
Agar Jiwa Anak Tetap Bersih – Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala, yang berkehendak menganugerahkan anak kepada pasangan orang tua, sebagai amanah yang mutlak akan diertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak pada hari kiamat. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah dan terlimpahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad shallaalaahu ‘alaih wasallam dan kepada segenap keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umat islam yang mengikuti sunahnya hingga akhir zaman.
Anak merupakan amanah yang diberikan Allah kepada para orang tua, menjadi tugas merekalah untuk mendidik dan menjadikan mereka anak-anak yang shalih, permata hati dan pembuka pintu surga bagi orang tuanya. Ayah dan ibunyalah yang berkewajiban menunaikan kewajiban ini, tidak hanya ibu yang memang kodratnya mengurus segala kebutuhan dan karena keberadaannya yang selalu dirumah. Tetapi juga ayah yang sebenarnya mempunyai andil sangat besar untuk membesarkan mereka, tidak hanya dalam hal nafkah , tetapi juga kasih sayang dan perhatian yang tulus. Adalah anggapan yang tidak benar dan sama sekali keliru bahwa tugas ayah hanya bekerja di luar mencari nafkah tanpa ada perhatian sedikitpun terhadap pendidikan dan perkembangan mental anak-anaknya. Selain kasih sayang dan kelembutan seorang ibu, anak-anak sangat membutuhkan pula kasih sayang perhatian ayahnya. Karena itu, sosok ayah juga memilik peran yang sangat besar agar dia bisa mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Sehingga kehadiran dan kedatangannya selalu diharapkan dan dinantikan oleh mereka, bukan justru kepergiannya dari rumah lebih disukai oleh mereka, bahkan keluarganya dari pada keberadaannya. Kita berlindung kepada Allah yang maha agung dari sikap buruk seperti ini.
Masa Pertumbuhan Anak
Semua tumbuhan supaya dapat tumbuh, tentu membutuhkan makanan yang tepat dan cuaca yang baik, terhindar dari segala yang merusak pertumbuhannya dan membutuhkan orang yang merawatnya agar tumbuhan tersebut tumbuh dengan baik, berbuah dan bermanfaat. Demikian pula halnya dengan anak kecil pada masa pertumbuhannya, dia membutuhkan orang yang merawat dan memeliharanya, memberkan makanan yang bergizi, dan menciptakan suasana yang kondusif dalam berinteraksi dengannya, menunjukan rasa kasih sayang dan memberikan bantuan kepadanya.
Allah berfirman mengenai masa pertumbuhan Sayyidah Maryam.
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَاَنبَتَهَا نَبانَا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زّكّرَيَّا المِحرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزقًا
“Maka tuhannya menerimanya (sebagai nadzar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Sثtiap Zakariya menemui Maryam di mihrab, dia dapati makanan disisinya.”(QS.Ali’imran : 3 : 37)
Maryam tumbuh dengan pendidikan yang baik, diasuh dengan pengasuhan yang baik oleh Zakariya dalam suasana lingkungan yang suci,bersih di dalam sebuah mihrab , dan dengan rizki yang berasal dari Allah. Para ulama berkata : “sesungguhnya setiap manusia yang baru dilahirkan itu semuanya dalam keadaan suci murni. Dia diciptakan dalam keadaan memiliki fitrah yang salim (lurus) dan memiliki tabiat yang telah dipersiapkan dan menerima agama yang haq.
Definisi tentang fitrah itu berkaitan dengan karakter yang turun-temurun, sedangkan definisi tentang pengalaman hidup itu berkaitan dengan lingkungan. Maksud dari lingkungan disini adalah seluruh pengaruh yang dialami oleh seseorang selama hidupnya. Warisan ( berupa perilaku orang tua) yang memiliki andil yang besar atas terciptanya perbedaan-perbedaan pada setiap individu, khususnya perbedaan dalam hal aktivitas akal (pikiran). Perlu kita ketahui bahwa masa kanak-kanak adalah masa pembentukan fisik dan psikis seorang anak. Cara berpikir, kebiasaan , dan perilaku, mayoritasnya akan terbentuk pada fase awal-awal kehidupan manusia, yaitu pada masa kanak-kanak. Namun demikian karakter anak tidak lantas menjadi kaku dan tidak dapat diubah-ubah. Segala sesuatunya akan dapat berubah sepanjang fase kehidupan (usia) yang dilaluinya.
Tujuan yang hendaknya kita sadari adalah bahwasanya kita ingin berusaha menganti perubahan-perubahan yang dialami oleh anak, agar kita dapat menegendalikan, mengarahkan dan memberikan masukan kepadanya. Hal ini tentunya membutuhkan pemahaman yang jelas dan usaha menganalisis secara cermat perilaku-perilaku yang ditunjukan oleh manusia selama fase kanak-kanak, sehingga kita dapat mengasuhnya dengan baik.
Dengan Dasar apa Anak di didik ?
