Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Yang Maha Kuat (Al-Qowiyyu Al-Matinu)

yang maha kuat

Yang Maha Kuat (Al-Qowiyyu Al-Matinu) – Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan, Dzat yang tersifati dengan sifat-sifat keagungan dan kemuliaan. Yang Maha Esa, tempat bergantung, Yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. Bagi-Nya nama-nama yang baik  dan sifat-sifat yang mulia, agung dan sempurna. Amma ba’du.

Nama Allah “Al-Qawi” disebutkan dalam beberapa tempat dalam Al-Qur’an. Diantaranya firman Allah Subhanahu Wata’ala,

الله لطيف بعباده يرزق من يشآء وهو القوي العزيز

Artinya: “Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syuyra:19)

كتب الله لأغلبن أنا ورسلى إن الله قوي عزيز

Artinya: “Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Mujadilah:21)

إن ربك هو القوي العزيز

Artinya: “Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Huud: 66).

Nama Allah “Al-Matiin” tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, kecuali pada satu tempat secara tergabung dengan sifat Allah yang memiliki kekuatan,

إن الله هو الرزاق ذو القوة المتين

Artinya: “Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 58)

Makna “Al-Matiin” adalah yang memiliki kekuatan yang sangat dan makna “Al-Qawi” adalah yang tidak ada sesuatu pun yang melemahkan-Nya, tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya, tidak ada yang dapat menolak takdir-Nya, semua perintah dan takdir-Nya berlaku pada semua makhluk. Dia memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki, menolong siapa saja yang Dia kehendaki, menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, dan membiarkan siapa saja yang Dia kehendaki. Semua kekuatan hanya milik Allah, tidak ada yang tertolong kecuali orang yang ditolong-Nya dan tidak ada yang mulia kecuali yang ia muliakan. Demikian pula dengan orang yang terlantar adalah yang ditelantarkan oleh Allah dan yang hina adalah yang dihinakan oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman,

إن الله ينصركم الله فلا غالب لكم وإن يخذلكم فمن ذا الذى ينصركم من بعده وعلى الله فليتوكل المؤمنون

Artinya: “Jika Allah menolong kamu, maka taka da orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu, karena itu hendaknya kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 160) .

Allah Ta’ala berfirman,

ولو يرى الذين ظلمواإذ يرون العذاب أن القوة لله جميعا وأن الله شديد العذاب

Artinya:“Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui Ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al-Baqarah: 165)

Hakikat ini akan didapati oleh orang-orang musyrikin pada hari kiamat, mereka akan melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri dan pada waktu itulah mereka akan yakin bahwa segala kekuatan itu hanya milik Allah semata. Mata mereka pada waktu didunia itu buta dari melihat bukti-bukti  kekuatan dan kekuasaan-Nya. Mereka menjadikan sekutu-sekutu, menyembah berhala dan hati mereka bergantu kepada makhluk yang tidak dapa memberi, tidak dapat melarang, tidak dapat merendahkan, tidak dapat mengangkat, tidak memilki baginya sendiri kemanfaatan atau kemudharatan, terlebih lagi untuk orang lain. Diantara bukti akan kekuatan-Nya adalah pertolongan-Nya kepada para Nabi dan dukungan-Nya kepada para wali-Nya. Didalam kisah para nabi didalam Al-Qur’an terdapat sekuat-kuatnya bukti akan hal tersebut,

فلما جاء أمرنا نجينا صالحا والذين ءامنوا معه برحمة منا ومن خزي يومئذ إن ربك هو القوي العزيز

Artinya: “Maka tatkala dating azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman Bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan dihari itu. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Huud:66)

ولينصرن الله من ينصره إن الله لقوي عزيز

Artinya: “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hajj: 40)

كتب الله لأغلبن أنا ورسلى إن الله قوي عزيز

Artinya: “Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Mujadilah: 21)

وكفى الله المؤمنين قتال وكان الله قويا عزيزا

Artinya: “Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Ahzab: 25)

Diantara bukti kekuatan-Nya adalah dibinasakannya orang-orang yang zalim dan parapelaku kejahatan serta ditimpakannya kepada mereka berbagai bentuk siksa dan mala petaka. Allah Ta’ala berfirman,

كدأب ءال فرعون والذين من قبلهم كفروا بئايت الله فأخذ هم الله بذنوبهم إن الله قوي شديد العقاب

Artinya: “(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfaal: 52)

Allah Ta’ala berfirman,

أولم يسير في الأرض فينظروا كيف كان عقبة الذين كانوا من قبلهم كانوا هم أشد منهم قوة وءاثارا في الأرض فأخذهم الله بذنوبهم وما كان لهم من الله من واق. ذلك بأنهم كانت تأتيهم رسلهم بالبينت فكفروا فأخذهم الله إنه قوي شديد العقاب

