laki-laki tersebut beramal sedikit tetapi diganjar sangat banyak.’” [HR. Bukhari]

  1. Islam membuahkan cahaya bagi penganutnya di dunia dan akhirat.

Allah ta’ala berfirman,

أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Maka apakah orang-orang yg dibukakan hatinya oleh Allah untuk  (menerima) agama Islam kemudian beliau mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama menggunakan orang yang membatu hatinya)? Maka, celakalah mereka yang hatinya sudah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu pada kesesatan yg nyata.” [QS. Az-Zumar/39: 22]

  1. Islam menyuruh kepada setiap kebaikan dan melarang dari setiap keburukan.

Tiada Satupun kebaikan, baik yang kecil maupun yang besar, melainkan Islam telah membimbingnya dan menunjukinya titik sebaliknya, tidak ada satupun keburukan melainkan Islam telah memperingatkan darinya dan melarangnya.

  1. Islam menjaga agama.

Islam mengharamkan seseorang murtad, bahkan orang yang murtad boleh dibunuh.

Demikian pembahasan untuk kali ini, masih ada beberapa poin yang akan kita bahas di artikel selanjutnya. Semoga kita mendapatkan hikmah dari pembahasan kali ini.

 

Resource: Buku ‘Perinsip Dasar Islam menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” Hal 125- 133

Created By: Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawaz

Edited by: Hatta Yandika Putra (Pengajar Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)

 

BACA JUGA:

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.