Ketika berinteraksi dan mendidik anak anda, hendaknya anak anda mengingat bahwa sekarang anak belum mengenal apapun selain kesenangan, hiburan dan kebahagiaan. Anak belum memahami arti sebuah tanggung jawab. Syari’at dan logikapun belum membebaninya dengan tanggung jawab tersebut. Karena itu berusahalah untuk bersenang-senang dengan anak dan memposisikan diri anda sebagai penanggung jawab bagi dirinya. Jadikanlah tanggung jawab tersebut sebagai bentuk taqarrub yang dapat mendekatkan diri anda kepada Allah. Hendaknya anda memiliki ambisi (keiinginan) agar anak anda memperoleh kesuksesan didunia dan kemenangan diakhirat kelak. Artinya dia dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, bermanfaat bagi dirinya sendiri memiliki fisik yang kuat dan pemahaman agama yang baik, mencintai kebaikan dan menyerukan orang lain kepada kebaikan tersebut. Dan dapat hidup dengan orang lain dengan kasih sayang dan saling memberikan pertolongan. Oleh karena itu orang-orang shalih senantiasa memiliki keinginan untuk selalu menjadi teladan bagi orang banyak.
Sikap yang ditunjukan oleh anak-anak yang hidup pada masa Rasulullaah memberikan teladan kepada kita supaya senantiasa menggunakan manhaj (metode) yang tepat dan lurus, karena metode seperti itulah yang membuat mereka menjadi pemimpin dunia dan membawanya pada kebaikan.
Anak Tidak Sesuai Yang Di bayangkan ?
Dari Ali bin Abi Thalib Rhadiyaallaahu ‘anhu berkata :
عَلِّمُوا اَولَادَكُم عَلَى غَيْرِ شَاكِلَتِكُم فَاَنَّهُم مَخْلُقؤنَ لِزَمانِ ِ غَيرَ زَمَنِكُم
“ Ajarkanlah anak-anaka kalian dengan metode pengajaran yang berbeda dengan metode pengajaran kalian (dahulu). Sebab mereka itu hidup di zaman yang berbeda dengan zaman kalian “
Pada ucapan yang singkat itu terdapat pemahaman dan pelajaran yang banyak, karena orang tua yang bertugas mendidik anak, dahulu pernah dididik dengan metode-metode yang mayoritasnya telah mengalami perubahan. Mereka juga dididik dengan kebiasaan-kebiasaan dan pengetahuan yang bisa jadi tidak sesuai dengan zaman sang anak pada masa kini. Akan sangat baik jika orang tua memposisikan mereka sendiri seperti anak-anak ketika berinteraksi dengan mereka. Sehingga dia akan dapat membahagiakan anaknya itu dan sang anakpun akan meraasa bahagia karenanya. Jangan memaksakan anak untuk melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan kedua orang tua atau yang diinginkan mereka. Akan tetapi mencari tahu apa yang seharusnya orang tua lakukakan untuk anaknya dan apa yang dibutuhkannya sebagai seorang anak dari kedua orang tuanya.
Hal yang wajib diperhatikan dalam memeperlakukan anak kecil adalah bersikap lemah lembut, toleransi, cinta, dan penuh kasih sayang. Jika kondisi menuntut anak orang tua untuk bersikap tegas terhadap anak, maka bersikaplah dengan penuh kasih sayang, lembut dan diiringi rasa cinta.
Yang hendaknya dilakukan oleh orang tua adalah memberikan sedikit kebebasan kepada anak dalam beraktivitas, mencari pengalaman, dan bersosialisasi, namun tetap memberikan dorongan dan penghargaan kepadanya, sehingga anak memiliki kebebasan, namun tetap mendapatkan kebebasan dan pengawasan. Selain itu orang tua juga membantunya dalam mengemban tanggung jawab, meski hanya dengan sedikit bantuan, agar sang anak mmiliki rasa percaya diri. Bentuk bantuan tersebut dapat berupa pemberian sesuatu kepadanya tanpa memanjakannya.
Kesimpulan, anak anda tidak akan menjadi seperti apa yang anda bayangkan dan seperti idalisme anda. Anak memiliki kemampuan dan keterampilan diri, dimana semua itu tumbuh sesuai dengan kondisi yang kita ciptakan sendiri untuknya, tentunya dengan tetap mengawasi, mengarahkan, dan menunjukan rasa kasih sayang kepadanya.
Peran Penting Ayah Bagi Pertumbuhan Anak
Saling bekerja sama, saling melengkapi dan saling memahami antara kedua orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak adalah dasar dan pondasi bagi kesuksesan dalam mendidik anak. Selain itu, sikap kedua orang tua seperti itu juga akan dapat memebuat kehidupan rumah tangga semakin langgeng, saling menyayangi, dan memiliki ikatan kerja sama yang kokoh, yang tidak akan terpengaruh oleh segala rintangan dan halangan yang memang pasti harus dilewati oleh setiap rumah tangga, oleh para ayah, ibu dan para pasangan.