Artinya: “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan dibumi, lalu memperhatikan bagaimana kesudahanorang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih hebat kekuatannya dari pada mereka dan (lebih banyak) peninggalan-peninggalan (peradaban) nya dibumi, tetapi Allah mengazab mereka karena dosa-dosanya. Dan tidak ada suatu apapun yang melindungi mereka dari (azab) Allah. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya rasul-rasul telah dating kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka ingkar; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat, Maha Keras hukuman-Nya.” (QS. Ghafir: 21-22)

Diantara bukti kekuatan-Nya adalah tegaknya langit dan bumi dengan perintah dan penjagaannya terhadap keduanya serta kekuasaan-Nya terhadap keduanya yang tidak ada usatu pun yang dapat melemahkan. Dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala:

ولا ئوده حفظهما وهو العلي العظيم

Artinya: “Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

أولم يسير في الأرض فينظروا كيف كان عقبة الذين من قبلهم وكانوا أشد منهم قوة وما كان الله ليعجزه من شئ في الأرض إنه كان عليما قديرا

Artinya: “Dan apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Fathir: 44)

Diantara bukti kekuatan-Nya bahwa rezeki itu ada ditangan-Nya, Dia memberikan kepada yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala berfirman,

الله لطيف بعباده يرزق من يشآء وهو االقوي العزيز

Artinya: “Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syuyra: 19)

Allah Ta’ala berfirman,

إن الله هو الرزاق ذو القوة المتين

Artinya: “Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat:58). Seorang hamba tidak memiliki daya dan kekuatan dalam meraih kemanfaatan atau kemudharatan, kecuali dengan pertolongan Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

ولولا إذ دخلت جنة قلت ماشآء الله لاقوة إلا بالله

Artinya: “Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu “Maasyaa Allah, laa quwwata illaa billah” (sesungguhnya atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. Al-Kahfi: 39)

Diantara bukti kekuatan-Nya adalah bahwa tidak ada tempat berlari, berlindung, dan meminta keselamatan, kecuali kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

ولا يحسبن الذين كفروا سبقوآ إنهم لا يعجزون

Artinya: “Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah.” (QS. Al-Anfaal: 59),

وأنا ظننآ أن لن نعجز االله في الأرض ولن نعجزه هربا

Artinya: “Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah dimuka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (dari pada) Nya dengan lari.” (QS. Al-Jiin: 12)

Dan dalam firman-Nya, Artinya: “Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah meka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah dimuka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahqaaf: 32), dan dalam firman-Nya pula yang artinya, “Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (QS. Adz-Dzariyaat:  50).

Keimanan seorang hamba kepada nama Allah ini akan menanamkan didalam dirinya ketundukan, kepasrahan, perlindungan, ketawakalan yang sebenarnya, penyerahan diri, dan segala perkaranya kepada Allah semata serta berlepas diri dari segala daya dan kekuatan, kecuali hanya kepada-Nya. Oleh karena itu ucapan “Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah” sangat tinggi kedudukannya, besar manfaat dan agung pengaruhnya. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah berkata kepada Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu, “Wahai Abdullah bin Qais, katakan “Tidak adadaya kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah”, karena Dia adalah harta karun surga.” (Muttafaqun Alaihi)[1]

Barangsiapa yang mengucapkan kata-kata ini dengan merealisasikan maknanya dan ketawakalan, penyerahan dan meminta perlindungan, maka dia akan diberi petunjuk, dilindungi dan dicukupi. Selain itu dia kana menjadi manusia yang paling kuat hatinya, baik keadaan dan baik puLa akhir hidupnya. Disebutkan dalam suatu atsar, “Barangsiapa yang ingin menjadi manusia yang paling kuat, maka hendaklah ia bertawakal kepada Allah dan barangsiapa yang ingin menjadi manusia yang paling kaya, maka hendaklah dia lebih yakin dengan apa yang ada ditangan Allah dari pada yang ada ditangannya.”[2] Allahu A’lam bisshawaab…

 

REFERENSI:

Diringkas oleh: Ayesa Artika Aprilia dari kitab FIKIH ASMA’UL HUSNA karangan Prof. DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr

[1] Shahih Al-Bukhari nomor 6384 dan shahih Muslim nomor 2740.

[2] Hal ini disebutkan oleh Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa 13/322 dan diriwayatkan juga secara marfu’ kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, tetapi tidak shahih. Lihat As-Silsilah Adh-Dha’iifah nomor 5421.

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.