Adapun sosok seorang ayah dimata anak, meski ayahnya telah menunjukan rasa cinta kepadanya, adalah sosok yang tegas dan berdisiplin, sayang meski keras, atau keras meski sayang, dan suka memberikan hukuman dan teguran. Karena itu, jika sikap lembut (kasih sayang) seorang ibu dan kedisiplinan ayah membuahkan hasil, maka pendidikan yang dierima oleh seorang anakpun akan berimbang. Anak yang masih kecil dan belum sekolah biasanya menghabiskan waktunya didalam rumah, khususnya bersama ibunya, sedangkan seorang ayah menghabiskan sebagian besar waktunya diluar rumah. Hal inilah yang membuat anak lebih dekat dengan ibunya. oleh karena itu ketika ada waktu luang maka habiskanlah waktu tersebut untuk sang anak, agar hak-hak mereka tergantikan dengan hadirnya ayahnya disamping mereka.
Tangung jawab seorang ayah terhadap anak akan semakin bertambah saat anak sedang tertimpa hal buruk atau sedang sakit, karena biasanya pada kondisi seperti ini seorang ibu merasa cemas dan kawatir, saat inilah keberadaan ayah di sisi sang ibu untuk menunaikan kewajibannya terhadap sang anak akan membuat sang ibu dapat mengontrol dirinya dan menunaikan kewajibannya sebagaimana biasanya. Keberadaan ayah disisi sang anak dengan kasih sayangnya akan membuat kondisi anak cepat pulih.
Di antara sikap yang baik yang diperlihatkan oleh seorang ayah terhadap anak adalah mengajaknya mengunjungi kerabat dan family. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa untuk senantiasa menyambung tali silaturrahmi, sehingga dia dapat mengenal keluarga dan kerabatnya. Diantara kebiasaan yang baik yang hendaknya di biasakan oleh seorang ayah kepada anaknya adalah ikut serta bermain bersamanya dan bergembira dengannya. Hal itu dilakukan agar sang ayah dapat mengarahkan anaknya hal yang benar dalam permainan yang dimainkannya. Juga, agar segala penghalang yang terdapat dalam jiwa anak terhadap ayahnya dalam perasaan bahwa sang ayah terlalu bersikap diktator, dapat dihilangkan.
Adapun diantara tanggung jawab seorang ayah dalam mendampngi sang ibu adalah membiasakan dan senantiasa mengingatkan anak untuk beribadah , khususnya shalat. Selain itu , ayah hendaknya senantiasa memberikan peringatan kepada mereka dan senantiasa mendorongnya untuk beribadah.
Bukanlah sebuah aib jika seorang ayah mengajak anaknya untuk pergi mengunjungi orang-orang shalih, dengan maksud agar anak itu di do’akan dan di berkahi. Mudah-mudahan kunjungan tersebut dapat mendatangkan manfaat bagi anak. Selain itu ada baiknya jika ayah mengajak anak mengunjungi majlis-majlis yang mana rahmat Allah akan turun kepada hamba-hambanya yang shalih. Sehingga rahmat-Nya tercurahkan kepada mereka dan kepada orang-orang yang berada bersama mereka.
Kedua orang tua harus menyadari hukum syari’at Allah dalam mendidik anak, yaitu sebagai bagian dari ibadah dan pengorbanan yang dengannya dapat membuat diri mereka lebih dekat kepada Allah, sehingga mereka akan berusaha menjalankan ibadah ini dengan baik dan senantiasa memurnikan niat mereka.
Selain itu, dalam menjaga dan menunaikan tanggung jawab mereka terhadap anak-anak mereka, tidak lain mereka tujukan hanya untuk Allah hendaknya masing-masing dari kedua orang tua tidak jenuh dan bosan karena banyaknya kesibukan dan kelelahan yang mereka rasakan ketika mendidik anak.
Kesimpulan yang bisa kita ambil bahwa, untuk para ayah dan ibu ketahuilah bahwa seorang anak pastiya sangat membutuhkan kedua rang tua, jika hanya salah satunya saja yang memperhatikan maka akan terasa bahwa masih terdapat kekurangan dalam pendidikannya. Hal itulah yang akan mempengaruhi kepribadian sang anak dimasa yang akan datang dan kewajiban anda terhadap anak akan terus berlanjut sampai anak beranjak dewasa. Maka dari itu peganglah erat amanah yang suci ini dan bertanggung jawablah.
Referensi :
Al-Qur’anul Kariim
Agar Jiwa Anak Tetap bersih (peran ayah sangat menentukan) , Muhammad Husain ( penerjemah : Nashirul Haq, Lc. ),cetakan ke 10 9 7 6 5 4 mei 2007, Irsyad Baitus Salam, Bandung.
BACA JUGA :
Ajukan Pertanyaan atau Komentar